Arsen baru saja selesai dengan meetingnya di 'Morgan Corp'. Arsen menjabat tangan orang kepercayaan Marvel yang tengah menggantikannya untuk memimpin meeting dengan 'LS Corp'.
Arsen keluar dari ruang meeting itu dan berdiri didepan lift menunggu lift terbuka, ia menegang ditempat saat pintu lift terbuka. Ia melihat sosok wanita yang selama ini pergi meninggalkannya.
''Aline''.
Wanita itu berjalan menghiraukan Arsen. Dengan cepat Arsen menarik tangan wanita itu dan memeluknya erat seolah ia tak ingin berpisah dengannya lagi. Wanita itu terbelalak saat tubuhnya dipeluk oleh pria yang sama sekali tidak ia kenal.
''KURANGAJAR!! LEPASKAN SAYA!!''. Wanita itu meronta minta dilepaskan.
''Aline aku sangat merindukanmu. Aku percaya jika kau masih hidup''. Ucap Arsen masih memeluk wanita itu. Ando hanya diam tak percaya dengan apa yang ia lihat. Ando juga yakin jika wanita itu adalah istri Tuannya.
''Lepaskan aku bodoh!!''. Wanita itu masih meronta. Dengan geram ia menendang pusaka Arsen menggunakan lututnya.
Arsen melepas pelukan itu karena ia merasakan sakit di bagian pusakanya. Wanita itu tersenyum sinis menatap Arsen.
''Pria kurangajar. Mengapa kau memelukku?! Ini sebuah pelecehan!!''.
Rasa ngilunya masih terasa namun Arsen mengabaikannya karena ia tak ingin kehilangan wanitanya kembali.
''Kau Aline Learson istriku''.
''Aku bukan Aline dan aku juga bukan istrimu bodoh''.
''Namaku Merysa Morgan, bukan istrimu!!''.
''Tidak. Kau Aline Learson istriku''. Kekeh Arsen.
''Aku bukan istrimu''.
''Kau istriku''.
''Bukan''.
''Iya''.
''Bukan''.
''STOP!!''. Teriak Marvel yang baru saja sampai dikantornya.
''Mengapa kalian ribut disini?! Kalian tidak sadar jika kalian menjadi tontonan semua orang!!''.
Merysa dan Arsen menatap sekelilingnya dan ternyata benar mereka menjadi tontonan karyawan yang lain.
''Marvel, pria ini sudah melecehkanku. Dia tiba-tiba memelukku''. Adu Merysa pada Marvel. Marvel langsung kaget dan menatap Merysa.
''Kau apakan dia?''. Bisik Marvel penasaran.
''Aku hanya menendang benda imut-imutnya saja dan itu membuat lututku geli''. Jawabnya dengan geli.
Marvel menepuk dahinya. ''Merysa, dia adalah rekan bisnis kita. Seharusnya kau tidak menendang ulat bulunya itu''. Geram Marvel.
''Ulat bulu?''. Ulang Merysa sembari berfikir.
''Lupakan. Sekarang minta maaf ke Tuan Learson''. Perintah Marvel namun Merysa mengacuhkannya.
''Ayo Merysa!!''. Desis Marvel pada Merysa.
''Tuan Learson maafkan dia. Dia memang sedikit tidak waras''. Ucap Marvel tak enak dan Arsen hanya tersenyum. Merysa menatap Marvel dengan tajam.
''Cepat minta maaf Merysa''. Desis Marvel sekali lagi dengan tajam. Dengan terpaksa Merysa meminta maaf pada Arsen.
''Maaf''. Ucapnya sewot.
Arsen tersenyum lalu mengulurkan tangannya. ''Panggil saya Arsen''.
Merysa tak membalas uluran tangan Arsen. ''Hemm. Ingat baik-baik namaku Merysa Morgan''.
Arsen tersenyum senang melihat Merysa yang sangat sama persis dengan istrinya. Ia tidak akan terburu-buru seperti tadi mengklaim Merysa adalah istrinya. Ia akan mencari tau tentang Merysa.
***
Setiap hari Arsen selalu meluangkan waktu untuk bertemu dengan Merysa di kantor Marvel. Sebenarnya Merysa sangat terganggu dengan keberadaan Arsen. Arsen selalu ingin dekat dengan Merysa membuat Merysa risih. Seperti sekarang ini, Merysa berada di ruang kerja Marvel untuk menggantikannya karena pria itu sedang berada diluar negeri.
Arsen terus menatap Merysa sembari tersenyum sendiri. Merysa sangat risih dipandang seperti itu. Ia merobek kertas menggulungnya lalu ia lempar kearah Arsen.
''Kau ini tidak ada pekerjaan selain menatapku Tuan Learson?''.
Arsen tersenyum lalu menyilangkan tangannya didada. ''Pekerjaanku saat ini adalah memandangimu Merysa Morgan''.
Merysa memutar bola matanya malas. ''Sepertinya anda mengalami gejala sakit jiwa Tuan. Alangkah lebih baik anda periksakan diri anda''.
''Kau Dokternya''. Ucap Arsen dengan mengedipkan matanya genit.
Merysa bergidik geli. ''Saya harus pulang sekarang karena saya ada janji dengan teman saya''. Merysa berdiri lalu Arsenpun juga ikut berdiri.
''Aku akan mengantarmu''.
''Tidak perlu''. Sahut Merysa dengan cepat.
''Itu perlu''. Balas Arsen tak mau kalah.
Merysa menghembuskan nafas lelah. Ia tidak ingin berdebat dengan pria yang berada dihadapannya sekarang ini.
''Baiklah''.
Akhirnya Arsen tersenyum penuh dengan kemenangan.Disepanjang perjalanan, tak henti-hentinya Arsen mengoceh sendiri tanpa ditanggapi oleh Merysa. Merysa hanya diam mendengar ocehan pria yang tengah mengemudikan mobil dengan pelan.
''Mobilmu seperti siput''. Ucap Merysa dingin. Arsen hanya tersenyum gemas mendengar nada dingin Merysa.
''Baiklah jika Nona Merysa ingin berjalan seperti kuda pacu, saya akan mempercepat mobil ini''. Merysa hanya diam tak menanggapi ucapan Arsen.
''Berpegangan Nona cantik''. Ucap Arsen sebelum menginjak gasnya dan mengemudikan mobil sportnya dengan kencang.
Merysa menutup matanya rapat dengan memegang sabuk pengamannya erat.
''ARSEN BODOH, GILA, BRENGSEK!!. JANGAN MENGEMUDIKAN MOBIL SEKENCANG INI!!!''. Maki Merysa masih dengan terpejam.
''Tenang Nona aku sudah ahli dalam hal mengemudi''. Jawab Arsen santai.
Sesampainya diapartemen, Arsen duduk disofa dengan santainya. Sebenarnya Merysa tidak menawarkannya untuk mampir, namun Arsen yang memaksa Merysa untuk mengijinkannya mampir. Merysa meletakkan minuman diatas meja dengan kesal.
''Habiskan minummu setelah itu pulanglah''. Usir Merysa sinis.
''Kau mengusirku Merysa?''. Tanya Arsen memastikan.
''Ya aku mengusirmu Tuan Arsen!! Kau selalu menggangguku!! Mengapa kau menggangguku terus menerus!!''.
Arsen berdiri dan mendekati Merysa. Ia memegang kedua bahu Merysa. ''Karena aku yakin kau adalah istriku''.
''Cukup Arsen aku bukan istrimu!! Aku Merysa Morgan sepupu dari Marvel Morgan''. Tegasnya.
''Kau Aline Learson istriku bukan Merysa Morgan''. Ucapnya lembut.
Dengan tiba-tiba Arsen mencium bibir Merysa dengan lembut. Merysa ingin melawan pria yang sudah kurang ajar padanya. Namun entah mengapa hatinya berdesir saat bersama dengan Arsen. Orang yang setiap hari mengganggunya. Bayangan-bayangan dikepalannya mulai terlihat kembali. Ia merasa pusing saat ingin mengginggat siapa sebenarnya bayangan pria yang ada dalam pikirannya.
Marvel mendengar dan melihat mereka berdua. Sebenarnya ia sudah datang sejak tadi pagi. Ia hendak mengambil minum di dapur namun ia urungkan karena Arsen dan Merysa sedang berada disana. Dan Marvel sudah tau siapa Keyna sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY OF LIFE (REVISI)
Romance#Book - 2 Berbagai macam godaan pasti akan datang untuk menggoyahkan suatu hubungan, namun janji untuk saling setia tak lagi dapat menjadi penguat agar bertahan lebih lama. Memperjuangkan sebuah cinta terkadang bukan menjadi hal yang mudah untuk dil...