25

1.2K 230 5
                                    

Tara mengikat kedua tangan kembaran Bobby itu dengan kencang. Para wanita berjalan di depan sedangkan para pria berjalan beringan sembari menjaga sang tersangka agar tidak kabur.

"Gimana? Jessy bisa bisa di hubungi nggak?" Naya menatap khawatir ke arah teman-temannya. Sembari meneruskan langkah keluar dari gedung tua itu, Naya terus mencoba menelpon Jesselyn yang sekarang ini tidak diketahui keadaannya.

Terakhir kali mereka berbalas pesan adalah sepuluh menit lalu, ketika mereka sudah menemukan pelaku teror sebenarnya. Setelah itu semua teman yang berpisah tidak lagi memberi kabar. Bahkan Yudhis sendiri sudah memanggil emergency call.

"Ahhhhh! Gimana ni? Gue nggak bisa ninggalin yang lain gitu aja!" Dita mengacak rambutnya frustasi. Dia jongkok sebentar dan menundukkan kepalanya. Kepalanya pening dan tidak bisa membayangkan apa-apa lagi. Dia takut kalau teman-temannya yang lain tidak seberuntung mereka yang berhasil membekap pelakunya.

Bahkan dia masih bingung soal Angga yang di sebut-sebut sebagai psikopat. Kembaran Bobby tidak memberi banyak petunjuk, bahkan setelah di pukuli habis-habisan. Dia hanya tertawa dan mengatakan kalau 'semuanya sudah berakhir' sambil memberikan senyuman mengerikan.

"Gue bakalan susulin mereka." Dita berdiri dan hendak menjauh dari barisan. Namun, lengannya buru-buru di tahan Teza yang menatapnya cemas.

"Lo mau mati hah?!" Bentak cowok itu. "Lo tau kita bahkan nggak tau mereka dimana?!"

"Lepas!" Dita menarik lengannya dengan paksa. "Gue nggak bisa diem aja!"

"Nggak usah bodoh lo, seengganya kita di sini selamat!!"

"Lo nggak liat apa yang udah dia—" Dita menunjuk kembaran Bobby, "—lakuin sama Shella? Lo denger sendiri cerita soal Angga? Lo nggak khawatir sama temen lo sendiri?!"

"Tapi nggak lo juga bahayain diri lo sendiri dong, Dit!"

"Terus gue harus gimana?! Berdiam diri sampe gue nemuin mayat mereka?!"

"DIEM!" Yudhis berteriak agak kencang menginterupsi perdebatan yang tidak ada gunanya Suaranya menggema ke seluruh ruang kosong dalam kegelapan.

Laki-laki itu memejamkan matanya. "Mereka nggak akan mati semudah itu!"



















































Namun, tak butuh waktu satu detik setelah ucapan Yudhis, terdengar suara kaca pecah dari sebelah Barat. Di situlah mereka menemukan sosok yang tergantung-gantung di atas kematiannya.


***

Habis ini ending ya hehehe

[✔] [1] Press Start || 95LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang