"Jubjang"teriak seseorang didepan wajah Sae yang tertidur berlinangan air mata.
"Heii, Jubjang"ujar pemuda itu memanggil Sae dengan khawatirnya. Pasalnya gadis itu sekarang tengah tertidur dengan linangan air mata.
Pemuda itu terus menggoncangkan tubuh Sae dan memanggil gadis itu. Ia ingin gadis itu segera bangun. Seorang gadis yang tertidur dengan linangan air mata.
"Jubjang"teriak pemuda itu lagi, hingga semua orang yang tengah menunggunya dan gadis yang sedang tertidur ini segera naik keatas.
"Ada apa nak?? "ujar ibu Sae melihat Third yang tengah menggoncangkan tubuh Sae dengan sedikit keras.
"Ohh, tante. Sepertinya Jubjang mimpi buruk"ujar Third seolah ini adalah hal biasa, namun tentu tidak untuk sang wanita paruh baya ini. Sejak kapan anak gadis kesayangannya mimpi buruk?
Ibu Sae segera berlari menuju sang anak gadis tercinta. Ia mengenggam tangan anak gadisnya dan tangannya yang satu lagi menghapus buliran air mata yang membentuk parit dipipi sang anak.
Sedangkan Third, ia malah menatap Sae penuh khawatir. Ia takut jika melihat seseorang mimpi buruk, karena ia tahu bagaimana mimpi buruk itu begitu memperngaruhi kehidupan seseorang
"Sae"ujar sang ibu mencoba membangunkan anak gadisnya. Begitu juga dengan Third, ia entah karena apa menjadi panik. Sangat panik. Ia ikut memanggil nama Sae agar membangunkan gadis itu.
"Heii, jubjang"
"Ayolah sayang"
Sahutan demi sahutan terdengar di mini rooftop saat itu.
"Jubjang Saerina"teriak Third tepat ditelinga Sae, dan secara mengejutkan Sae tiba-tiba bangun. Seperti seseorang yang dibangunkan secara tiba-tiba. Dan tanpa sadar tangannya meraih sesuatu untuk ia peluk, dan ternyata itu Third.
Sae memeluk Third dengan sangat eratnya.
Ibu Sae shock seketika, anak gadisnya bagun.
"Sayang"panggil lemah sang ibu.
"Mama"ujar Sae ketakutan. Mungkin ia tak sadar jika ia telah memeluk Third, dan ketika ia mendengar suara sang ibu, ia langsung berpindah memeluk ibunya tercinta.
"Sudah sudah, mama disini sayang"ujar sang ibu sambil membelai lembut rambut panjang semampai sang anak.
Sedangkan disisi lain, tepatnya disamping kanan Sae, seseorang tengah terpaku diam dengan debaran jantung yang semakin cepat.
Ya disana, Third tengah kaget karena pelukan Sae. Ia tahu jika ia panik saat Sae tertidur dengan linangan air mata, namun saat Sae memeluknya dengan begitu eratnya, ia seketika mematung.
Belum lagi jantungnya yang semakin berdetak keras dan nyaris ia dengar sendiri.
Setiap orang disana, orang tua Third dan Leo, orang tua Sae, Leo dan Aom menatap lega Sae, dan turun kebawah dengan menggiring Sae yang masih shock dengan dirinya sendiri.
Mereka tak sadar jika mereka telah meninggalkan Third sendirian diatas. Third kemudian menatap kesekeliling dan menemukan hanya dirinya dan boneka yang berada dipangkuan Sae disana.
Third menjatuhkan dirinya yang telah memakai suit berwarna biru gelap, hampir menyerupai navy ke atas kursi gantung yang sebelumnya Sae gunakan untuk tidur.
Malam ini, saat sampai dirumah ia diberitahu harus menghadari acara makan malam teman ayahnya, dan ia baru sadar saat teman ayahnya itu adalah ayahnya Sae saat mereka telah sampai didepan pagar rumah gadis itu.
Tadi saat mereka telah sampai, ia tak melihat Sae disana, akhirnya ia tahu jika Sae tertidur, dan Leo mendorongnya untuk membangunkan gadis itu. Ibunya Sae pun menyetujui ide tersebut, alhasil ia disini sekarang. Di mini rooftop.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Warning[COMPLETE]
Random#Highest Rank 557 in random at 241217 #Highest Rank 474 in random at 070118 #Highest Rank 300 in random at 140118 Ada yang fans nggak sama Third Kamikaze dan Jubjang Sarina. Kalau ada, aku ingin memberikan kalian sebuah cerita mengenai mereka berdua...