Kini Aline dan putrinya bersantai diruang tengah. Aline mengajak bayi berumur tuju bulan itu berbicara walaupun Key tak bisa menjawabnya. Hari-hari yang Aline lalui penuh dengan tangis dan luka. Setiap harinya ia harus melihat dan mendengar dua orang manusia yang bercinta. Aline mencoba untuk tetap berdiri tegar memperjuangkan pernikahannya meski Arsen tak lagi mengingginkannya. Ia lakukan semua itu untuk putrinya.
Aline tak ingin Key yang masih kecil itu harus terpisah dengan salah satu orang tuanya. Aline ingin Key mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Maka dari itu Aline berjuang mempertahankan pernikahannya. Dan jika ia merasa benar-benar lelah dengan itu semua, dengan berat hati Aline akan mundur.‘’Anak Mommy makin cantik jika sudah mandi’’. Aline menggendong Key lalu menciumnya.
Jihan masuk keruang tengah dan mendekat pada Aline. ‘’Aline aku ingin menggendong Key’’.
Aline menatap Jihan dengan sinis lalu kembali mengajak Key untuk bermain. Jihan tak terima dengan tatapan sinis Aline.
‘’Berikan padaku’’. Paksa Jihan.
‘’Aku tidak akan memberikan anakku pada wanita ulat sepertimu!! Wanita gatal yang merusak rumah tangga orang lain!!’’. Sindir Aline yang sudah sangat geram ingin mencakar wanita itu sedari dulu.
Jihan tersulut emosi dengan perkataan Aline. ‘’Apa kamu bilang? Wanita ulat? Bukankah julukan wanita ulat itu pantas untukmu? Kamu merebut Arsen dari kakakmu, lalu kamu tidur dengan Arsen. Apa kamu bukan wanita ulat juga?’’.
‘’Asal kamu tau, aku sama sekali tidak berniat merebut Arsen dari kakakku ataupun darimu. Semua yang terjadi karena kecelakaan’’.
‘’Kamu sama saja seperti wanita jalang diluaran sana’’.
Aline tersenyum sinis. ‘’Harusnya anda bercermin nona Jihan Bramantyo’’.
Mira yang mendengar perdebatan kedua wanita itu langsung menghampiri dan meminta Aline menyerahkan Key padanya. Mira tak ingin bayi itu mendengar perdebatan antara Aline dan Jihan.
Jihan akhirnya semakin tersulut emosi dengan perkataan Aline. ‘’Kamu harus sadar Aline Archer. Arsen tidak mencintaimu, untuk apa kamu tetap disini? Kamu sangat tidak tau malu. Dan asal kamu tau, Arsen akan segera memulangkanmu ke Indonesia!!’’. Jihan keluar dari mansion dengan emosi.
Saat Jihan berjalan menuju pintu keluar, ia berpapasan dengan Arsen yang baru saja pulang dari kantor. Arsen tau Jihan sedang marah, lalu ia mengejar Jihan namun Jihan sudah masuk mobil dan meninggalkan pekarangan mansion. Dengan langkah lebar Arsen masuk kedalam dan menemui Aline. Ia yakin Jihan pasti bertengkar dengan Aline.
‘’Kau apakan Jihan?!!’’. Bentak Arsen pada Aline yang hendak melangkah menemui putrinya.
‘’Aku tidak apa-apakan Jihan’’.
‘’Kenapa dia menangis?’’.
‘’Aku hanya tidak ingin anakku berdekatan dengan wanita ulat itu’’. Ucap Aline santai.
‘’Apa kau bilang?! Kau sangat keterlaluan Aline!!’’. Bentak Arsen didepan Aline.
Aline memejamkan matanya sejenak menahan matanya yang mulai memanas. “Seandainya semua bisa berbalik, apa kamu bisa sekuat aku Arsen? Dan bagaimana jika aku yang berhenti mencintaimu terlebih dahulu? Apa kamu akan merasakan kehilangan seperti aku kehilanganmu yang tak lagi mencintaiku saat ini?”.
Aline menarik nafas dan menghembuskannya pelan.‘’Aku pikir setelah memberimu kesempatan kedua, Kamu akan benar-benar berubah, nyatanya kamu hanya ingin mengulang kejadian yang sama menyakitiku hingga kembali terluka seperti ini Arsen. Aku tau kamu akan menceraikanku dan memulangkanku kenegara asalku, tapi aku mohon jangan pernah mengambil Key dariku. Dia adalah alasanku untuk hidup sekarang’’. Air mata mengalir dipipi pucat Aline.
‘’Aku akan tetap menceraikanmu dan segera memulangkanmu ke Indonesia. Masalah Key, dia akan tetap ikut denganku. Dia anakku, kau tak punya hak lagi untuk Key’’. Ucap Arsen dingin.
‘’Aku ibunya Arsen. Aku punya hak sepenuhnya pada Key’’.
‘’Sudahlah Aline lebih baik mulai sekarang kau mengemasi barang-barangmu agar tiba saatnya kita berpisah tak akan ada barangmu yang tertinggal disini’’.
Aline menatap Arsen dengan wajah penuh air mata. Arsen melihat mata Aline, didalam sana ada banyak kesedihan yang Aline rasakan, namun ia tak peduli untuk itu.
‘’Apa kamu tau Arsen? Aku dan Kamu bagaikan Bumi dan Hujan. Bumi yang selalu siap menerima hujan tanpa mengeluh seberapa banyak hujan menurunkan airnya’’. Aline diam sejenak mengontrol gejolak hatinya.
‘’Seperti aku yang selalu menerima setiap luka dan air mata yang telah kamu ciptakan untukku’’.
Arsen tetap diam. Aline meninggalkan Arsen yang masih diam mematung disana. Aline masuk kekamarnya dan mengemasi semua pakaian dan barang-barangnya. Setelah selesai, Aline menghampiri Key yang sedang tertidur di box bayinya. Ia mengangkat putrinya lalu menciuminya dengan menangis. Semoga dengan keputusannya ini semua akan baik-baik saja. Keputusan dimana ia akan kembali ke Indonesia. Aline menyerah. Ia sudah lelah dengan semua kesakitan yang Arsen berikan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY OF LIFE (REVISI)
Romance#Book - 2 Berbagai macam godaan pasti akan datang untuk menggoyahkan suatu hubungan, namun janji untuk saling setia tak lagi dapat menjadi penguat agar bertahan lebih lama. Memperjuangkan sebuah cinta terkadang bukan menjadi hal yang mudah untuk dil...