Setelah pulang dari rumah sakit, Aline pergi ke cafe miliknya hanya untuk mengecek saja.
Saat Aline berjalan tak sengaja matanya menangkap sosok pria dan wanita dimana sang pria begitu sangat femiliar bagi Aline. Aline memicingkan matanya setelah yakin bahwa pria itu adalah 'Dimas'.
Munculah ide dikepala Aline. Aline menyeringai dan segera berjalan menghampiri Dimas dan seorang wanita yang berada di hadapannya. Dengan santainya Aline duduk disalah satu kursi antara Dimas dan wanita itu.
''Hai Dimas''. Sapa Aline membuat Dimas terkejut dan gelagapan.
Mata Aline mengedip sekilas kepada Dimas.''Kamu siapa?''. Tanya seorang wanita didepan Dimas.
Aline mengulurkan tangannya. ''Perkenalkan namaku Aline''. Aline melihat kearah Dimas yang sudah pasrah dengan apa yang ia katakan.
''Temanya Dimas''. Lanjut Aline.
Dimas merasa lega ketika Aline memperkenalkan dirinya sebagai 'Teman' bukan sebagai 'Calon tunangan'.Wanita itu menyambut uluran tangan Aline. ''Aku Sesil, kekasih Dimas''.
Ucapnya ramah dan hanya diangguki oleh Aline.'Mati lah aku. Ketahuan kalau aku masih mempunyai kekasih. Aku yakin Aline pasti akan marah dan membatalkan pertunangan itu'. Batin Dimas.
''Sudah lama pacarannya?''. Tanya Aline pada Sesil.
''Sudah empat tahun''. Jawab Sesil.
''Lama juga''. Sahut Aline.
''Yasudah aku pulang dahulu ya. Bye Sesil Bye Dimas!!''. Aline pergi meninggalkan mereka berdua dengan senyuman penuh arti.
'Aku yakin, aku pasti akan segera terbebas dari perjodohan sialan ini'. Ucap Aline dalam hati.
***
Aline melajukan mobilnya dengan kecepatan normal. Hari sudah menunjukan sore dan entah mengapa Aline sangat ingin berkunjung ke rumah sakit lagi untuk bertemu dengan Farel.
Sehari tanpa mendengar suara Farel atau bertemu membuat hati Aline merasakan kerinduan. Tanpa berpikir dua kali Aline kembali kerumah sakit hanya untuk bertemu dengan Farel sang dokter cintanya.
Aline mengintip diluar ruangan Farel dikaca pintu, setelah yakin tidak ada pasien Aline masuk kedalam ruang praktek milik Farel tanpa permisi membuat Farel terkejut dibuatnya.
''Dokter, saya sakit lagi''. Ucap Aline manja dan langsung duduk diatas brankar.
Farel terkekeh dengan tingkah konyol yang selalu Aline lakukan hanya untuk bertemu dengannya.
Farel beranjak dari duduknya dan menghampiri Aline yang sudah duduk dibrankar.''Mana yang sakit?''. Tanya Farel dengan lembut.
Aline mengulum senyumnya ''Disini''. Tunjuk Aline pada dadanya.
''Sakit karena cintanya bertepuk sebelah tangan''. Sindir Aline pada Farel.
Farel terkekeh dan semakin gemas dibuatnya. Detak jantung Aline sudah tak beraturan saat wajah Farel semakin mendekat kewajahnya.
Dengan otomatis Aline memejamkan kedua matanya untuk menerima perlakuan lembut dari Farel. Berharap Farel akan menciumnya dengan sepenuh hati.Tookk tookk tookk...
Suara ketukan dipintu membuyarkan pikiran mesum keduanya. Farel merasa canggung menatap Aline, begitupun juga Aline yang sudah mengumpat dalam hati karena pengganggu yang mengetuk pintu itu.
''Permisi Dok saya hanya ingin mengantarkan file pasien''. Ujar salah satu perawat dengan menyerahkan beberapa lembar kertas pada Farel lalu si perawat permisi.
Farel kembali kebrankar menghampiri Aline yang masih setia duduk diatas brankar.
''Ayo pulang? mumpung hari ini malam minggu kita jalan berdua''. Ucap Farel sedikit kaku.
Lagi-lagi Aline mengulum senyum dan segera mengangguk.
'Damn, kamu sudah membuat hatiku terbang Farel'. Batin Aline bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY OF LIFE (REVISI)
Romance#Book - 2 Berbagai macam godaan pasti akan datang untuk menggoyahkan suatu hubungan, namun janji untuk saling setia tak lagi dapat menjadi penguat agar bertahan lebih lama. Memperjuangkan sebuah cinta terkadang bukan menjadi hal yang mudah untuk dil...