‘’Kau telah melupakanku Arsen. Kau sangat jahat’’. Ucap seorang wanita itu dengan terisak.
Arsen merengkuh wanita itu didalam pelukannya. ‘’Maafkan aku. Aku tidak berniat untuk melupakanmu sayang. Aku mencintaimu’’.
‘’Semenjak wanita itu hadir dalam kehidupanmu, kau benar-benar melupakanku. Wanita itu telah berhasil menggeserku dari hidupmu. Kau tak pernah menemuiku lagi. Kau sangat jahat’’.
Arsen menangkup kedua pipi wanita itu dan menatap manik mata wanita yang berada dihadapannya.
‘’Kau harus tau. Aku sangatlah mencintaimu, aku tidak pernah melupakanmu’’.
‘’Benarkah?’’. Tanya wanita itu memastikan. Arsen mengangguk tersenyum lalu ia mencium bibir wanita itu dengan lembut.
Arsen terbangun dari tidurnya. Ia menatap jam yang sudah menunjukkan jam makan siang. selesai dari rapatnya ia tertidur dimeja kerjanya. Ia duduk dikursi kebesarannya sambil sesekali memijat pangkal hidungnya merasa pusing dan lelah.
‘’Ternyata hanya mimpi’’. Gumanya pelan.
Arsen membuka laci mejanya mengambil salah satu lembar foto yang berada disana. Ia tersenyum getir melihat foto yang sudah berada ditangannya. Foto yang terlihat sangat bahagia. Foto dimana sanga wanita mencium pipi kiri sang pria sedangkan sang pria tersenyum penuh dengan kebahagiaan. Tak terasa setetes air mata jatuh dimata Arsen tanpa permisi.
‘’Maafkan aku’’. Gumanya pelan.
Kisah antara dia dengan wanita itu mulai berputar diingatannya. Arsen sangat menyayangi, mencintai dan merindukan sosok wanita itu yang telah meninggalkannya beberapa tahun lalu. Hanya sebuah kenangan yang bisa Arsen ingat dan hanya sebuah foto yang bisa membuat rasa rindunya sedikit terobati.
***
Angin berhembus menerpa membawa deburan ombak mendekati pasir yang terhampar. Pasir putih menghampar luas mengilatkan cahaya matahari. Terlihat burung-burung berterbangan bersama mengitari lautan yang nampak biru nan indah.
‘’Sayang, aku senang kau mengajakku ketempat indah ini’’. Ucap seorang wanita menyenderkan kepalanya pada pundak Arsen.
Arsen tersenyum sambil mengusap kepala sang kekasih sesekali mencium puncak kepala wanita itu. ‘’Apapun yang membuatmu senang aku akan lakukan itu sayang’’.
Wanita itu mendongak dan membenarkan duduknya lalu menatap lekat manik mata Arsen. Wanita itu mengambil kedua tangan Arsen dan menggenggamnya erat.
‘’Sayang, jika suatu saat nanti aku pergi, aku mohon jaga dirimu baik-baik dan jangan pernah melupakanku’’. Ucapnya dengan menitikan air mata.
‘’Kau bicara apa sayang. Kau tidak akan meninggalkanku, kau akan tetap bersamaku dan aku akan selalu menginggatmu dan mencintaimu. Karena aku yakin kau adalah masa depanku’’. Jelas Arsen lembut pada wanitanya.
Wanita itu semakin terisak mendengar ucapan Arsen. Dalam hati ia sangat ingin menemani Arsen sampai tua nanti, namun baginya itu tidak akan pernah terwujud. Wanita itu tidak ingin memberi tau Arsen tentang penyakitnya, ia juga meminta orang tuanya untuk tidak memberi tau pada Arsen ataupun keluarganya. Saat Arsen berada di Jerman untuk melanjutkan pendidikannya, disaat itulah wanita itu merasa lega jika akan melakukan kemoterapi karena Arsen tak akan melihat kegiatannya. Dan disaat Arsen sudah kembali membuat wanita itu harus mencari-cari alasan untuk pergi kekemoterapi.
Tiga hari setelah liburan ke pantai. Arsen sama sekali tak bertemu dan berhubungan dengan wanitanya karena wanitanya sulit dihubungi dan juga kesibukan Arsen menjadi CEO muda disatu perusahaan milik orang tuanya membuat hubungannya dengan wanitanya menjadi renggang.
Ponsel Arsen bergetar. Ia melihat nama yang tertera dilayar ponselnya. Arsen segera mengangkat telepon dari Mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY OF LIFE (REVISI)
Romance#Book - 2 Berbagai macam godaan pasti akan datang untuk menggoyahkan suatu hubungan, namun janji untuk saling setia tak lagi dapat menjadi penguat agar bertahan lebih lama. Memperjuangkan sebuah cinta terkadang bukan menjadi hal yang mudah untuk dil...