Merysa mengemudikan mobilnya dengan kecepatan normal sembari berjoget ria didalam mobilnya mengikuti alunan musik dalam mobil. Tanpa ia sadari seorang gadis kecil tengah berlari menyebrangi jalan dan terserempet mobilnya. Untung saja Merysa cepat menginjak remnya sehingga gadis itu hanya terserempet saja. Merysa turun dari mobil lalu menolong gadis kecil itu.
‘’Hey cantik maafkan Tante, Tante tidak sengaja menabrakmu’’. Ucap Merysa merasa bersalah.
‘’Tante ini bisa tidak mengemudikan mobil?’’. Kata gadis itu dengan marah.
‘’Maafkan Tante sayang. Dimana orang tuamu? Dan mengapa kau tidak masuk kedalam sekolah?’’.
‘’Mereka sudah pulang setelah mengantarku. Aku melihat ada penjual es cream itu, aku ingin membelinya’’.
Merysa tersenyum lalu mencubit pipi gadis kecil itu gemas. ‘’Ikut Tante. Tante akan membelikannya untukmu. Ayo!!’’. Ajak Merysa, namun gadis itu hanya diam ditempat sembari memandang Merysa.
‘’Hey berdirilah gadis manis’’.
‘’Tante ini bagaimana? Kakiku sedang sakit, aku tidak bisa berjalan’’. Protes gadis itu lucu.
Merysa menepuk dahinya lalu tersenyum pada gadis itu. ‘’Baiklah jika kau mau Tante akan menggendongmu’’.
Gadis itu tersenyum dan mengangguk. Merysa segera menggendong gadis itu dan membelikannya es cream yang di inginkan gadis itu. Setelah membeli es cream, Merysa mendudukkan gadis itu di mobilnya.
‘’Habiskan es creammu setelah itu kita kerumah sakit mengobati lukamu lalu masuklah kedalam kelas’’.
‘’Aku tidak ingin masuk kelas. Hari ini aku ingin meliburkan diri saja Tante’’. Ucapnya dengan enteng.
‘’Kau ini masih kecil tetapi bicaramu seperti orang dewasa’’. Gerutu Merysa.
‘’Kau harus sekolah gadis manis’’. Bujuknya lembut.
‘’Aku tidak mau’’.
Merysa menghembuskan nafas pasrah. ‘’Ikutlah denganku, Tante akan mengobati lukamu’’. Gadis itu hanya mengangguk setuju sembari memakan es creamnya.
***
Setelah melakukan rapat bersama rekan bisnisnya yang baru, Arsen mengajak rekan bisnis barunya bersantai di cafe sebrang kantornya. Awalnya mereka membicarakan tentang pekerjaan namun semakin lama pembicaraan mereka menjurus pada kehidupan pribadi mereka.
‘’Jadi istri anda telah meninggal Tuan?’’. Tanya Marvel memastikan setelah Arsen bercerita tentang masalahnya.
Sebenarnya Arsen bukan tipe pria yang mudah menceritakan masalahnya pada orang lain apalagi orang yang baru mengenalnya. Entah mengapa Arsen merasa nyaman bercerita pada Marvel rekan bisnisnys yang baru.
‘’Ya. Istriku meninggal akibat kecelakaan’’.
Marvel menepuk bahu Arsen pelan guna menenangkan hati rekannya yang tengah bersedih menginggat istrinya.
‘’Tuan Learson, Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu lain terbuka. Tetapi, sayangnya kita sering menatap terlalu lama pintu yang telah tertutup itu sehingga kita tidak melihat pintu lain yang telah dibukakan untuk kita sebagai gantinya. Cobalah untuk merelakan Nyonya Learson dan membuka lembaran baru bersama wanita lain yang dapat menerima anda dan putri anda. Anda pasti bisa Tuan, saya yakin’’.
