A/N, sebelumnya Assalamualaikum wa rahmatullah,
Sesuai judul di atas ini part spesial yah. Meskipun begitu bagian ini tetap nyambung sama bagian sesudah dan sebelumnya. So ... jangan lupa kasih komentar yang spesial juga ok😉. Satu lagi jangan lupa baca Author note sampai habis. Wajib!😘😁, hayuk cap cus. Selamat membaca..
.
.
.
.❄Kenapa Aku Harus Mengenal Islam❄
Petala angkasa menebar rona,
Merangkai mega tertulis aksara.Rangkaiannya dibuat oleh pujangga, yang bertanya tentang cinta.
Satu kata penuh makna, namun sulit dinyana oleh nalar manusia.
Satu rasa penebar bahagia, penghilang dahaga duka dan lara.
Penyatu dua sukma dua raga, untuk menjadi satu jiwa.
Begitulah tinta cinta menjawabnya, melalui serat putih cakrawala.
***
Tiga hari bersama Jo, begitulah janji mereka. Harusnya hari ini adalah hari ketiga, hari terakhir sebelum Joseph-nya pergi. Tapi tidak secepat itu. Dia masih membutuhkan waktu lebih lama. Sengaja mengulur waktu dengan tidak membiarkan hari ketiga berakhir percuma.
Dua hari yang sangat singkat. Mereka habiskan waktu untuk menyelami masa lalu, ketika masih menjadi bocah ingusan yang hanya mengenal tangis dan tawa. Lalu berkunjung ketempat-tempat historis yang penuh dengan kenangan manis. Bahkan mereka sempatkan menemui beberapa teman lama. Aimee berharap dengan begitu Jo mau mengurungkan niatnya. Awalnya dia kira usahanya akan berhasil, namun bagaimana lagi?. Tekad yang Joseph miliki sangat kuat. Sulit untuk meyakinkannya.
Semakin tidak tega saat dilihatnya Jo sangat bahagia dengan keputusannya ini. Dimatanya, Aimee menemukan sebuah harapan besar untuk bahagia, netra itu terlihat bercahaya. Seolah dia benar-benar menemukan jati dirinya saat ini. Perlahan hatinya luluh, namun disisi lain dia penasaran tentang hal yang membuat Jo benar-benar ingin berubah. Satu hal yang harus ia pastikan sebelum hatinya merelakan Josephnya pergi.
Karena alasan itulah, pagi ini dia sudah berdiri di depan sebuah bangunan berkubah. Yang sungguh tidak pernah terpikirkan olehnya akan menginjakkan kaki ketempat ini. Menunda hari ketiga bersama Jo, hanya untuk kemantapan hati.
Al-Nour Islamic Center,
Coat navy yang ia kenakan sedikit bergoyang saat tubuhnya kembali berbalik menatap jalanan. Memunggungi bangunan yang kerap disebut Mosque, tempat ibadah orang muslim. Angin bertiup cukup kencang, udara terasa begitu kering. Tapi sama sekali dia tidak ingin beranjak dari keterdiamnnya disana. Sesekali dialihkan pandangan pada pepohonan Ek, dan Mapel yang sudah berubah warna, sebagian daunnya bahkan sudah berguguran. Tidak ada rumput hijau, semua penuh dengan warna jingga kecokelatan.
"Gutten Morgan ..."
Satu suara lembut menyapanya, membuat gadis itu berbalik. Yang pertama kali dilihatnya adalah seorang wanita dengan pakaian tertutup dengan kain lebar yang menutup kepalanya, menyisakan wajah dan kedua telapak tangan yang masih diperlihatkan. Senyumnya mengembang kikuk saat wanita itu justru menatap penuh kelembutan dengan senyum yang terlihat tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assyauqi
Spiritual❕Sequel Ja Ich Bin Ein Muslim. Disarankan untuk membaca cerita pertama. Picture by: Pinterest * Senyap ... perlahan terkikis oleh sebuah pertemuan. Joseph Nollan, seorang pianis yang kehilangan sebuah makna kehidupan. Laki-laki yang dengan lancangny...