"Wow! Melelahkan banget," ujar Sandi seraya merentangkan tangan, melonggarkan kontol eh otot-ototnya yang tegang.
Gue tersenyum lega. Gimana nggak gembira coba, kita dari panitia inti acara perpisahan telah berhasil merumuskan konsep acara yang akan kita bikin di perpisahan kelas XII yang tak sampai 3 minggu lagi. Rapat tadi selain dari panitia inti, juga bersama ketua angkatan dan perwakilan kelas XII. Dan mereka menyetujui kosep-konsep yang telah panitia rancang sebelumnya. Semuanya berjalan mulus bak pantat bayi tanpa pertentangan sehingga tidak memakan waktu yang lama.
"Ini bakalan membuat lo segar lagi deh bro, ceweknya sexy," ujar Ridho mengeluarkan handphone dari sakunya dan menggoyang-goyangkannya di depan muka Sandy. "Gang bang and cum shot, baby."
"Idiih pasti bokep dah tu," celetuk Vivi dengan memasang tampang sok jijik. Mendadak telinga gadis itu menjadi sensitif dengan kata-kata berbau film biru.
"Yaiks ... kalian berdua kapan tobatnya sih. Selalu bokep mulu nih," tambah Caca menunjuki Ridho dan Sandi bergantian.
"Kalian berdua sok muna, pasti kalian di rumah sering nonton bokep kan? Apalagi yang bergenre gay tuh, cowoknya banyak yang menggairahkan dengan badan yang sixpack. Iya kan?" tuding Ridho. "Lagian Rian aja nonton bokep, kenapa kami nggak boleh?" tambahnya cuek.
Memang kampret si Ridho, mau jatuhin martabat gue didepan dua orang cewek ini apa? Dan lihatlah tampang kedua cewek alay ini melotot memandangi gue meminta penjelasan.
"Nggak...!!" Gue mengangkat kedua tangan gue, "gue nggak pernah nonton gituan kok," bantah gue sebelum fans Aldi tersebut termakan hasutan.
"Bohong lo," celetuk Sandi sambil tertawa cekikikan. "Kemarin aja gue liat bokep di flashdisck lo. Gay lagi. Apaan itu coba?" Dan sontak Ridho dan Sandi ketawa terpingkal-pingkal.
Gue menggeram sambil menyilangkan tangan di depan dada."Terserah lo berdua mau fitnah gue kayak apaan. Dan teserah lo berdua...," sambil menatap Caca dan Vivi bergantian, "... percaya gue atau mereka."
"Hayati pasrah uda..." celetuk Ridho sambil menyeka matanya yang berair.
"Lo kan nggak suka yang begituan kan?" Ekspresi jijik Caca sambil menunjuk handphone yang dipegang Ridho.
Gue mengangguk. Memang gue nggak begitu tertarik dengan bokep kok. Sekali-kali cuma, kalau lagi bosen hambar baru gue nonton deh film Johnny Rapid, Jared Shaw, Evan Parker, Darius Ferdinand, Austin Wolf, Justin Owen, Gabriel Clark, Luke Adam, Dato Foland dan rekan-rekan. Nggak begitu sering juga.
"Ah lupain si bangsat berdua itu Rian," ujar Vivi sambil menggeser duduknya ke dekat gue. Dia memajukan dadanya menekan lengan gue. "Adrian, tolongin kita berdua dong. Dekatin sama Aldi dong," rengeknya ke gue dengan nada manja. Kayak perek horni yang pengen di 'goyang'.
"Iya Rian, tolongin kita berdua ya...," tambah si Caca yang juga mendekat ke gue. Gila, jakun gue naik turun menahan gugup.
"Gue usahain deh," jawab gue sambil bangkit dan mengambil posisi di dekat Ridho berusaha menghindari duo cewek sarap itu. Bisa basah di tempat gue. Gue yakin nggak bakalan deh dua cewek alay itu mau dekat-dekat ama Ridho yang punya otak mesum, karna kalau mendekat ke Ridho, bisa digoyang bolak balik deh duo cewek itu ntar.
"Kok pindah lo?" tanya Ridho memandangi gue heran.
Gue mengelap pelipis dengan punggung tangan, "nggak sanggup gue diapit mereka. Terjepit pula dedek gue jadinya."
Seketika tawa duo mesum pecah, sedangkan duo cewek alay menatap kami bertiga tidak suka.
"Kalau terjepit, yaudah," Ridho menirukan gerakan tangan naik turun di depan wajah gue sambil tertawa cekikikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BELOVED ASKAR
אקראיIni kisah tentang gue dengan Askar, ketua geng Yakuza Junior yang meresahkan warga sekolah. Sebagai pihak yang berwenang untuk itu, gue bertekat akan membubarkan geng yang telah lama bercokol di sekolah gue ini. Namun takdir berkata lain, ketika...