Bully

2.4K 100 3
                                        

Matahari tengah bersinar terik dilangit sana, menebarkan rasa panas bagi siapapun yang berada diluar ruangan. Tak terkecuali mahasiswa di Chulalongkorn University pun ikut kepanasan, pohon-pohon atau apapun yang bisa membawa kesejukan penuh dengan mahasiswa/i yang sedang ngadem.

Lain hal nya dengan gadis yang satu ini, sedari tadi ia sibuk bolak-balik antar fakultas karena diharuskan mengantarkan tugasnya yang entah kenapa sekarang berkunjung ke fakultas lain.

Tentu saja hal itu tak luput dari perhatian Third. Ia dan temannya tengah nongkrong dikantin kampus ditemani minuman dingin yang menyegarkan.

Bukan apa-apa, bagaimana Third tidak terusik jika gadis itu selalu melewatinya setiap waktu. Dan itu sudah berlangsung cukup lama, hingga Third muak sendiri. Belum ditambah cuaca yang sangat panas hari ini. Semakin membuat mood-nya buruk.

Sedangkan Sae ia ribet sendiri, entah kenapa dosennya hari ini begitu menyebalkan. Bayangkan melintasi satu per satu fakultas yang jarak masing-masingnya sekitar dua km ditengah cuaca terik ini, dan tanpa berhenti.
(bunuh saja hayati bang)

Sae bahkan tak menyadari jika ia telah melewati Third beberapa kali. Dan sekarang Sae tengah membawa setumpuk paper untuk dibawa ke fakultas pendidikan, yang mana berarti ia harus melewati kantin lagi.

Ini disebabkan dosennya yang tadi tiba-tiba mencegat jalannya ke kelas dan dengan tampang tak berdosa menyuruhnya membawa setumpuk paper ini ke fakultas pendidikan. What the......
Dan saat Sae tengah fokus pada paper yang ia bawa dan tak memperhatikan jalan, Third melihat kesempatan itu. Entah kebetulan atau apa semua orang yang tadi berteduh di taman kampus mulai beranjak kekantin, mungkin mereka haus. Third tersenyum licik melihat peluang yang cukup besar.

Hanya tinggal beberapa meter lagi Sae pun tiba tepat di samping Third. Third mengkode teman-temannya untuk mengabadikan momen ini.

Melihat kanan kiri, memindai situasi, mengawasi guru(eh salah, ini untuk nyontek), Third menjulurkan sebelah kakinya tepat pada jalan yang akan dilalui Sae.

Penglihatan Sae yang terhalang setumpuk paper itu tak menyadari jika ada kaki didepannya. Beberapa langkah lagi, Sae akan jatuh. Dan

Bruk...

Suara dentuman tubuh ditambah kertas yang tebal terdengar seantero kantin. Semua orang mendadak menghentikan aktivitasnya demi melihat dimana sumber suara itu.

Dan tepat dihadapan Third, ada seorang gadis yang tengah tersungkur dilantai dengan setumpuk kertas yang bersekarakan disekelilingnya.

Gadis itu-Sae-segera melihat siapa pelakunya dan menemukan Third beserta temannya yang tengah tertawa bersama.

Dan ternyata iblis itu yang menyebabkannya jatuh. Kemudian tatapannya jatuh pada ponsel yang berada ditangan Mark. Ohh God, jangan bilang mereka merekamnya. Sungguh memalukan.

Dengan segera Sae berdiri dan meraih ponsel itu, namun tanganya kalah cepat dengan tangan Third yang sudah terlebih dahulu meraih ponsel itu dan mengangkatnya tinggi.

"Siniin ponselnya"seru Sae mencoba menggapai ponsel itu. Namun tak sampai lantaran tingginya yang memang lebih rendah dari Third.

"Mau ini? "tanya Third memainkan ponselnya digenggaman tangannya. Spontan Sae mengangguk, ia tak mau malu lagi. Sakit sih tidak, malu iya.

Saat ia tengah sibuk melompat-lompat lagi-lagi Third menganggu kakinya yang menyebabkan pendaratan dari lompatannya tidak sempurna. Sekali lagi Sae jatuh.

Semua orang disana tertawa melihat Sae yang terjatuh. Kembali dengan rasa malu, Sae mencoba bangkit, namun hasilnya ia kembali terjatuh, ahhh sepertinya kakinya terkilir.

Love Warning[COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang