16 - Buah Simalakama

12.6K 1.1K 53
                                    

Dengan ganas, gue menjamahi semua isi falshdisk dari teman gue Ibeth yang gaje dan absurd luar binasa. Dimulai dengan foto-foto anime cowok yang pada cipokan yang bikin gue agak merinding-rinding disko gimana gitu.

Tanpa sadar gue lupa apa tujuan gue minjam flashdisknya si kw-nya Ratu Elizabeth. Eh nggak.., si Elizabeth gue lebih mirip kacungnya ratu Elizabeth daripada ratunya sendiri. Yang mana gue sekelompok sama dia dalam bikin tugas KWN. Karena dia nggak punya mesin pencetak dan gue dikasih kelebihan sama Tuhan punya tuh benda, maka guepun berbesar hati ikhlas lillahita'ala memprintkan tugas kita berdua. Dari pada mencetak diluar dan membayar 500 rupiah tiap satu lembar, mending di rumah gue aja. Gratis.

Setelah memprint tugas yang dibikin Ibeth dengan sangat cute, gue lalu kembali mengubrak-abrik flashnya yang aneh bin ajaib, -cewek kok isi flashdisknya beginian ya-, mata gue tertuju pada sebuah film dengan judul LOS. LOS doang tanpa tambahan embel-embel apapun. Apaan ini LOS?  Film horor, thriller, kartun atau bokep? Gue lalu menyeka kening gue yang mendadak berpeluh sambil menimbang-nimbang apakah membuka ini film atau mengabaikannya begitu saja.

Guepun akhirnya mengklik dua kali tuh film, sebelumnya gue menutup wajah gue yang tampan dengan bantal, mana tau ntar dari layar muncul hal-hal yang tidak diinginkan.

Rupanya LOS itu adalah film Thailand yang rupanya menceritakan tentang kehidupan si Mew dan Tong yang saling punya rasa. Lalu cinta Mew dan Tong yang nggak direstui nyokap Tong karena mereka ketahuan cipokan dibelakang rumah yang bikin fikiran gue melayang-layang pas di parkiran Gramedia. Dan klimaksnya adalah Tong yang nggak bisa nerima cintanya Mew karena nyokapnya walaupun Tong juga mencintai Mew.

Entah kenapa gue udah kayak cewek sekarang, nangis karena sebuah film. Gue seperti ada dalam film itu dan ikut merasakan apa yang dirasakan oleh kedua pasangan sejoli itu. Hati gue ikut hancur dan gue baru sadar bahwa keadaan gue dan Askar sama dengan apa yang terjadi dengan Mew dan Tong.
Dan gue teringat Askar dan tangan gue langsung menggapai-gapai handphone gue yang terletak di meja belajar gue. Gue kacau dan gue merasa berdosa dengan Askar.

"Halo?" terdengar suara Askar diseberang sana.

"Askar," dan nama itu gue ucapin berkali-kali sampai air mata gue jatuh bercucuran.

"Adrian. Apa yang terjadi? Adrian?" dia terdengar cemas.
Dan bodohnya gue, hanya bisa mewek tanpa bisa mengucapkan kata lain selain namanya.

"Gue kerumah lo sekarang," dan Askar mematikan panggilan gue.

Dan gue hanya bisa menangis sambil membekap mulut gue dengan selimut seperti cewek yang patah hati. Ah... sialan gue.

Gue seperti menggantung perasaan Askar ke gue dan mengabaikan perasaan gue yang punya rasa kedia. Disisi lain, gue juga harus menjaga perasaan Aldi, sahabat gue yang udah nemanin gue selama 12 tahun yang ada untuk gue dalam suka maupun duka.

Gue laksana makan buah simalakama sekarang. Ketika gue memilih untuk mencintai Askar, maka gue akan kehilangan sahabat gue yang nggak tergantikan. Sedangkan apabila gue menuruti kehendak Aldi, gue nggak sanggup menelantarkan perasaan gue ini. Ya Tuhan....

Dan terdengar pintu kamar diketok oleh seseorang. Guepun buru-buru menyeka muka gue yang basah dengan air mata. Askarkah? "Masuk!" teriak gue dan mamapun datang. Ada rasa kecewa karena yang datang bukanlah Askar, namun gue tetap bahagia karena itu adalah nyokap gue, untung aja bukan dedemin yang datang.

"Rian? Kamu nggak apa-apa kan?" tanya Mama seraya mengelus-elus rambutku.

"Nggak apa-apa kok ma."

"Nggak apa-apa apanya Rian? Mama tau kamu punya masalah." Mama tersenyum. "Liatlah laptop kamu biarkan menyala dan liat kamar kamu berantakan sekali," ujar Mama sambil menutup notebook gue. "Cerita sama Mama!"

MY BELOVED ASKARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang