18. PERUSAHAAN MILIK ARSEN

34.8K 1.6K 3
                                    

Aline terus setia menatap monitor didepannya mengecek laporan yang akan ia setor kepada atasannya. Tesa dan beberapa ketua Devisi masuk keruangan kerja tempat Aline dan teman-temannya yang lain. Semua yang berada disana berdiri dengan sendirinya karena mereka sudah hafal jika sang CEO akan datang untuk mengecek kinerja para pegawainya.

''Ayo berdiri, CEO akan datang''. Ajak Maya dengan sedikit berbisik karena Aline masih tetap duduk dikursinya. Dengan sedikit malas Aline berdiri dari duduknya.

''Al, CEO kita sangat tampan. Jika kau melihatnya pasti kau akan jatuh hati padanya''. Maya berbisik pada Aline.

Aline mengangkat sebelah alisnya. ''Setampa apa sih CEO kamu itu?''.

''Dia sangat tampan, gagah, kaya dan sayangnya dia sangat dingin sekali''. Jelas Maya dengan pelan namun diakhir kalimatnya ada nada sedikit kecewa.

Aline terkekeh geli melihat perubahan wajah Maya. ''Seperti apa sebenarnya ketampanannya itu, aku jadi penasaran''. Ucap Aline mulai penasaran dengan bosnya.

Tak lama kemudian pria bertubuh kekar dan memiliki wajah yang sangat tampan masuk keruangan itu lalu ia berdiri ditengah para pegawainya yang berdiri menyapanya.

Mata Aline terbelalak saat melihat sosok pria yang berada diruang kerjanya. Aline mengambil buku yang berada dimejanya dengan asal untuk menutup wajahnya.

Maya bingung dengan tingkah Aline yang menurutnya aneh. ''Ada apa denganmu Al?''. Bisik Maya.

''Tidak apa-apa May. Aku malu karena aku sedang berjerawat''. Ucap Aline asal.

''Al, dia Tuan Arsen CEO kita disini''. Jelas Maya pada Aline.

'Aku sudah tau jika dia Arsen bodoh. Dia Ayah dari anakku'. Umpat Aline dalam hati.

Arsen merasa salah satu pegawainya sedikit aneh dan tidak sopan saat ia sedang berbicara pada pegawai-pegawai yang lain malah salah satu pegawainya menutupi wajahnya dengan buku.

''Hey kau yang sedang memegang buku!! Kau sangat tidak sopan, saat atasanmu berbicara tapi kau malah menutupi wajahmu dengan buku!!. Kemari kau!!''.

'Sialan bisa-bisa dia mengetahuiku jika aku bekerja disini. Aku harus bagaimana, Aku sama sekali tidak mengetahui jika papan berjalan itu CEO perusahaan ini!'. Batin Aline dengan perasaan gugup.

''Hey kau anak baru, cepat kemarilah Tuan Arsen memanggilmu''. Ucap Tesa mencari muka.

Maya merasa Aline sekarang dalam bahaya karena sang CEO telah marah. Maya sangat tau jika Arsen merasa tidak dihargai maka pegawai itu akan segera dipecat saat itu juga.

''Al, cepatlah kesana sebelum kau dipecat''. Pinta Maya dengan berbisik.

''Diam ah aku sedang konsentrasi''. Desis Aline dengan berbisik.

Masih tak ada pergerakan dari Aline. Tesa pun segera menghampiri Aline dan membawanya kehadapan sang CEO dengan wajah masih tertutup oleh buku.

''Letakkan buku itu dan tatap saya''. Ujar Arsen dengan geram dan sedikit meninggikan suaranya.

'Berani-beraninya kanebo kering ini membentakku!'.

Semua pegawai yang berada disana merasa takut saat Arsen sudah mulai meninggikan suaranya. Terutama Maya, gadis itu terus mengumpat tak jelas kepada Aline yang tak menuruti perintah sang CEO.

Aline masih tetap setia menutupi wajahnya dengan buku. Arsen sudah mulai naik pitam karena ucapannya sama sekali tak dihiraukan oleh pegawainya. Ia sangat ingin memarahi dan memecat pegawainya yang tak sopan padanya.

DESTINY OF LIFE (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang