❄Salam Perpisahan❄
Sajak tak terlukis telah pudar,
Serpihan-serpihan memoar tinggalah asap kenangan.
Musim boleh berganti seiring waktu berjalan,
Namun akankah rasa itu tetap bertahan?***
Bulan Kesekian.
Langit Hamburg masih kelabu, seperti waktu-waktu sebelumnya. Dan Alqyra kembali melangkah menyusuri tepian Elbe. Sol yang beradu dengan aspal membunyikan iramanya sendiri.
Hari ini Desember telah pergi, Januari juga sudah berada di penghujung waktu. Namun siapa sangka, rasanya baru kemarin dia mengalami delusi tentang seseorang dari masa lalu itu?. Fatamorgana yang membuatnya kembali pada kota super sibuk ini. Jika mau menghitung, sudah satu bulan dia kembali ke Hamburg, menyelesaikan pekerjaan yang masih terbengkalai untuk kembali pada kampung halaman dengan tenang.
Langkahnya ringan saat memasuki bangunan batu ini. Udara hangat segera menyergapnya. "Gutten Morgan Chist!." Christy yang tengah membenahi bingkai foto segera terperanjat saat melihat kedatangannya.
"Kau mengagetkanku dear ..." Christy memutar bola matanya kesal.
Sementara Alqyra hanya bisa terkekeh melihatnya. "Kau sedang apa Christ?."
"Seperti biasa, mengganti foto lama dengan yang baru."
"Oh, bukankah ini album foto lama?."
Alqyra menunjuk album yang tergeletak di atas meja. Sementara Christy mengendikan bahunya acuh. "Benar, ngomong-ngomong apa yang kau bawa?."
"Oh, ini carrywhurst. Spesial dengan saus timur tengah."
"Whoa! Apa ada carrywhurst seperti itu?."
"Tentu saja. Aku membuat resepnya tiga tahun yang lalu," ucapnya dengan nada melamun. Ada seberkas rindu yang kembali muncul saat mengingatnya.
"Banyak sekali?."
"Hei ... ini hari terakhirku bekerja disini. Kita harus adakan makan siang perpisahan bukan?."
Wajah ceria Christy berubah murung.
"Kau sungguh akan pergi?."Alqyra tersenyum, "tentu saja."
Bebrapa detik lenggang. Hela napas terdengar berat dihembuskan oleh gadis itu. Dia memeluk Alqyra sejenak, sembari bergumam lirih, "aku akan merindukanmu."
"Aku pun." Pelukan mereka terurai.
"Baiklah, akan kusiapkan."
Baru tiga langkah Christy berjalan, dia kembali berbalik. "Alqyra ..."
"Iya?."
"Sembari menungguku menyiapkan ini, maukah kau memasukan foto dalam album itu?."
"Baiklah dear ... ini tugas terakhirku bukan?." Ucapnya setengah bergurau.
Christy tertawa mendengarnya. "Yeah ... terserah kau sajalah!."
Sepeninggal Christy, Alqyra mengerjakan tugas terakhirnya. Dia tersenyum melihat foto-foto lama, ada moment menyenangkan ada juga yang menyedihkan di setiap potretnya. Selain para lansia dan anggota panti lain, ada juga foto dirinya disana. Tidak bisa dipungkiri, dia sudah nyaman dengan kehidupan disini. Tapi ... ada seseorang yang sudah menunggunya untuk kembali. Meskipun bukan dia. Orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assyauqi
Spiritual❕Sequel Ja Ich Bin Ein Muslim. Disarankan untuk membaca cerita pertama. Picture by: Pinterest * Senyap ... perlahan terkikis oleh sebuah pertemuan. Joseph Nollan, seorang pianis yang kehilangan sebuah makna kehidupan. Laki-laki yang dengan lancangny...