Sae menaiki tangga guna mencapai rooftop, tempat dimana Third menyuruhnya menemuinya tadi. Sejak kejadian tadi, pikiran Sae dipenuhi oleh Third. Sungguh, ia tak pernanh sekali pun membayangkan jika Third akan selembut itu padanya.
Tanpa Sae sadari, gadis itu telah sampai diatap dan melihat sekitar. Tak ada siapapun disana. Hanya ada dirinya seorang. Tak sedikitpun ia melihat keberaaan Third disana. Yang ia lihat hanya setangkai bungaTulip putih, bunga yang dalam bahasa bunga berarti permohonan maaf. Siapa yang meletakkan bunga ini disini.
Sae kembali melihat kesekeliling, siapa gerangan yang meletakkan bunga itu disini. Sae menghampiri setangkai bunga TUlip putih yang diletakkan dimana seserang bisa melihatnya dengan jelas, ia mengenggam bunga itu dan mencari siapa pemilik bunga ini sebenarnya.
Saat mataya sibuk berputar ke sekeliling, tanpa sengaja matanya menemukan sebuah kertas kecil dibawah meja yang sengaja diletakkan diatas rooftop, tempat dimana bunga ini sebelumnya berdiam.
Jangan menangis lagi, cantik. Maafkan aku membuat buliran air itu turun dari mata indahmu tadi. Sungguh, aku tak snaggup melihat itu, bahkan sekarang aku begitu merasa bersalah. Jangan pernah menitikkan air mata itu lagi, cantik. Jiwaku tersiksa saat melihat wajah cantikmu dihiasi air mata itu
Sae terharu dengan isinya.Ia bisa dengan pasti menebak,siapa gerangan yang meletakkan bunga ini disini. Ya tuhan, sebentar lagi ia akan meleleh jika terus seperti ini. Akhir-akhir ini jantungnya serasa tak sehat karena terus berdetak dnegan cepat, ia khawatir jika ia memiliki penyakit jantung nantinya.
Sae kemudian kemali turun kebwaha dengan membawa bunga tulip putih digenggamannya. Saat ia melewati anak tangga terkahir, disana diatas tepat dibelakang pintu penghubung rooftop dengan tangga ini seserang kelaur dengan senyum diwajahnya. Tanda ia merasa lega sekaligus bahagia, jika gadis yang tadi menangis karena bisa tersenyum lagi saat ini.
#########
Sae tiba dirumahnya dengan perasaan berseri-seri. Ia tak sanggup menahan rasa senangnya. Ibunya yang melihat anak gadisnya senyam-senyum sendiri, hanya menggelengkan kepala maklum. Ia teringat akan dirinya saat ia masih muda dulu. Persis seperti Sae.
Sae emasuki kamarnya dan melihat kamarnya yang begitu sempit, hingga tak ada ruang kosong lagi disana. Buku-buku kuliahnya berserakan tak menentu diruangan itu. Sae kemudian menghela nafas dan kemudian berniat membersihkan kamarnya, guna mencari tempat untuk bunga itu.
Sae memindahkan, manata, dan membuang hal yang sudah tak ia perlukan lagi. Ia melkakukan segala hal dengan sigap. Namun ia sedikit kesulitan saat membersihkan sudut kamar dan disamping tempat tidurnya. Ia mengelap keringat yang mengucur indah diwajahnya sedari tadi.
Sae dengan sekuat tenaga mendorong sedikit koper-koper yang berada disudut kamarnya dan melihat koper mana yang harus ia kosongkan ataupun yang harus ia pindahkan kegudang. Sae tanpa rasa curiga sedikitpun membuka koper dari yang paling bawah. Koper yang telah lama terletak dikamar ini.
Sae dengan perlahan membuka koper itu dan menemukan sesuatu yang aneh. Koper itu bukan miliknya, ia tak pernah memiliki koper itu.
Didalamnya terdapat beberapa baju, dan peralatan biasa seperti rang yang bepergian. Sae dengan penasaran menyelidiki isi koper itu guna mnegtahui koper siapa ini. nMauns esuatu yang aneh menarik perhatian.
Sebuah foto.
Bingkai foto tersebut dihiasi bingkai yang indah. Dibingkai terdapat dua buah tanda tangan, dan tanda tangan yang berada dikiri bawah adalah tanda tangan dirinya. Selain tandan tangan, bingkai itu dihiasi dnegan kata-kata yang menggambarkan dua orang didalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Warning[COMPLETE]
Diversos#Highest Rank 557 in random at 241217 #Highest Rank 474 in random at 070118 #Highest Rank 300 in random at 140118 Ada yang fans nggak sama Third Kamikaze dan Jubjang Sarina. Kalau ada, aku ingin memberikan kalian sebuah cerita mengenai mereka berdua...