31 - Pecah Perawan (?)

11.8K 728 82
                                    

Guys, mohon vote dan komentarnya yes.
Selamat bermalam Jumat. 😝

------

Gue mengerjap-ngerjapkan mata gue sambil mencari-cari letak handphone gue, karena jam tangan yang biasa terpasang di tangan gue entah kemana perginya. Terdengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi, ada yang mandi rupanya. Gue kembali meraba-raba nakas dan menemukan handphone gue disana.

Sambil bangun dan merentangkan tangan khas bangun tidur, gue melihat jam di handphone gue yang menampilkan pukul 20.43. Sial! Lama juga gue tidur. Perut gue udah keroncongan dan mana anak-anak? jam segini masih kelayapan aja deh. Dan siapa manusia yang mandi jam segini?

Gue berjalan mengendap-endap menuju pintu kamar mandi. Gue menempelkan telinga gue ke pintu, menajamkan pendengaran gue sambil tetap terus berspekulasi. Gue nggak ada niat untuk mengintip, karena nggak bisa juga. Walau gue (sekarang) maho, gue harus menjadi maho yang beradat dan tahu malu sebagai homo. Untuk apa mengintipi orang mandi, kayak nggak ada kerjaan aja jadi homo.

Gemericik airpun berhenti dan gue langsung lari dan melemparkan diri ke kasur. Gengsi dong kalo gue ketahuan ngupingin dia mandi. Naas, kaki gue membentur kaki ranjang sehingga gue mengaduk kesakitan. Gue berusaha senormal mungkin seperti orang bangun tidur, sambil tetap terus memegangi kaki yang sakit.

Seseorangpun keluar dari kamar mandi dengan handuk dililit dipinggang. Mungkin kalian pernah lihat body cowok-cowok seksi di bungkus kolor yang kalian beli? nah bodynya 11 12 an lah sama yang di bungkus kolor itu. Tapi yang ini nyata, real dan hot. Dengan rambut basah yang acak-acakan dan tubuh dengan beberapa tetes air sisa mandinya tadi menyebar di tubuhnya yang seksi, membuat gue terpana, lupa akan sakit yang gue rasakan.

Gue menelan ludah, memandangi tubuh Askar yang masih menatap gue kebingungan. Muka gue memanas dan akal sehat gue mulai hilang diabrasi oleh nafsu gue yang mulai bergejolak. Gimana gue nggak horni coba, seorang 'cogan' laksana patung Yunani yang cuman pake handuk berdiri di depan gue dengan sosok anak SMAnya. Maho mana yang nggak bakalan terangsang coba, kalian aja gue yakin juga pasti bakalan on deh liat bodynya Askar yang hot itu.

"Oi!" teriaknya membuyarkan pikiran kotor gue.

"Lo kenapa sih mandangin gue kayak gitu? Horni?" Dia menaik-naikan alisnya dengan senyum nakal yang membuat gue terangsang kuadrat.

Gue menggeleng tanpa menjawab pertanyaannya walau hati gue bergemuruh dan senjata gue mengacung keras dibawah sana.

Gue bangkit dari posisi gue, berencana hendak kabur dari Askar yang menggoda iman. Dan gue melangkahkan kaki gue menuju pintu keluar dengan tergesa-gesa kayak dikejar anjing, tanpa menoleh kearahnya.

Tangan Askar yang kekar memegang pergelangan tangan kiri gue, menahan pergerakan gue. Gue masih bergeming, diam tanpa perlawanan. Perlahan dia membawa badan gue kepelukannya, dan memeluk gue dari belakang. Deru nafasnya terasa memburu dan tubuh setengah telanjangnya itu terasa hangat memeluk gue.

"Saat gue nanya, jawab dong Ian. Nggak diam kayak gini. Gue bingung," bisiknya di belakang telinga gue yang tersengar sangat sensual. Tak lupa dia mengecup leher gue yang sangat sensitif.

"Lo horni kan?" bisiknya sambil mengecup dan menjilat leher belakang gue sehingga gue tidak sanggup lagi untuk menahan erangan gue.

"Mph..., iy...ah..." gue melenguh sambil mengangguk-angguk laksana anak sapi. Gue menggigit bibir bawah gue menahan supaya gue nggak mengerang dengan permainan 'kecilnya' di leher yang sudah membuat gue kayak gini.
Dia membalik badan gue dan mendorong gue ke ranjang. Belum sempat gue memperbaiki posisi, dia udah menindih gue dan menyerang bibir gue dengan ganas.

MY BELOVED ASKARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang