Siang itu, Third dan teman-temannya tengah bermain basket di lapangan basket kampus.
Mereka jadi tontonan mahasiswi perempuan, dan so pasti, permainan mereka diiringi teriakan histeris mahasiswi yang berada disamping lapangan. Ditengah teriakan histeris itu, terdapat seorang perempuan yang tengah melihat mereka bermain dengan senyuman yang disampingnya terdapat seorang laku-laki tampan lainnya.
"Le, Reo masih belum berubah, ya?? "tanya gadis itu melirik seseorang yang disampingnya, ya dia adalah Leo Kamikaze.
"Hmmm, Aom, kamu tahu dia selalu membuat masalah denganku"jawab Leo sembari menatap Aom yang berada disampingnya. Aom adalah teman masa kecil Leo dan Third.
"Mungkinkah itu karena aku? "sendu Aom masih menatap Third yang tertawa bersama sahabatnya, tawa palsu yang selama ini selalu ia tampilkan.
"Nggak, Aom. Kamu nggak salah, OK? Waktu itu Third cuma salah paham"
"Tetap saja kan. Aku yang paling bersalah disini"ujar Aom seolah tak ingin dibantah dan berjalan pergi meninggalkan lapangan basket dan Leo. Seolah ia sedang lari dari kesalahan akibat takdir salah yang telah ia pilih. Lari dari kenyataan.
Berbeda dengan gadis satu ini, Sae malah berjalan santai ditepi lapangan basket sembari menutup telinganya dengan earphone. Dia seakan tak peduli dengan situasi saat ini. Dan disanalah Third mengalihkan pandangannya.
Ia melihat gadis itu, Jubjang, gadis itu tengah berjalan sembari melihat ponselnya. Apakah ponsel itu lebih menarik daripada menonton dirinya. Pikir Third narsis. Kemudian lampu kuning bersinar terang diatas kepalanya.
"Woii, Third, ngapain? "ujar salah satu sahabat Third, Bryan.
"Ahh, nothing. Yan, panggil yang lain gih"sahut Third dan langsung diiyakan oleh Bryan.
"Ada apa? "sahut Bryan setelah berhasil mengumpulkan teman-teman mereka.
"Gue buktiin, jika ucapan gue tadi malam harus terlaksana, nggak akan ada yang berani menghukum gue"
"What? Jangan bilang soal Sae, come on Third, dia itu primadona. Lo nggak salah, mending lo buat dia jatuh cinta daripada bully dia"teriak Mark yang dihadiahi tatapan setajam maut oleh Third. Ia tak suka dibantah.
"Justru karena itu, gue akan buat dia mencintai diri gue yang selalu membully dia. Sehingga ia takkan bisa menghilangkan gue dari pikirannya"ujar Third tersenyum licik. Kemudian dia melanjutkan permainannya yang tadi tertunda yang diikuti yang lainnya. Namun dalam permainan itu, ia menyimpan rencana untuk Sae.
Sae yang tak mengetahui jika Third memperhatikannya, masih saja melanjutkan langkahnya. Fyi, lapangan basket kampusnya sedikut besar, jadi perjalanan Sae sedikit lama.
Third masih lanjut bermain, ia mengarahkan temannya tepat searah dengan Sae, dan mengoper bola basket ditangannya dengan kekuatan penuh. Bola itu bukannya sampai ke Mark, malah menuju kearah Sae. Sae masih belum menyadari itu, sedangkan orang-orang disekitarnya telah meneriakinya. Sungguh bodoh. Dan......
Bola tersebut tepat mengenai tubuh Sae, sehingga Sae oleng, dan bagian tangannya sakit.
Ia kemudian menanggalkan earphonenya dan melihat kearah lapangan basket. Sejurus kemudian, tepat searah dengannya, laki-laki yang bersamanya saat di pantai itu sedang tersenyum mengejek. Ohh, sial lah Third dan kecerobohannya ini.
Sedangkan Third, ia tersenyum mengejek. Akhirnya gadis itu terbalaskan, dia segera berlari kearah Sae, dan berdiri tepat dihadapannya.
Sae melihat Third mendekat hanya mendengus, dan berusaha bangun, namun sepertinya kakinya terkilir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Warning[COMPLETE]
Rastgele#Highest Rank 557 in random at 241217 #Highest Rank 474 in random at 070118 #Highest Rank 300 in random at 140118 Ada yang fans nggak sama Third Kamikaze dan Jubjang Sarina. Kalau ada, aku ingin memberikan kalian sebuah cerita mengenai mereka berdua...