32 - Ketahuan

10.3K 617 78
                                    

Malam geng, seperti biasa gue hadir dengan sekelumit cinta antara Adrian dan Askar. Gue nggak tahu deh mau bilang apa, but gue mau ngucapin makasih aja buat antum semua yg udah membaca cerita gue. Apalagi yang udah vote dan komentar. Waw syukran katsiran

Bagi yang kesal sama Aldi, jangan kesal lagi yes, pada bagian ini akan terungkap alasannya kenapa dia amat posesif kepada Adrian.

So, selamat malam Rabu, selamat membaca, selamat beristirahat dan ditunggu vote komentarnya.

Salam
Author rasa sayur kol
R~

------

Gue bangkit dari posisi menggairahkan itu, dan duduk sambil menatap Askar yang tak memakai benang sehelai pun meminta ide yang harus dilakukan sebelum Aldi mengetuk kembali bahkan menggedor pintu kamar penginapan dengan keras. Suara Aldi bertambah keras sehingga bisa membuat orang sepenginapan tahu. Terdengar juga suara Andre dan Randi, yang memanggil-manggil nama gue di seberang sana.

"Gimana nih?" bisik gue ke Askar. Mata gue ntah kenapa masih tertarik melihat jagoan Askar yang masih mengokang keras bak Jam Gadang di Sumatera Barat.

"Ngg..." dia mengacak-acak rambutnya. "Oh ya, lo pura-pura mandi sana!" bisiknya seraya mendorong-dorong tubuh gue bangkit dari ranjang. "Jangan lupa handuknya!" Dan handuk putih yang dipakai Askar tadi mendarat di kepala gue, sehingga pandangan gue terhalangi dan sukses membuat gue menabrak benda keras di depan gue.

"Argh...! Shit!" Gue menyingkirkan handuk tersebut dari muka gue yang tampan. Rupanya yang gue tabrak tadi adalah pintu kamar mandi. Pantesan sakit sampai berbunyi gedebuk.

Gue langsung masuk kekamar mandi, dan menghidupkan pancuran supaya dikira memang mandi. Sedangkan kepala dan badan gue yang bugil menempel di pintu kamar mandi mengupingi apa yang tengah terjadi diluar sana. Tapi situasi tidak berpihak pada gue rupanya, pancuran sialan ini malah membuat semua yang diluar jadi tidak kedengeran sama sekali. Gue juga kan horni eh penasaran kuadrat dengan apa yang terjadi diluar sana.

Gue menyerah. Mustahil juga gue akan mendengar apa yang tengah terjadi di kamar kalau seperti ini. Gue memunggungi pintu dan mengelus jagoan gue yang setengah tegang di bawah sana. Ada perasaan campur aduk yang tidak bisa gue jelaskan ke kalian saat ini. Walau jantung gue masih tetap bergemuruh dan nafas gue yang memburu. Gue berjalan menuju pancuran dan meresapi tiap aliran air yang jatuh membasahi tubuh gue. Ada perasaan nyaman sehingga seseorang mengetuk kamar mandi gue dengan keras sehingga gue menyelesaikan mandi gue secepatnya.

Gue menghembuskan nafas menenangkan diri gue supaya relaks seperti tidak terjadi apa-apa. Tak lupa gue membetulkan letak handuk gue sebelum membuka pintu kamar mandi.

Aldi dengan kacamatanya nampak duduk di atas ranjang yang sedikit berantakan, dengan wajah kusut, memandang kearah gue tajam. Bukan hanya Aldi, ada Andre yang menoleh ke gue sekilas lalu melanjutkan aktifitas dengan handphonenya, serta Randi menatap gue dengan ekspresi yang tidak bisa gue artikan. Terkejut, tidak percaya, terpesona? Ntahlah mix jadi satu kayaknya.

Kalian pasti nanya Askar kan? Dia sedang memandang gue dengan baju lengkap, duduk di salah satu bangku dan menatap gue seperti tengah menatap makanan lezat. Yaa, nampak jelas dimatanya itu bahwa gairahnya masih menggebu-gebu.
Aldi menatap gue tajam sebelum mendelik ke Askar. Tak lupa dia menyuruh Andre untuk membawa Randi keluar kamar, sehingga hanya kita bertiga yang ada di dalam ruangan penginapan itu.

Pemuda berkaca mata itu menelan ludahnya sendiri. "Apa yang udah kalian berdua lakuin?!" Dia nampak sangat marah.

Gue menoleh ke Askar sekilas sebelum gue buka suara. "Gue nggak ngelakuin apa-apa kok."

MY BELOVED ASKARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang