29. KEWAJIBAN SEBAGAI ISTRI

38K 1.5K 9
                                    

‘’Mengapa kau tak menemani Aline Mr. Jhon?’’. Arsen sangat marah pada Mr. Jhon karena seharusnya Mr. Jhon selalu berada didekat Aline untuk menjaganya.

‘’Maaf Tuan. Nyonya menyuruhku untuk membeli snack untuknya. Saya sudah membujuknya untuk menemani sampai diruangan Tuan tetapi Nyonya sangat bersikeras menyuruh saya untuk membeli snack untuknya’’. Jawab Mr. Jhon dengan merasa bersalah telah lalai menjaga istri Tuannya.

Arsen menghembuskan nafas lelah. ‘’Baiklah. Lain kali jangan sampai membiarkannya sediri!!’’. Tegas Arsen lalu ia masuk kedalam ruang rawat Aline.

Arsen mendekati ranjang Aline sambil mengusap kepala istrinya dengan sayang. Ia bisa bernafas lega jika Aline dan bayinya baik-baik saja. Tangan Arsen terulur menyentuh perut Aline yang sudah membesar.

‘’Kau baik-baik saja didalam sana sayang? Maafkan Mommymu yang selalu mengajakmu untuk bertarung’’. Arsen tersenyum mengingat tingkah istrinya yang selalu ribut dengan orang.

‘’Jika kau besar nanti jangan meniru mommy ya sayang. Tirulah Daddy jangan meniru Mommy yang sukanya mencakar wajah seseorang’’. Arsen terkekeh pelan dengan ucapannya sendiri.

‘’Aku tidak ingin anakku seperti papan berjalan’’. Sahut Aline yang sudah sadar sejak Arsen memarahi Mr. Jhon.

‘’Kau sudah sadar? Mana yang sakit?’’.

‘’Aku baik-baik saja. Aku haus tolong ambilkan aku minum’’.

Dengan segera Arsen mengambilkan minum untuk istrinya.
‘’Jangan memarahi Mr. Jhon ia tidak salah’’. Ucap Aline setelah menghabiskan air putih hingga tandas.

Arsen tersenyum sambil mengusap kepala Aline dengan sayang. ‘’Lain kali kau jangan berbuat seperti itu lagi Aline. Itu sangat berbahaya’’.

‘’Baik Mr. Learson’’.

***

Keadaan Aline telah membaik dan dua hari yang lalu ia telah kembali dari rumah sakit.

‘’Arsen’’.

‘’Heemm’’. Dehem Arsen masih berkutat dengan Laptopnya.

‘’Aku akan memberikan hakmu sebagai suamiku malam ini’’. Kata Aline lirih.

Arsen menoleh kearah Aline sekilas lalu menyudahi pekerjaannya. ‘’Apa maksudmu Aline?’’.

Aline bangun dari baringannya dan duduk menatap Arsen. ‘’Aku akan menjadi istrimu sepenuhnya. Aku akan memberikan hakmu sebagai suami’’.

‘’Kenapa tiba-tiba kau bicara seperti itu?’’.

‘’Karena aku pernah bilang padamu kalau aku akan menjalankan kewajibanku sebagai istri sebelum kita berpisah’’. Kata Aline menahan gejolak hatinya ketika berbicara tentang perpisahan.

Arsen menghembuskan nafas lelah. Lagi-lagi Aline membahas masalah perpisahan. ‘’Nyonya Aline Learson dengarkan aku’’. Arsen menatap manik mata indah Aline dengan lembut dengan memegang kedua pipi Aline.

‘’Aku mencintaimu. Aku seperti sekarang ini karenamu. Setiap harapan dan mimpi yang aku buat, semua adalah karenamu. Tak perduli apa yang akan terjadi  esok, karena setiap hari dan saat ini adalah hal yang luar biasa bagi hidupku karena aku dan kau bisa bersama. Aku akan selalu menjadi milikmu Aline Learson. Aku berjanji’’.

‘’Jangan ucapkan janji yang tak bisa kamu tepati. Jangan katakan cinta jika tak tulus dari hati. Karena akhirnya seseorang akan kamu lukai Arsen’’.

‘’Tidak Aline. Aku benar-benar mencintaimu. Aku ingin kita tetap bersama tanpa ada kata berpisah. Aku mencintaimu’’. Arsen merengkuh Aline dalam pelukannya dan malam ini Aline telah melakukan tugasnya sebagai istri dari seorang Arsen Learson.

***

Hari berganti minggu dan minggu telah berganti bulan. Semenjak perkelahianannya dengan Olive, Aline tak pernah lagi mendatangi suaminya ke kantor. Ia malas jika harus berurusan dan melihat orang-orang yang pernah menyakitinya.

Kandungan Aline telah memasuki usia tuju bulan. Selama kehamilan, Arsen sangatlah overprotektif padanya. Mulai dari makanan, minuman dan pekerjaan yang Aline lakukan. Dan selama itulah hubungan Aline dan Arsen sangatlah membaik.

‘’Pagi sayang’’. Sapa Arsen saat mendapati istrinya sedang menyiapkan sarapan untuknya. Tak lupa juga Arsen mencium puncak kepala Aline dengan sayang.

‘’Pagi’’. Balas Aline dengan senyum manisnya.

Arsen duduk dikursi kemudian memakan roti yang telah disiapkan istrinya. ‘’Kau sudah makan?’’. Aline menggeleng.

‘’Sudah minum susu?’’. Lagi-lagi Aline menggeleng.

Arsen menghembuskan nafas lelah kemudian berdiri lalu berjalan kearah pantry dan mulai membuatkan susu hamil untuk istri tercintanya. Aline hanya diam dan memandang aktifitas Arsen yang sedang berkutat didepan pantry. Setelah selesai, Arsen kembali dengan membawakan segelas susu untuk Aline.

‘’Minumlah. Jangan sampai telat meminum susu hamilmu’’. Kesal Arsen lalu duduk disamping istrinya.

‘’Terimakasih. Maaf merepotkan’’.
Setelah selesai sarapan, Aline mengantar suaminya sampai depan pintu utama.

‘’Hati-hati dijalan’’. Aline merapikan jas Arsen sebelum berangkat.

‘’Baiklah Mrs. Learson. Kau juga harus jaga diri dengan baik’’. Arsen mengecup kening istrinya lalu berjongkok mensejajarkan dirinya dengan perut besar Aline.

‘’Hay anak Daddy. Apa kabar? Kau pasti sesak berada didalam sana. Bersabarlah sayang sebentar lagi kau akan melihat indahnya dunia, dan kau juga bisa melihat Daddy tampanmu ini’’. Kata Arsen berbangga diri.

‘’Jangan sok tampan kamu Arsen!!’’. Sahut Aline tak terima dengan perkataan suaminya.

Arsen berdiri sambil tertawa gemas melihat pipi bulat Aline yang sudah mengembung karena kesal. Ingin sekali Arsen mencubitnya dengan kencang, namun ia urungkan karena kasihan pada istri tercintanya.

‘’Kenapa ketawa?’’.

‘’Pipimu sangat bulat dan aku gemas ingin mencubitnya’’.

Aline melotot dan berkacak pinggang dihadapan suaminya. ‘’Jadi maksudmu aku gendut?! Aku seperti ini juga karenamu Arsen’’. Kesal Aline sambil menghentakkan kakinya.

Dengan cepat Arsen merengkuh tubuh istrinya sambil mengucapkan kata maaf karena telah berbicara seperti itu dan membuat istrinya tersinggung. Setelah berpelukan Arsen segera pamit untuk segera berangkat ke kantor.

***

Aline sedang berada di ruang tengah bersama Mira. Sejak kehamilan Aline membesar, Arsen menugaskan Mira untuk selalu menemani Aline kemanapun saat berada dirumah. Aline menonton film kesukaannya dengan ditemani camilan dan jus jeruk. Tak lama kemudian suara bel pintu mansionnya berbunyi, sesegera mungkin Mira pamit untuk membukakan pintu untuk tamu itu.
Tak lama kemudian Mira kembali keruang tengah memberi tahu pada Aline jika ada seseorang yang sedang menunggunya diruang tamu. Aline pun segera beranjak dari sofa menuju ruang tamu untuk menemui seseorang yang ingin bertemu dengannya.

Aline mengeryit saat melihat seorang wanita yang sedang berdiri membelakanginya. Namun baginya wanita itu sangatlah tak asing.

‘’Maaf, Apakah anda mencari saya?’’. Kata Aline menyapa wanita itu dengan sedikit ragu.

Wanita itu mendengar ucapan Aline dan dengan perlahan wanita itu membalikkan tubuhnya membuat seluruh tubuh Aline menegang.















DESTINY OF LIFE (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang