35. JIHAN DAN JIRRA

35.1K 1.3K 13
                                    

Seseorang yang berada dihadapan Arsen tersenyum. Sungguh Arsen seperti mimpi bertemu dengannya. Arsen memeluk orang itu dengan penuh kerinduan.

‘’Jihan kau masih hidup?’’. Ungkap Arsen tak percaya dengan kehadiran Jihan yang telah dinyatakan meninggal beberapa tahun yang lalu.

Arsen sama sekali tak percaya, sebab ia melihat sendiri Jihan yang telah terbujur kaku tak bernyawa. Dan sekarang dengan tiba-tiba Jihan hadir kembali dikehidupannya. Bagi Arsen semua seperti mimpi.

‘’Ya Arsen, Aku masih hidup’’. Jihan membalas pelukan Arsen dengan erat menyalurkan rasa rindu mereka.

Ando menatap keduanya dengan perasaan bahagia sekaligus sedih. Bahagia karena ternyata Jihan masih hidup dan sedih karena kedatangan Jihan dikehidupan Arsen kemungkinan akan merusak rumah tangga Arsen dan Aline.

***

Seorang gadis cantik tengah terbaring lemah dengan beberapa alat bantu penunjang kehidupannya. Gagal ginjal yang ia derita kini telah semakin parah.

‘’Dokter pasien semakin melemah. Kita harus segera melakukan pencakokan ginjal untuknya’’. Ucap salah satu perawat.

‘’Ya kamu benar, tapi pasien belum mendapatkan donor ginjal yang cocok untuknya’’.

‘’Saya yang akan mendonorkan ginjal saya untuknya’’. Ucap seorang gadis yang sudah berdiri didepan pintu.
Dokter dan perawat menatap gadis itu dengan terkejut.

‘’Apa kamu yakin?’’. Tanya Dokter itu dengan hati-hati.

‘’Ya, saya yakin Dokter. Saya harus menyelamatkannya’’. Jawab gadis itu dengan yakin.

Dokter itu menghembuskan nafas pasrah. ‘’Baiklah jika itu keputusanmu. Kita harus segera melakukan operasinya’’.

’Jirra, apakah kau yakin akan mendonorkan ginjalmu untuknya?’’. Tanya Dokter itu sekali lagi yang masih diruang rawat duduk bersama Jirra.

‘’Saya yakin. Saya harus menyelamatkan Jihan. Saya tidak ingin Jihan pergi menemui Ayah, biar saya saja yang bertemu dengan Ayah disurga’’. Jirra menghembuskan nafas lelah dan melanjutkan ucapanya.

‘’Walaupun mereka tidak pernah tau jika aku juga keluargannya, aku tidak masalah Dokter. Aku ingin mereka selalu bahagia. Biarkan Jihan tetap hidup dan berkumpul dengan keluarganya’’.

‘’Tapi Jirra mereka harus tau jika kamu juga keluarganya. Ibumu juga harus tau jika waktu itu ia telah melahirkan dua bayi perempuan. Kakakku yang telah membantu ibumu melahirkan, kita harus menemui ibumu dan memberikan penjelasan padanya jika kamu adalah saudara kembar Jihan’’. Jelas Dokter Milly.

‘’Tidak dokter. Mereka tidak boleh tau jika aku juga keluargannya. Dan masalah perawat yang menculik dan menjualku waktu itu biarkan saja, perawat itu sudah lama meninggal’’. Jirra menggenggam kedua tangan Dokter paruh baya yang seumuran dengan ibunya.

‘’Terima kasih sudah banyak membantuku Dokter. Saya tidak tau harus membalasnya dengan apa. Terlalu banyak saya berhutang budi pada Dokter. Saya mohon selamatkan Jihan. Ambil ginjal saya untuknya. Saya ingin Jihan tetap hidup. Percuma saya hidup jika mereka sama sekali tidak tau tentang keberadaan saya. Selamatkan Jihan Dokter Milly saya mohon, Ambil ginjal saya’’. Jirra menangis sesenggukan dihadapan Dokter Milly.

Dokter Milly menghembuskan nafas pasrah. ‘’Kamu anak yang baik Jirra. Kamu selalu mementingkan kebahagiaan orang lain. Aku sangat bangga padamu. Jika mereka tau kalau mereka mempunya anak dan saudara sepertimu pasti mereka sangat bangga’’. Dokter Milly menangis, menangisi segala penderitaan Jirra selama ia mengenalnya.

‘’Jadi kamu saudara kembarku?’’.

Tiba-tiba Jihan terbangun dan mendengar semua yang Jirra dan Dokter Milly ucapkan. Mereka berdua terkejut dan menatap Jihan yang masih lemah.

Jirra melangkah ke brankar milik Jihan. Pandangan mereka bertemu, Jirra tersenyum tulus pada Jihan saudara kembarnya. Jihan juga membalas Jirra dengan senyuman. Mereka berdua berpelukan dan menangis bersama. Lalu Jirra melepaskan pelukanya pada Jihan.