‘’Semua tak semudah yang anda katakan Tuan Morgan. Saya pernah untuk mencobanya namun saya tetap tidak bisa’’. Ucap Arsen pasrah.
‘’Saya terlalu mencintainya’’.
Marvel menepuk punggung Arsen menenangkannya. ‘’Anda harus kuat Tuan Learson’’.
Arsen tersenyum. ‘’Terimakasih Tuan Morgan’’.
***
‘’Ayo masuk’’. Ajak Merysa pada gadis itu untuk masuk kedalam apartemennya.
‘’Tante tinggal disini?’’.
Merysa membawa gadis itu duduk lalu mengambilkan jus jeruk yang sudah tersedia didalam kulkas. Marysa kembali dengan dua gelas jus jeruk dan kotak P3K.
‘’Iya, Tante tinggal disini’’.
‘’Tante mirip seperti Mommyku’’. Ucapnya dengan meneliti wajah Merysa.
‘’Benarkah. Oh ya, Siapa namamu?’’.
Gadis itu meletakkan gelasnya. ‘’Namaku Keyna. Nama Tante siapa?’’.
‘’Nama Tante Merysa’’. Merysa mulai mengobati lutut Key dengan telaten.
‘’Setelah ini Tante akan mengantarmu pulang’’.
‘’Aku tidak mau pulang Tante. Jika Key pulang saat jam sekolah, Daddy akan memarahiku. Biarkan aku disini menemani Tante. Bagaimana?’’. Tanya Key dengan mengerjabkan matanya lucu.
Merysa tertawa melihat tingkah gadis itu. Ia sedikit terhibur dengan adanya gadis itu diapartemennya. Mereka berdua bercanda bersama. Sesekali Merysa tertawa mendengar celotelah Key yang menurutnya lucu. Baik Key maupun Merysa merasa sangat nyaman saat mereka bersama. Sampai Key kini tengah tertidur menggunakan paha Merysa sebagai bantal. Merysa mengusap lembut rambut Key membuat Key semakin nyaman dalam tidurnya.
‘’Merysa kau dimana?’’. Teriak Marvel saat masuk kedalam apartemen.
‘’Marvel Morgan kecilkan suaramu’’. Desis Merysa.
Marvel membekap mulutnya sediri menyadari bahwa tengah ada anak kecil yang sedang tidur pulas dipangkuan Merysa.
‘’Kau menculik anak siapa Merysa!!’’. Desis Marvel
‘’Aku tidak sengaja menabraknya tadi pagi dan aku membawanya kemari untuk mengobati lututnya yang terluka’’. Jelas Merysa dan diangguki oleh Marvel.
‘’Kau sudah makan Marvel?’’.
Marvel mengangguk mendudukkan dirinya disofa yang kosong. ‘’Aku sudah makan bersama rekan bisnisku’’.
‘’Baguslah. Aku tidak memasak hari ini’’. Merysa memamerkan deretan gigi putihnya.
Marvel memandang gadis kecil yang tengah tertidur nyenyak dipangkuan Merysa. Ia sangat tidak asing dengan wajah gadis itu. Merysa menatap Marvel dengan curiga.
‘’Jangan menatap gadis ini seperti itu. Dia masih kecil. Jangan menjadi seorang pedofil Marvel’’. Perkataan Merysa membuyarkan pikiran Marvel lalu ia mengambil camilan dan melamparkannya pada Merysa.
‘’Pemikiranmu sungguh dangkal Merysa Morgan’’.
Merysa tertawa pelan melihat Marvel kesal padanya. Marvel beranjak dari sofa lalu masuk kedalam kamarnya membersihkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY OF LIFE (REVISI)
Romance#Book - 2 Berbagai macam godaan pasti akan datang untuk menggoyahkan suatu hubungan, namun janji untuk saling setia tak lagi dapat menjadi penguat agar bertahan lebih lama. Memperjuangkan sebuah cinta terkadang bukan menjadi hal yang mudah untuk dil...