Ando dan anak buahnya mendatangi rumah sakit yang menangani korban kecelakan itu. Betapa terkejut Ando saat melihat barang-barang yang polisi serahkan padanya.
‘’Ini adalah barang-barang milik korban yang kami temukan didekat tempat kejadian’’. Jelas salah satu polisi.
Ando menerimanya dengan tangan gemetar. Disana terdapat dompet beserta isinya yang masih utuh dan kalung berlian yang Arsen berikan untuk Aline. Kini Ando yakin jika korban itu adalah Aline Archer. Dengan segera Ando memberi kabar buruk itu pada tuannya.
Arsen tengah sampai dirumah sakit, ia berhenti saat melihat Ando lalu segera menghampiri pria itu. Ando menyerahkan barang yang polisi tadi berikan pada Arsen. Mata Arsen tertuju pada kalung berlian yang ia berikan waktu Aline masih bekerja diperusahaannya. Tanpa permisi air mata mengalir kembali dipipi pria itu.
‘’Itu pasti bukan Aline Ando, aku sangat yakin Aline masih hidup. Ia tak akan mungkin meninggalkanku secepat ini. Key masih membutuhkannya, Key masih kecil Ando. Aline tidak mungkin pergi’’.
Tangis Arsen pecah. Ia sama sekali tak menghiraukan apa kata orang tentang dirinya yang menangis. Ia hayalah seorang pria biasa yang mampu merasakan sakit jika sang pujaan hati pergi meninggalkannya untuk selamanya.
***
Setelah pemakama usai. Lana menangis tersedu-sedu dipusaran putrinya. Semarah-marahnya seorang Ibu pasti ada rasa khawatir pada anaknya. Lana menyesal telah membenci Aline, ingin sekali ia meminta maaf pada putrinya, namun semua telah terlambat, Aline sudah pergi untuk selamanya.
‘’Aline maafkan Mama. Mama tidak membencimu, Mama sangat menyayangimu. Mama rindu padamu Aline, mengapa kamu pergi meninggalkan Mama saat Mama ingin meminta maaf padamu dan ingin berkumpul seperti dulu sayang. Maafkan Mama Aline’’. Lana berucap sembari menangis tersedu-sedu.
Hermawan mengusap punggung istrinya. Hermawan sangat terpukul dengan kepergian Aline secara tiba-tiba. Ia dan Lana ingin menemui Aline, namun saat ia ingin menemuinya mereka malah mendapatkan kabar jika Aline sudah meninggal.
‘’Kita pulang sekarang Ma’’. Ajak Hermawan. Lana sama sekali tak bergerak dari tempat, ia terus duduk didekat makam Aline.
‘’Mama lebih baik sekarang kita pulang, sudah sore Ma. Mama belum melihat cucu Mama bukan? ’’. Lana menoleh pada Reyna lalu berdiri dan mereka mulai meninggalkan makam.
***
Arsen terus termenung dikamarnya. Segala penyesalan telah menggerogoti hatinya. Arsen tak ikut ke pemakaman, ia menjaga Key dikamarnya. Ia tak ingin melihat prosesi pemakaman istrinya.
Key menangis. Arsen segera menghampiri Key di box bayinya. Mata Key sangat mirip dengan mata Aline. Arsen semakin sakit saat mengginggat semua kenagannya bersama Aline. Ia rindu kekonyolan Aline yang menamai anak kambingnya dengan nama yang sama dengannya.
Arsen menggendong Key menenangkan Key agar tidak menangis kembali lalu menidurkan Key kembali di boxnya. Arsen mengambil foto yang berada di dekat box Key.
‘’Mengapa kau meninggalkan kami Aline. Aku dan Key masih membutuhkanmu. Aku sama sekali tak menyangka jika kau telah meninggalkanku. Aku sangat menyesal dengan semua perbuatanku padamu, hanya kau wanita yang mencintaiku dengan tulus. Kini aku sadar bahwa kau adalah orang yang aku cintai. Aline aku berjanji tidak akan menikah kembali, aku melakukan ini semua demi Key dan kesetiaanku untukmu. Aku janji Aline’’.
Arsen menangis kembali. Ia benar-benar menyesal telah mengacuhkan Aline yang jelas-jelas mencintainya dengan tulus.
Naura berniat untuk membawakan makan malam untuk Arsen, namun pemandangan beberapa tahun yang lalau telah kembali ia lihat. Dimana ia melihat putranya yang rapuh karena ditinggalkan orang yang ia cintai. Namun kepedihan yang Arsen rasakan kali ini berbeda saat ia ditinggal pergi oleh Jihan, kali ini Arsen benar-benar rapuh. Naura memandang putranya penuh dengan prihatin.
‘Tuhan mengapa kau mengambil menantuku secepat ini. Putraku dan cucuku masih sangat membutuhkannya. Aku sangat tidak tega melihat putraku kembali rapuh seperti ini’. Batin Naura dengan menangis menatap putranya yang sedang memeluk foto istrinya.
Naura menghapus air matanya lalu menemui Arsen. ‘’Arsen’’.
Arsen menoleh pada Naura dengan wajah sembabnya. Naura meletakkan nampan berisi makan malam Arsen diatas nakas lalu ia membawa Arsen ditepi ranjang dan mengajaknya duduk disana.
‘’Mama tau perasaanmu, Mama tau kamu sangat terpukul dengan kepergian Aline. Tapi jangan terus menerus seperti ini Nak, Key membutuhkanmu. Hanya kamu yang Key punya saat ini. Kamu harus kuat dan tegar demi Key Arsen. Relakan Aline pergi, jangan seperti ini Arsen’’. Tutur Naura.‘’Arsen sangat menyesal telah mengabaikan Aline. Andai Arsen tidak bodoh, mungkin Aline akan tetap hidup dan berada di tengah-tengah kita Ma’’.
Naura mengusap punggung putranya yang mulai bergetar. ‘’Semua sudah digariskan oleh yang kuasa Arsen’’.
Naura memeluk putranya, memberi kekuatan Arsen agar tetap tegar walau tanpa Aline disisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY OF LIFE (REVISI)
Romance#Book - 2 Berbagai macam godaan pasti akan datang untuk menggoyahkan suatu hubungan, namun janji untuk saling setia tak lagi dapat menjadi penguat agar bertahan lebih lama. Memperjuangkan sebuah cinta terkadang bukan menjadi hal yang mudah untuk dil...