Brave

1.4K 77 10
                                        

" Third"ujar Sae begitu lemah. Hingga ia tak yakin jika Third mendengarnya.

Namun keadaan pemakaman yang sunyi berhasil membuat Third mendengar ucapan lemah tersebut.

"Jadi inikah maksud ucapanmu, Yuyee"ucap Third menghadap Sae. Namun ucapannya menandakan jika ia sedang berbicara dengan Yuyee.

"Third, begini, aku adalah-"

"Aku tahu kau sahabatnya, Jubjang"ujar Third begitu lembut sama seperti sebelumnya.

"Yuyee adalah sahabatku"

"Dan ia adalah pacarku hingga saat ia menghembuskan nafas terakhirnya"

"Third"

"Dan kau adalah jawabannya untukku"ucap Third dan langsung melihat atau lebih tepatnya menatap Sae.

"Jawaban?"bingung Sae. Tapi sesuatu kemudian menyentakkan dirinya.

"Jagalah Third untukku"

Ucapan Yuyee tersebut menyentakkan batin Sae. Sae kemudian menghadap Third guna memastikan apa yang dipikirkannya.

Namun tepat saat ia menoleh, Third sedang tersenyum yang nampaknya sangat menyakitkan namun ia memaksakannya. Kemudian tak lama ia menepuk kepala Sae dengan lembut.

"Hidup kita akan berubah mulai saat ini"ucap Third dengan mata yang menyiratkan kesedihan. Jangan lupakan nadanya yang amat sangat lembut itu.

"Third"ujar Sae lemah begitu ia melihat Third yang tengah memegang mawar putih, bunga kesukaan Yuyee.

"Akhirnya kamu datang juga kesini"ucap Third seolah ia memang telah menanti Sae.

'Akhirnya?'batin Sae keheranan. Begitu ia selesai membaca diari Yuyee, ia nengetahui bahwa Third tak pernanh mengetahui namanya, mungkin hanya nama tidak dengan orang nya.

"Apakah aku begitu banyak melewatkan waktu tanpa tahu dengan Yuyee?"

"Menurutmu?"

"Maafkan aku. Aku melupakan pacarmu disaat akulah penyebab dia meninggalkan kita"

"......."

"Third, sejak kapan Kamu mengenalku?"tanya Sae saking ia bingung dengan situasi saat ini.

"Hahahahaha, kau bercanda? Tentu saja aku mengenalmu"ucap Third seperti mereka memang telah dekat. Bahkan mungkin ia melupakan tindakannya yang membully Sae selama ini.

"Jawablah"

"Sejk pertama kali kita bertemu"

"Tapi, dari diari Yuyee, kita tidak pernah bertemu"

"Kamu berpikir seperti itu? Diari itu adalah milik Yuyee, bahkan Yuyee sendiri tak pernah mengetahui jika aku mengenalmu"

"Kapan kamu mengenalku? Di Phuket?"

"Tidak"

"Terus?? Memang kita pernah bertemu sebelum itu?"

"Saat Yuyee ulang tahun ke 16"

"Kau mengenalku telah lama tapi kenapa kau tak memberitahuku mengenai hal ini. Kau tahu, aku lupa akan kalian semua saat itu. Bahkan kemarin aku masih menganggap kalian orang asing"

"Karena bukan hak aku untuk memberitahumu Jubjang"

Jawaban Third berhasil membut Sae terdiam. Bukan hak nya, terus hak siapa untuk memberithunya mengenai masalalu yng telah ia lupakan itu.
Sae malah semakin mengernyitkan dahinya begitu ia menyadari sesuatu.

"Aku-kamu?"ujar Sae semakin mengernyitkan dahinya bingung.

"Salah, kah?"

"Uhh, tidak sih. Cuma terdengar sedikit aneh"

Love Warning[COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang