EEE PENONTON!
Kelapa muda di dalam kulkas
Seger euy!
WEEE MATA PANCING!
Jangan lupa vote dan comment ya gengs! Terima kasih❤Prepare your heart guys and this part will be one of long ass chapter
Are you ready for it?
"Ada gubuk di seberang sungai dan gue denger suara tembakan dari sana," ucap Doyoung yang diangguki oleh Jisung.
"Taeil gimana? Kakinya robek?" tanya Johnny.
"Engga cuma sedikit dalam ga perlu di jahit cuma dia bakal nyeri kalau jalan karena lukanya di telapak kaki," ucap Jungwoo.
Sesaat setelah mendengar bunyi tembakan saat itu Taeil, Doyoung, dan Jisung langsung berlari meninggalkan tetap itu tapi Taeil tidak melihat ada sebuah ranting yang membuat dirinya jatuh dan ranting yang cukuo tajam dan tebal itu menembus sendal yang membuat kakinya terluka.
"Hidup gue kayak ga tenang kalau Ten ga ketemu," ucap Doyoung.
"Ya kita harus gimana? Ini udah malem dan ga mungkin kita keluar sekarang kecuali kalau kalian punya cita-cita buat jadi zombie." ucap Yuta.
"Tapi nyawa sahabat gue ada di luar sana!" tegas Doyoung.
"Nyawa sahabat lo di luar sana terancam terus kalau kita keluar malam gini dengan keadaan satu orang luka apa nyawa kita ga terancam?" ucapan Johnny sukses membuat Doyoung bungkam lalu meninggalkan mereka semua yang ada di ruang tengah ke kamarnya.
"Maaf, Doyoung emang gitu dia cuma takut Ten kenapa-kenapa." ucap Kun.
"Kita ngerti Kun cuma berapa nyawa yang bakal terancam juga kalau kita keluar tengah malam gini?" ucap Taeyong.
"Sekarang semuanya istirahat besok pagi kita bakal cari Ten lagi dan beberapa ada yang jaga Taeil." ucap Johnny.
Setelah Johnny membubarkan rapat ia langsung masuk ke dalam kamarnya yang diikuti oleh Jeno.
"Kenapa?" tanya Johnny to the point.
"Kayaknya malam ini juga saya sama teman-teman mau keluar," ucap Jeno.
"Untuk?" tanya Johnny dengan mata terpejam.
Ia lelah dengan semuanya.
"Cari Ten," jawab Jeno yang membuat Johnny menghela napas.
"Lo ga takut mati?" tanya Johnny yang mulai lelah dengan semuanya.
Ia merasa secara tidak langsung dirinya ditunjuk sebagai pemimpin dan Jeno sebagai wakilnya. Ia merasa semua orang di kumpulan ini menggantungkan hidup dan mati mereka pada Johnny Jeno.
"Engga." jawab Jeno dengan tegas tanpa keraguan.
"Lo tau kan- lo termasuk orang yang paling gue percaya? Lo salah satu orang yang bisa gue andalkan." Johnny bangun dan merubah posisinya menjadi duduk.
"Kalau lo mati- gue juga mau mati aja rasanya. Beban kita itu bukan hanya bagaiman diri kita sendiri ini selamat tapi bagaimana kita menyelamatkan orang lain. Lo tau gue hampir gila ketika tau Lucas mati walau dia sedikit gila gue bisa mengandalkan dia,"