‘’Mengapa kamu tidak menemui kami jika kamu adalah saudara kembarku Jirra? kau sangat mirip denganku’’. Jihan mengusap tangan Jirra dengan menangis.

Jirra tersenyum dan menjawab pertannyaan Jihan. ‘’Karena aku takut jika kalian tidak akan pernah percaya dan menerimaku’’.

‘’Mengapa kamu berfikir seperti itu Jirra. Kamu adalah saudara kembarku, kamu adalah anak Ayah dan Bunda juga, kami pasti menerimamu’’.

‘’Sudahlah Jihan lupakan itu semua, sekarang kita sudah bertemu. Lebih baik kita persiapkan diri kita untuk melakukan operasi pencakokan ginjal’’.

‘’Tidak Jirra, biarkan aku seperti ini. Biarkan aku pergi, Bunda dan kak Farel harus tau jika ada kamu yang juga kelurganya. Sekarang waktunya kamu berkumpul dengan mereka. Maafkan aku yang telah merebut semua kasih sayang mereka’’.

‘’Kamu harus tetap hidup Jihan. Biarkan aku saja yang pergi menemui Ayah’’.

‘’Tidak. Kamu dan aku harus tetap hidup. Kita akan hidup bersam dengan keluarga kita’’. Jihan tersenyum penuh semangat.

‘’Kamu benar Jihan. Kita harus hidup bersama dan kita harus berjuang bersama’’.

Dokter Milly tersenyum dalam tangisnya. Ia terharu melihat dua saudara kembar yang sudah bertahun-tahun terpisah. Dokter Milly tau jika operasinya nanti adalah operasi besar dan ia juga tau jika Jirra hanya mempunyai satu ginjal yang akan didonorkan untuk Jihan.

Beberapa tahun yang lalu Jirra menjual ginjalnya agar mendapatkan uang untuk membayar hutang orang tua angkatnya semasa masih hidup.

Jirra keluar dari ruang rawat Jihan untuk mempersiapkan diri melakukan operasi. Dokter Milly hendak keluar juga namun dihentikan oleh Jihan.

‘’Dokter saya ingin bicara dengan anda’’.

Dokter Milly menoleh lalu kembali berjalan ke brankar Jihan. ‘’Bicaralah Jihan’’.

Jihan menggenggam tangan Dokter Milly. ‘’Dokter, saya mohon jika nanti saya yang selamat jangan memberi tahu ke keluarga saya jika saya selamat, bilang ke mereka jika saya telah meninggal. Dan jika Jirra yang selamat, tolong jelaskan ke mereka jika Jirra adalah saudara kembar saya. Saya melakukan ini karena saya tidak ingin merebut kasih sayang yang seharusnya Jirra punyai lagi. Saya ingin Jirra juga mendapatkan kasih sayang seperti selama ini yang saya dapatkan’’.

Dokter Milly awalnya ragu untuk mengiyakan permintaan Jihan. Namun dengan keyakinan yang Jihan ucapkan pada Dokter Milly akhirnya Dokter itu mengiyakannya.

Operasi telah dilakukan. Dokter Milly dan beberapa dokter yang lain sedang berusaha untuk menyelamatkan Jihan. Selama melakukan operasi, Dokter Milly menahan air matanya. Ia sangat tak tega melihat Jirra yang hanya mempunyai satu ginjal dan dengan ketulusan hatinya mendonorkan untuk saudara kembarnya. Jirra tau resiko apa yang akan menimpa dirinya. Dengan terus meyakinkan Dokter Milly, akhirnya Dokter Milly pasrah dengan segala keputusan Jirra.

Detak jantung Jirra berhenti. Seketika Dokter Milly mundur dan menangis sesenggukan. Para Dokter yang lain memakluminya. Dokter Milly telah menganggap Jirra sama seperti anaknya sendiri. Pertemunnya dengan Jirra dirumah sakit saat kedua orang tuannya meninggal karena kecelakaanpun teringat. Saat itu ia menemukan Jirra menangis diruang tunggu sendirian. Dokter Milly menghampirinya dan mencoba menenangkannya. Dan mulai dari situlah Dokter Milly mengenal dekat Jirra dan mencari tau tentang Jirra dan membantunya.

Operasi telah selesai. Jihan terselamatkan namun berbeda dengan Jirra. Jirra telah meninggal karena satu ginjalnya didonorkan untuk Jihan. Sesuai dengan permintaan Jihan sebelum melakukan operasi, Dokter Milly menyembunyikan Jihan diruang rawat yang lain dan memberi tahu jika yang telah meninggal adalah Jihan. Sebelum menemui keluarga Jihan, Dokter Milly menemui Jirra dan mencium kening gadis itu dengan penuh kasih sayang. Ciuman selamat tinggal.

'Selamat jalan Jirra'.
















DESTINY OF LIFE (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang