Disepanjang perjalanan menuju sekolahnya, Key sangat senang diantar oleh Arsen dan Jihan. Ia merasa seperti mempunyai orang tua yang lengkap. Didalam mobil tak henti-hentinya gadis kecil itu berceloteh ria. Sesampainya disekolah Arsen dan Jihan turun mengantarkan Key sampai depan gerbang sekolah.
‘’Key jangan nakal disekolah. Jangan bertengkar kembali dengan teman Key’’. Pesan Arsen pada putrinya. Sifat Key sama seperti Aline, selalu menghajar orang yang telah mengganggunya.
Key mengangguk sembari tersenyum senang pada sang Ayah. ‘’Key tidak pernah nakal Daddy. Key selalu baik pada semua teman Key. Kecuali ada yang nakal pada Key’’.
Arsen tersenyum sembari mengacak rambut Key gemas. Putrinya sangat mirip dengan Aline.‘’Ini kotak makan siang Key’’. Jihan memberikannya pada Key.
‘’Ini Tante sendiri yang memasak, Key harus makan dan menghabiskannya’’. Ucap Jihan tersenyum.
‘’Terimakasih Tante Jihan’’. Key menatap Arsen.
‘’Mengapa Daddy tidak menjadikan Tante Jihan sebagai Mommy Key saja Dad’’. Key tersenyum memamerkan gigi-gigi susunya.
Arsen menghembuskan nafas lelah, ia terdiam dengan ucapan putrinya. Sudah ketiga kalinya Key ingin Jihan menjadi Ibunya. Arsen telah berjanji pada Aline bahwa ia tak akan menikah kembali. Ia ingin menebus semua kesalahannya dimasa itu, dimana ia pernah berhianat pada Aline. Begitupun dengan Jihan, wanita itu kini telah berubah. Jihan tidak ingin memaksakan kehendaknya untuk mendapatkan Arsen kembali. Ia baik pada Key karena ia merasa bersalah. Disaat Aline akan melahirkan Key, ia menahan Arsen agar tidak mengurus mereka. Dan sekarang ia telah menyadari semua kesalahannya pada Aline.
***
Sesekali Arsen memijat pangkal hidungnya guna mengurangi rasa pusing. Pekerjaannya hari ini sangat menguras tenaga dan pikirannya, ditambah lagi perkataan Key yang akhir-akhir ini membuatnya tambah pusing. Arsen memandang foto wisuda Aline dengan dirinya yang berada diatas meja kerja. Hatinya kembali runtuh setiap menatap foto wanitanya. Rasa bersalahnya pada istrinya masih ia sesali sampai saat ini. Ia mulai menginggat kenangan-kenangannya dengan Aline. Kenangan saat ia bertemu dengan Aline untuk pertama kalinya, kenangan saat mereka bertemu di restoran dan berakhir adu mulut dengannya, kenangan saat ia melamar wanitanya diatas rooftop hotel, kenangan saat Aline membeli beberapa hewan dan salah satunya Aline beri nama sama seperti namanya, kenangan saat Aline selalu bertengkar dengan karyawan kantor padahal ia sedang mengandung, kenangan saat ia menghabiskan waktunya bersama Aline. Semua kenangan itu selalu terngiang dikepala Arsen.
Tak terasa air matanya membasahi rahang kokohnya. Setiap menginggat wanitanya, Arsen selalu menangis. Ia tak peduli dengan omongan orang jika ia menangisi seorang wanita. Mereka yang membicarakan Arsen jika ia menangisi seorang wanita berati mereka tidak pernah mengalami sakit yang Arsen rasakan dalam empat tahun ini.‘’Mengapa kau meninggalkanku secepat ini Aline. Aku belum sempat meminta maaf padamu. Salahku padamu begitu banyak dan fatal, tetapi kau selalu memaafkanku dan mengalah demi egoku. Banyak yang ingin aku curahkan padamu Aline. Putri kita sekarang sudah besar, ia sangat cantik sepertimu. Ia juga bersifat sama sepertimu. Saat aku menatap matanya, aku seperti menatapmu. Ia sangat membutuhkanmu Aline, aku tidak sanggup memenuhi permintaan Key jika memintaku untuk menikah dengan wanita lain. Aku merindukanmu Aline’’. Arsen memeluk foto itu dan menciumnya lalu menghapus air matanya.
Beberapa menit kemudian, Naura masuk kedalam ruangan Arsen. Arsen menatap Mamanya sekilas lalu pura-pura melanjutkan pekerjaannya. Ia tak ingin Mamanya melihat jika ia baru saja menangis.
‘’Arsen Mama ingin berbicara denganmu’’. Ucap Naura langsung.
‘’Apa Ma?’’. Jawab Arsen masih dengan menunduk mengerjakan pekerjaannya kembali.
‘’Mama ingin kamu dan Jihan menikah’’.
Arsen menghembuskan nafas lelah. Ia mengangkat wajahnya menatap Mamanya tajam namun Naura sama sekali tak takut dengan tatapan putranya.
‘’Sudah berapa kali Arsen bilang jika Arsen tidak akan menikahi Jihan atau wanita manapun. Tujuan Arsen saat ini hanya membahagiakan Keyna’’. Ucap Arsen tanpa menaikan intonasi nadanya.
‘’Tapi Keyna bahagia jika ia mempunyai seorang ibu!!’’. Bentak Naura pada putranya.
‘’Key membutuhkan figur seorang ibu. Kasih sayang seorang ibu dengan sorang Ayah itu berbeda Arsen. Kamu harus menikah kembali!!’’. Tegas Naura.
Arsen mengusap wajahnya frustasi. ‘’Arsen tidak akan pernah menikah dengan siapapun’’.
Arsen beranjak dari kursinya keluar dari kantor dan mengemudikan mobilnya entah kemana tujuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY OF LIFE (REVISI)
Romance#Book - 2 Berbagai macam godaan pasti akan datang untuk menggoyahkan suatu hubungan, namun janji untuk saling setia tak lagi dapat menjadi penguat agar bertahan lebih lama. Memperjuangkan sebuah cinta terkadang bukan menjadi hal yang mudah untuk dil...