9. ACCIDENT

48.3K 1.7K 2
                                    

‘’Aku dijodohkan kak’’.

‘’Aku sama sekali tidak ingin dijodohkan, maka dari itu aku ingin pergi dari rumah. Aku binggung harus kemana, tolong ijinkan aku tinggal sementara dengan kakak. Aku ingin menikah dengan pria pilihanku sendiri kak, aku tidak ingin menikah dengan orang yang sama sekali tidak aku cintai dan kenali. Kalau kakak memang sayang denganku, aku mohon ijinkan aku ikut kakak sementara’’. Mohon Aline yang sudah akan menitikan air mata.

Farel menatap Aline sendu. Dalam hati Farel sangatlah sakit setelah mendengarkan pernyataan Aline bahwa akan dijodohkan.

‘’Al-‘’.

‘’Aku mohon kak’’. Potong Aline dengan memohon dan menangis didepan Farel.

Farel sangat tidak bisa melihat orang yang ia cintai menangis. Farel mendekap Aline dengan penuh kasih sayang.

Farel menghembuskan nafas lelah. ‘’Baiklah’’.

Sontak Aline melepaskan pelukan Farel dengan kegirangan. Farel gemas melihat ekspresi Aline yang menurutnya menggemaskan.

Farel mengacak rambut Aline lalu mencium pipi Aline sekilas dan beranjak dari duduknya. Aline membeku setelah mendapatkan ciuman kilat tersebut.
Farel menoleh kebelakang karena merasa Aline belum beranjak dari duduknya.

‘’Ayo Aline kakak antar ke apartemen’’. Ajak Farel sambil terkekeh melihat Aline tetap membeku ditempat.

Aline terlonjak mendengar suara Farel. Ia segera beranjak dan berjalan beriringan dengan Farel, orang yang Aline sukai.

Yess akhirnya rencanaku berhasil’. Batin Aline girang.

***

Farel dan Aline telah sampai disuatu gedung megah menjulang tinggi.
Farel memarkirkan mobilnya lalu memutari mobilnya membukakan pintu untuk Aline. Perlakuan Farel membuat Aline semakin bahagian menginggat pengorbanannya selama ini sangatlah memalukan dan konyol.
Dalam hati Aline merasa bahwa Farel sudah mulai jatuh cinta dengannya.
Aline keluar dari mobil.

Mereka berdua berjalan beriringan dan segera menuju lift. Mereka berdua telah sampai didepan pintu apartemen milik Farel. Farel segera membuka pintu dan mempersilahkan Aline untuk masuk.

‘’Ini adalah apartemen milik adik kakak dulu Al’’. Ucap Farel tiba-tiba.

‘’Terus adik kakak kemana? Kerja? kuliah?’’.

Farel tersenyum getir. ‘’Dia sudah meninggal’’. Farel berjalan didepan salah satu pintu.

‘’Oh maaf kak, Aline tidak tau’’. Aline menunduk merasa tak enak pada Farel karena menurutnya pertanyaannya membuat Farel terluka dan menginggat kembali sang adik yang sudah tiada.

‘’Tak apa, kemarilah aku tunjukan kamarmu’’. Aline mengangkat kepalannya melihat Farel yang telah tersenyum padanya.

Aline berjalan mendekati Farel. Farel membuka pintu kamar itu dan segera mempersilahkan Aline untuk masuk.

‘’Ini dulu kamar adik kakak, dan untuk sementara waktu kamu tidur disini tidak masalah kan?’’. Pernyataan Farel mampu membuat Aline menggangga dan sedikit merinding.

‘’Ka- kak, Aline ta- takut nanti kalau adik kakak mendatangiku bagaimana?’’. Ucap Aline gugup dan mulai membayangkan kejadian-kejadian horor yang membuat bulu kuduknya merinding.

Farel gemas melihat ekspresi Aline yang terlihat sedang ketakutan. Farel memegang kedua bahu Aline dan meyakinkan bahwa semua itu tidak akan terjadi. Dengan penuturan Farel yang lembut dan penuh keyakinan akhirnya Aline tak merasa takut lagi. Farel mengajak Aline kedepan ruang tamu.

‘’Baiklah Aline, kakak harus kembali kerumah sakit. Hari ini kakak ada operasi besar dan kemungkinan kakak akan lembur. Jadi nanti kamu tidak perlu menunggu kakak ya, kakak tidak tau nanti pulang jam berapa. Kamu tidak perlu takut, rumah ini aman kok tidak ada setan-setanan. Tapi jika nanti ada makhluk lain masuk kamu harus hati-hati. Dan jangan pernah teriak karena itu semua percuma karena apartemen ini kedap suara’’. Jelas Farel terkekeh geli melihat raut wajah Aline yang terlihat sangat kesal.

‘’Yasudah kakak hati-hati. Aku menunggumu dirumah’’. Aline memberikan senyum termanisnya.

Farel kembali membalas senyuman Aline dan mencium puncak kepala Aline membuat Aline menegang akan sikap lembut Farel akhir-akhir ini.
Aline menatap kepergian Farel sampai Farel tak terlihat lagi dibalik pintu apartemen.

‘’Sudah seperti istrinya’’. Aline meloncat loncat dan bertepuk tangan seperti anak kecil yang kegirangan.

***

Suara musik keras yang dimainkan oleh salah satu DJ terkenal menambah suasana club semakin memanas. Banyak orang yang berjoget, minum, dan juga banyak yang bercumbu untuk memenuhi hasrat mereka sesaat.

Arsen duduk didepan meja bartender ditemani oleh wine empat gelas. Arsen merasa kepalannya sangat pusing namun ia masih sedikit sadar. Arsen berjalan keluar club dan menuju parkiran. Ia melajukan mobilnya masih dengan kesadarannya walaupun tidak sepenuhnya ia sadar.

Arsen telah sampai didepan pintu apartemen. Ia menyeringai menatap pintu yang berada didepannya. Arsen segera masuk kedalam apartemen dengan sempoyongan, ia masuk disalah satu kamar apartemen.

Senyum Arsen mengembang setelah melihat seorang gadis telah tertidur pulas diatas ranjang dengan pakaian yang minimalis.

‘’Sayang aku datang’’. Arsen melangkahkan kakinya dengan susah payah karena ia sedang mabuk sekarang.

Aline merasa ada seseorang berada dikamarnya. Aline mengerjap kerjapkan matanya, ia merasa ada seseorang disamping ranjangnya. Aline menoleh kearah samping tempat tidurnya, mata Aline membulat sempurna melihat Arsen berada disampingnya dengan seringaiannya.

‘’Jihan’’. Arsen menindih Aline dengan kuat. Aline meronta mencoba untuk lepas dari Arsen yang telah menindihnya dan Aline mencium bau alkohol dari Arsen.

‘Arsen sedang mabuk. Aku harus berbuat apa agar ia tak berbuat macam-macam padaku. Oh Tuhan tolong aku!!’. Batin Aline kebingunggan.

Aline mulai panik saat Arsen mulai mencium bibirnya lalu turun mencium lehernya. Aline terus berusaha mendorong, berteriak dan meronta untuk dapat bebas dari serangan Arsen yang semakin brutal. Aline menginggat bahwa apartemen ini kedap suara, jadi orang yang berada diluar tidak akan pernah mendengar teriakan Aline.

SIAL!!’. Umpat Aline dalam hati.
Kekuatan Aline telah habis untuk melawan Arsen.

Aline pasrah dengan apa yang dilakuakan Arsen, karena kini Arsen telah menguasai Aline sepenuhnya.

***

Aline duduk didepan ruang Tv. Ia sedang menunggu Farel yang belum juga kembali dari rumah sakit. Aline memakan camilannya sambil menonton serial Televisi kesukaannya.

Sudah tengah malam namun Farel  belum juga kembali. Aline merasa sudah sangat mengantuk, ia memilih pergi kekamarnya untuk beristirahat.

Sebelum masuk kekamarnya, Aline menatap pintu utama ia membiarkan pintunya tidak terkunci karena ia takut jika Farel pulang tanpa sepengetahuannya. Aline masuk kedalam kamarnya dan segera memasuki alam mimpi.

Ponsel Aline berdering tanda pesan singkat masuk namun Aline tak mendengar suara ponselnya yang berdering sebentar.

From : Dokter cinta

Aline, kakak malam ini tidak pulang, kakak harus jaga malam menggantikan teman kakak. Kamu istirahat yang nyenyak ya, jangan lupa kunci pintu takut maling masuk dan menculikmu hahaha. Good night Aline.

Begitulah pesan yang dikirim Farel untuk Aline. Namun gadis itu tak membaca pesan dari Farel karena ia sudah terlelap.

























DESTINY OF LIFE (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang