4 - Andre

20.1K 2K 42
                                    

"Adrian!" teriak seorang gadis di depan pintu kelas. Dia tampak berantakan namun jujur tampak seksi di mata gue. Dengan rambut dan seragam yang basah kuyup, gue sebagai makhluk visual tidak dapat menolak menikmati kemolekan tubuhnya.

Dia mendekati gue dengan setengah berlari sehingga 'semangka'nya yang tercetak di seragamnya terguncang-guncang hebat sehingga semua mata lelaki tertuju padanya.

Dia berdiri tepat di hadapan gue sehingga membuat gue menelan ludah. Dia nampak menangis dan tertekan. Mata nakal gue masih tertuju pada gunung kembarnya.

"Adrian!" teriaknya lagi.
Sontak gue kaget dan langsung mengalihkan pandangan nakal gue sambil menggaruk-garuk tengkuk gue yang tidak gatal.

"Ngg.., lo kenapa bisa basah kuyup kayak gini Kayla?"

"Hu... hu... lo harus ngebubarin geng keparat itu Yan, harus!. Gue nggak sanggup lagi yan, gue nggak sanggup," ujarnya lirih. "Gue dikerjain lagi sama Yakuza Junior Rian, gue disiram mereka pake air comberan di gerbang sekolah," lanjut Kayla bercucuran air mata.
Dia nampak hendak memeluk gue, tapi gue enggan menyambutnya dikarenakan badannya yang basah.

"Lo ada bawa baju olahraga?" tanya gue.
Kayla mengangguk.

"Ganti baju lo sekarang! Ntar lo masuk angin," perintah gue. Dia nampak mengambil baju olahraga dan berlalu keluar kelas.

Gue masih berdiri mematung di depan kelas. Dan lamunan gue buyar takala suitan Andre terdengar di telinga gue dan gue kembali ke bangku gue.
Andre langsung menghampiri gue sambil menyeret bangku sebelah untuk bisa duduk di samping gue.

"Gila, gede bener toketnya si Kayla," ujarnya dengan mata berbinar-binar. "Nyesel gue mutusin dia, Ian," lanjutnya lagi hingga sukses membuat gue tertawa terbahak-bahak.

"Penyesalan emang datangnya di akhir bro!" ujar gue sambil menepuk punggungnya.

"Eh by the way, pacar lo kenapa tuh?" tanya Andre ke gue sambil menunjuk si Aldi yang bermuka masam.

"Apaan sih lo!" ujar gue sambil menggeser duduk membelakanginya.

"Lo kenapa Al, sakit?" tanya gue sambil memegang tangannya.
Dia cuman diam sambil mengalihkan pandangannya ke depan kelas. Dia ngambek lagi.

Dengan senyum licik, gue langsung menggelitikannya sampai dia tertawa lepas.

"Nape lo?" tanya gue sambil memegangi kedua pipinya.

"Lo nggak boleh perhatian ke orang lain selain gue," katanya sambil melepaskan pegangan gue. Gue terkekeh dan dia nampak seperti anak kecil sekarang.

"Lo cuman boleh perhatian sama gue," ujarnya lagi.

"Iya... iya...," jawab gue sambil memeluknya hangat.

"Cie... cie... yang udah berani peluk-pelukan," teriak Andre sambil lari menghindari kamus yang gue lempar.

Gue akan selalu perhatian ke lo bro.

--- tbc
R~

MY BELOVED ASKARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang