19

1K 223 3
                                    

Laki-laki bermasker yang mengacungkan sebuah pisau menarik paksa badan Naya yang tengah terduduk di lantai. wajahnya yang shock kini bertambah parah dengan raut ketakukan. badannya bergetar hebat dan napasnya terasa tercekat. pisau kecil tajam itu menyentuh permukaan kulit leher gadis cantik itu.


"NAYA!!"


"to-to-long lep-pasin gue." Naya sudah menitikkan air matanya, mengingat selama dia hidup tidak pernah sekalipun disambangi dengan kematian yang terasa sedekat ini sampai sepertinya dia akan selalu memimpikan bagaimana nantinya pisau kecil itu menggores lehernya.


ketiga teman yang dia pandangi memasang wajah yang tidak bisa di artikan karena mereka semua yang berada dalam ruangan tau, jikalau satu langkah mereka mendekat, maka goresannya akan dimulai, langkah berikutnya mendekat, makan goresannya akan di perdalam. oleh karenanya, mereka semua diam. Dita lemas dan hampir tidak memiliki tenaga untuk mengacungkan tongkat pun ikut menangis ketakutan. Beruntung kedua lututnya masih kuat untuk menopang tubuhnya dengan penuh keberanian.


"jangan sakitin temen-temen gue lagi." Dita berujar lirih dalam tangis parau yang memilukan.


sudah beberapa temannya raib karena sebuah kecelakaan yang tidak mereka mengerti, dan kini seolah dipaksa menyaksikan kematian temannya sendiri sedangkan dia sama sekali tidak bisa berbuat banyak.


perlahan rambut Naya ditarik ke belakang, dijambak dengan keras hingga kepalanya mendongak ke belakang. Naya mengerang kesakitan.






Brakkkk






Sebuah hantaman keras terdengar ke penjuru ruangan. Menjatuhkan sebilah pisau kecil yang mengkilat.


dan sang laki-laki bertopeng itu tumbang hanya dengan satu kali pukul di kepalannya.












"YUDHIS!!"



[✔] [1] Press Start || 95LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang