PART 15

3.1K 95 2
                                    

"Jangan hanya ingin masalahmu dimengerti oleh sahabatmu tapi kamu juga harus mau mengerti masalah sahabatmu"

🐼🐼🐼

Rafael sedang duduk di sofa yang ada di lantai atas cafe RNR sambil menyesap rokoknya. Sesekali terlihat wajah penyesalan dan kerinduannya kepada sosok yang biasanya selalu memberikan perhatian yang selalu ia abaikan.

Perhatian yang ia sia-siakan dulu sekarang sangat di rindukannya, perhatian yang tak pernah didapatkan dari orang lain perhatian yang dulu saat diberikan ia merasa risih.

"Jangan karena cewek yang nggak penting itu hubungan persahabatan yang kita jalin sejak masih kecil harus berakhir sia-sia"

"Lo yang buat persahabatan kita retak bukan Karin! GUE PASTIIN LO AKAN MERASA BERSALAH DAN MENYESAL KARENA UDAH SIA-SIAIN KARIN" kilasan-kilasan tentang pertengkarannya dengan Navy tempo hari tebayang-bayang dipikiran Rafael. Ia sekarang sadar apa yang diucapkan Navy sekarang terjadi ia menyesal karena sudah menyia-nyiakan Karin.

Ceklek..

Pintu ruangan tersebut terbuka dan tak lama kemudian muncul sahabat Rafael yang tak lain dan tak bukan yaitu Royal dan Navy. Royal yang melihat kelakuan Rafael akhir-akhir ini merasa bingung sendiri, sedangkan Navy yakin alasan dari sikap Rafael pasti karena Karin.

Rafael yang dulunya dingin dan tak tersentuh sekarang lebih dingin, pendiam, dan lebih tak tersentuh. Royal dan Navy pun ikut duduk di sofa yang diduduki Rafael.

"Lo kenapa lagi bro, makanya merokok setelah sekian lama lo nggak merokok" tanya Royal menatap Rafael bingung.

"Nggak" ujar Rafael singkat lalu mulai menyesap rokoknya lagi dan menghembuskan asapnya.

"Yal gue pengen ngomong berdua sama Rafael, lo bisa kan pergi sebentar?" Tanya Navy sengaja untuk membuat Royal pergi meninggalkannya dengan Rafael.

"Santai aja kali bro, gue ngerti kok lagian tadi gue sempet lihat ada Alexa dibawah. Gue pengen gangguin dia dulu ya udah gue pergi dulu" ucap Royal meminta izin yang dibalas anggukan kepala Navy. Royal pun langsung melesat kebawah meninggalkan Rafael dan Navy.

Setelah kepergian Royal hanya keheningan yang mengisi ruangan tersebut. Rafael masih sibuk memikirkan perasaannya sambil menyesap rokoknya dan menghembuskan asapnya keudara sedangkan Navy sibuk mengotak-atik ponselnya.

"Jika ingin mendapatkan kebahagiaan maka lo harus merasakan masalah yang pahit terlebih dahulu baru kemudian lo bisa merasakan kebahagiaan yang manis" ujar Navy sambil masih memainkan ponselnya.

Rafael yang mendengar ucapan Navy menoleh dan menatap Navy sambil menaikkan sebelah alisnya bingung.

"Maksud lo?" Tanya Rafael bingung.

"Gue tahu alasan sikap lo yang menjadi lebih dingin dan tak tersentuh, dan alasan itu adalah karena Karina" ucap Navy santai masih sibuk dengan ponselnya.

"Jangan sok tahu lo" ucap Rafael lalu membuang rokoknya kemudian menginjaknya.

"Gue dulu udah pernah bilang sama lo kalau Karin itu cinta dan sayang sama lo tapi apa? Lo malah menyianyikannya. Jadi sekarang lo yang harus merasakan penyesalannya" ujar Navy menyimpan ponselnya lalu menatap Rafael sambil tersenyun mencemooh.

"Gue udah bilang kalau gue nggak suka sama Karin. Penyesalan? Gue yang menyesal karena sudah membuat Karin pergi. Hahaha,, Itu semua omong kosong" ujar Rafael.

"Semua yang lo omongin tidak sesuai dengan apa yang ada di hati lo. Lo nggak bisa bohongin gue karena gue tahu lo menyesal karena udah menyianyiakan Karin tapi-" Navy sengaja menggantung kata-katanya.

"Tapi lo udah terlambat nasi sudah menjadi bubur. Karin udah bahagia dan udah bisa move on dari lo. Gue denger dari Nevy kalau Karin katanya udah punya pacar." Ucap Navy sambil tersenyum mengejek.

Rafael tidak berniat membalas ucapan Navy ia hanya sedang sibuk menetralkan rasa amarahnya agar tidak meledak sekarang.

Namun sia-sia saja karena Rafael langsung mendorong meja kaca yang ada dihadapannya sehingga meja tersebut jatuh dan pecah. Pecahan-pecahan kaca tersebut berserakan dilantai sehingga menimbulkan bunyi yang tak kecil.

Untungnya ruangan tersebut di sediakan dengan alat penyadap suara sehingga bunyi pecahan meja yang ditendang tersebut tak terdengar sampai di telingga para pengunjung cafe.

"LO EMANG BENER GUE EMANG MENYESAL!! LO BISA TERTAWA SEKARANG KARENA APA YANG LO BILANG DULU EMANG TERJADI" teriak Rafael frustasi lalu memukul dinding sehingga membuat tangannya mengeluarkan darah.

"Gue nggak akan tertawa karena lo itu sahabat karib gue, gue emang pengen lo sadar bahwa Karin berharga buat lo" ucap Navy lalu berjalan kearah Rafael.

"Iya dia emang berharga buat gue, tapi kenapa cinta datang terlambat? Disaat gue baru sadar bahwa gue cinta sama Karin tapi Karin malah pergi ninggalin gue" ucap Rafael lirih tanpa sadar air matanya turun.

Untuk pertama kali dalam seumur hidup Rafael, ia menangisi sosok wanita yang dulu dibencinya, sosok yang dulu ia anggap pengganggu, sosok yang dulu selalu memberikannya perhatian yang tidak diberikan oleh orang lain, sosok yang selalu tersenyum manis padanya meski Rafael selalu menyakitinya.

Dan sekarang Rafael menyesal dan ia sangat merindukan sosok Karin. Bahkan dulu saat ia mengetahui Natasya berpacaran dengannya dulu hanya untuk memanfaatkannya, Rafel tidak menangis seperti saat ini. Ia bahkan tak merasa menyesal karena sudah memutuskan Natasya.

"Cinta emang selalu datang terlambat tapi lo masih bisa buat perjuangin Karin, dulu emang Karin yang berjuang sekarang saatnya lo yang berjuang" ujar Navy memberi semangat.

"Tapi Karin udah punya pacar gue nggak mau rusak kebahagiaan Karin, cukup dulu aja gue selalu sakitin Karin" ucap Rafael pesimis.

"Lo nggak boleh pesimis lo harus tetap perjuangin Karin. Emang lo tahu alasan Karin pacaran sama cowok yang namanya Lian itu? Karin itu dipaksa Raf" ucap Navy.

"Di paksa?" Tanya Rafael tak percaya.

"Iya dia dipaksa, jadi gimana keputusan lo? Lo bakal perjuangin Karin atau relain Karin buat Lian?" Tanya Navy sambil memandang Rafael serius. Hening lama sampai akhirnya Rafael menjawab pertanyaan Navy.

"Gue bakal perjuangin Karin, nggak peduli dia punya pacar ataupun tidak, nggak peduli dia udah nggak cinta sama gue karena gue bakal bikin dia cinta lagi sama gue" ucap Rafael mantap. Navy yang mendengar ucapan Rafael tersenyum tipis ke arah Rafael begitupun Rafael ia juga tersenyum tipis. Rafael bahkan melupakan tangannya yang berdarah.

Navy bersyukur perjuangannya selama ini tak sia-sia. Dulu ia sengaja mendekati Karin bukan karena mencintai Karin tapi untuk memancing rasa cemburu Rafael.

Navy bahkan sekarang sedang menjalin hubungan asmara dengan Nevy, mereka berdua tahu bahwa sebenarnya Rafael juga mencintai Karin namun Rafael masih dihantui bayangan-bayangan masa lalunya dengan Natasya.

Maka dari itu Navy dan Nevy sengaja memancing kecemburuan Rafael dengan Navy yang selalu bersama dengan Karin dan selalu perhatian kepada Karin.

"Oke gue bakal bantu lo biar bisa deket sama Karin lagi" ucap Navy sambil menepuk bahu Rafael.

"Makasih yah bro, lo emang sohib gue" ujar Rafael.

"Ya udah jadi sekarang kita mesti atur strategi" ucap Navy yang dibalas oleh anggukan kepala dari Rafael.

                               ***

RAFAELKARINA [COMPLETED]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang