Assyauqi 7

692 68 2
                                    

❄Bertemu Dengannya❄

Ku hantarkan bisikan angin, yang lembut membelai dalam naungan doa. Lalu ku katakan sesuatu padanya, sebuah kata yang akan selalu menjadi rahasia.

***


Malam sudah sangat larut, dan gadis itu masih berlari tergesa menuju gedung apartemen tempatnya tinggal. Pukul sebelas malam dia tiba di rumah. Debuman keras terdengar saat daun pintu rumahnya terbuka, beruntung seseorang di dalam sana tidak terbangun karena ulahnya. Gadis itu terlelap diatas sofa, lihatlah bahkan kerutan di dahinya terlihat jelas saat dia tertidur.

Beralih dari Ebba cepat Alqyra segera mengemas barang-barangnya. Hingga krasak-krusuk yang terdengar karena aktifitasnya itu membuat Ebba terbangun. Mengerjap. Dengan mata merah dan suara seraknya gadis itu bertanya.

"Kau sudah pulang."

Diam. Tidak ada sahutan semakin membuat Ebba kebingungan. Kembali dia membuka suara saat dilihatnya koper besar bertengger di depannya.

"Apa yang akan kau lakukan dengan koper itu?."

Yang ditanya hanya balas menatapnya. Netra itu tampak berbeda dari sebelumnya. Sangat berbeda dari perempuan yang sore tadi mengulurkan tangan untuknya.

"Aku sudah tahu semuanya. Kenapa? Dimana pikiranmu Ebba?."

"Apa yang kau katakan?."

Menghela nafas berat, Alqyra beralih dari tempatnya berdiri. Perempuan itu duduk disamping gadis remaja itu.
"Sekarang aku akan menagih janjimu Ebba. Kau tidak lupa berjanji padaku bukan?. Ceritakan semuanya Ebba, alasanmu berada diantara bentrokan tadi sore."

"Kau memang benar aku salah satu dari mereka. Apa kau akan melaporkanku pada polisi?."

"Bagaimana menurutmu?."
Gadis itu terdiam. Alqyra tersenyum lalu kembali berucap setelahnya.

"Aku ingin meminta bantuanmu."

***

Malam itu juga keduanya pergi, dengan kendaran panjang yang mengular itu Alqyra akan kembali ketempat tinggalnya, kampung halamannya. Rasanya berbagai kemelut berperang menjadi satu di hatinya. Senang, Rindu, dan haru, semua bercampur menjadi satu. Ada yang berbeda dengan perjalanannya kali ini, karena dia tidak sendiri. Ebba, seorang gadis yang baru saja ia kenal menemani perjalanannya kali ini. Karena memang dialah tujuan Alqyra kembali. Pekerjaan yang sesungguhnya sudah menyapa, dan dia tidak boleh hanya berdiam diri.

Ditatapnya Ebba yang tengah terpejam. Wajar gadis itu lelah, Perjalanan mendadak ini memang cukup panjang, besok pagi kereta yang mereka naiki baru akan tiba di stasiun. Harusnya dia juga tidur meski hanya sejenak, tapi pikirannya penuh dengan cerita gadis di sampingnya ini.

Sejak kecil dia hanya hidup berdua bersama Ayah. Ibunya meninggal ketika ia lahir di dunia, bahkan ayahnyapun pergi entah kemana meninggalkan gadis malang itu sendiri. Beratnya kehidupan dia pikul seorang diri, terlunta dan kelaparan terpaksa membuatnya menjadi anak jalanan. Belum lagi kehidupan keras yang harus ia jalani bersama setiap penolakan yang ia terima. Menjadi muslimah saja sulit diterima masyakat apalagi seorang anak jalanan. Pedih sudah hatinya terusik luka, dan karena tekanan itulah dia bergabung dengan anank-anak lainnya. Memberontak, meminta kehidupan yang lebih layak.

AssyauqiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang