[ Let's make up ]

1K 116 24
                                    

"Mark????"

Seolah ia tak percaya dengan yang ia lihat,Koeun mengucek matanya sendiri. Rasanya tadi ia sudah mengusir lelaki ini, tetapi kenapa ia jadi kembali lagi? Masih dengan nampan berisi makanannya pula. Jangan bilang...

"Sepertinya tidak ada tempat kosong sama sekali, Saya sudah keliling tapi tak menemukan satupun. Tidak apa kan kalau saya ikut bergabung? Saya janji tidak mengusik kalian. Teruskan saja pembicaraan kalian"

Donghyuck tentu saja sangat senang melihat kehadiran lelaki ini. "Boleh,boleh. Kebetulan sisa kursi kosongnya di samping Koeun" ucapnya dengan nada yang bisa dibilang sedikit menggoda Koeun. Gadis yang menjadi sasaran Donghyuck itu tanpa sadar memanyunkan bibirnya.

Kok bisa-bisanya sih? Tapi dia juga tak sanggup untuk menolak. Kasihan juga kalau lelaki satu ini tidak makan karena ia tidak memberikan kursi padanya. Mau di cap sebagai orang terjahat karena tidak memberi tempat duduk ke seorang Presbem?

"Oke,makasih" Mark mendudukkan dirinya di kursi samping Koeun dan mulai berfokus pada nampan di hadapannya. Sesuai janjinya, Mark sama sekali tidak menggubris mereka bertiga dan langsung saja makan seolah mereka bertiga tidak ada.

Koeun sedikit bingung dengan sikap diamnya Mark ini,namun ia sebenarnya agak bersyukur juga. Kemudian Koeun kembali menatap Yeri dan berkata "Lanjutkan, tadi sampai mana kita?"

Yeri tersadar dan kemudian kembali sedikit lebih serius wajahnya, tapi terlihat jelas bahwa ia merasa lebih rileks dari sebelumnya. "Aku ga ada niatan untuk bilang pada Lucas tentang perasaanku saat itu,karena yang ada di pikiranku adalah sejak awal Lucas itu buat kamu"

"Uhuk..uhuk" Mark disamping Koeun tiba-tiba tersedak.Donghyuck dengan cekatan memberikan air botol miliknya ke Mark "Pelan-pelan makannya,bang. Ga ada yang minta" Mark segera meneguk air yang diberikan sambil menepuk pelan dadanya sendiri.

"Maaf tadi kurang fokus makannya" ucap Mark sembari menyeka bibirnya yang terdapat sisa-sisa makanan. "Kurang fokus apa nguping pembicaraan orang....." gumam Koeun kepada dirinya sendiri dengan nada sedikit ketus.

Mark yang duduk di sebelahnya tentu saja agak mendengar ucapan Koeun dan menajwab "Engga, tadi beneran gak fokus,ada hal proker yang lagi Saya pikirin" belanya. Koeun yang mendapat jawaban Mark langsung sedikit salah tingkah. Ia tidak bermaksud untuk membuat Mark mendengar hal itu.

"Ya-yaudah,lanjutin gih makannya"

Mark hanya terdiam dan kembali melanjutkan makannya. Sedangkan Donghyuck dan Yeri yang sedang duduk berhadapan mereka hanya mampu saling berpandng-pandangan. Mengirim sinyal lewat tatapan mata mereka masing-masing.

"Kamu ngerasa ga sih kayaknya kita ngeganggu gitu?"  Yeri menatap Donghyuck.

"Ngerasa banget, cabut apa engga nih?" Donghyuck membalas tatapan Yeri dengan tatapan lainnya.

"Ntar aku diamuk Koeun,belum selesai sih ceritanya"

"Yaudah selesaiin dah"

"Yeri? Kok diem aja?" pertanyaan Koeun sedikit mengagetkan mereka berdua yang tadinya sedang berfokus saling tatap-tatapan. "Eh,a-anu kayaknya aku pergi duluan deh Eun"

Koeun tampak tidak suka mendengar perkataan Yeri dan mengerutkan keningnya, "Lah,kenapa? Kan belum selesai?"

"A-anu ada tugas kelompok"

"Eh iya aku juga" Donghyuck ikut berdiri dan menampilkan gelagat hendak kabur mengikuti Yeri. "Ceritanya bisa dilanjut besok atau kapan-kapan juga boleh" tambah Donghyuck dan segera mendorong Yeri agar cepat-cepat cabut dari meja tersebut. Intinya mereka harus segera pergi dari sini. Urusan dimarahin atau tidak itu bisa dipikirkan nanti ketika masalah Mark dan Koeun ini selesai. Itu yang dipikirkan Yeri dan Donghyuck yang entah bagaimana bisa sama.

Mereka memang sudah klop satu sama lain.

"Yeri! Donghyuck!" Koeun berusaha memanggil mereka yang semakin lama semakin cepat pula langkah kaki mereka untuk menjauh. Hingga pandangan punggung mereka kini sudah tak telrihat lagi. Koeun yakin dengan sangat kalau mereka berdua pergi karena melihat Mark disini.

Kedua sahabatnya itu senang sekali membuat dirinya berada pada keadaan seperti ini. Keadaan yang terpaksa harus menghadapi si Presbem menyebalkan.

Koeun melirik ke samping kirinya, terlihat Mark yang masih fokus pada nasinya dan tidak terlihat terganggu dengan sikap Yeri serta Donghyuck tadi. Seolah tidak terjadi apa-apa. Maka,dengan sangat terpaksa Koeun kembali duduk. Namun kepalanya berkecamuk dengan pertanyaan, haruskah ia tetap disini atau ikut pergi saja.

Koeun terdiam. Harusnya ia ikut pergi saja tadi tidak usah pakai berpikir segala seperti ini.

"Bukankah kita juga harus ada yang dibicarakan?" Mark yang masih santai menyuapkan nasi ke dalam mulutnya bertanya. Koeun menoleh, "Eh? Y-ya sepertinya iya"

Benar juga, dirinya dan Mark ada yang harus diperjelas. Lagipula, Koeun merasa dirinya berhutang maaf pada lelaki ini. Ia juga tak bisa terus-terusan lari dari Mark dan membuat semuanya menjadi lebih kacau. Mau bagaimanapun Koeun harus mendapatkan izin Mark perihal klubnya nanti.

Tunggu sebentar,klub?

Bukankah ini sudah lebih dari dua minggu?

Harusnya kan...

"Saya sudah selesai makan,nanti kita bicara di ruang sekre atau mau dimana?" tanya Mark sembari membereskan alat makannya. "Dimana aja terserah kamu disini juga gapapa"

Mark nampak berpikir dan mengangguk kemudian "Oke, disini aja kalau gitu. Siapa yang mau mulai lebih dulu?" Mark kini memposisikan dirinya lebih miring ke arah Koeun agar bisa melihat wajah perempuan itu lebih leluasa. Sedangkan Koeun sibuk menatap ke kiri dan ke kanan. Sebisa mungkin untuk tidak melihat wajah Mark.

"Kalau begitu saya aja dulu karena sepertinya kamu be-"

"Aku minta maaf!"

Mark agaknya terkesiap ketika Koeun tiba-tiba berbicara lantang seperti itu. Kaget mungkin kata yang lebih tepat.

"Maaf aku bertanya hal itu. Aku tahu harusnya aku tidak megurusi hal yang satu itu. Maaf, aku benar-benar minta maaf" Mark menghela napasnya dan memandang Koeun sendu. Entah mengapa ada perasaan bersalah juga membuat Koeun seperti ini.

Tanpa aba-aba sebelumnya,Mark mengusap pelan puncak kepala Koeun "Saya juga minta maaf,malam itu juga saya salah berbicara. Maaf kalau itu membuat kamu kesal"

Deg!

Jantung Koeun berulah lagi. Wajahnya terasa panas secara mendadak. Kenapa lagi ini? "Eh, ya, gapapa. A-aku juga s-salah. Bahkan kalau benar selama ini kamu hanya main-main denganku,aku ga ada hak untuk kecewa. Bukankah awal aku mendekatimu karena perihal klub itu? Maaf ya"

Mark tersenyum tipis dan kemudian tangannya turun menuju pipi perempuan itu,"Lagipula saya ga pernah main-main sama kamu"

"Hah?"

-----------------------------------



Red Dress +Mark , KoeunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang