Part 29

2K 62 4
                                    

"Karena berada di dekatmu aku merasakan kenyamanan yang tidak ku dapat dari orang lain"

🐼🐼🐼

"Gimana keadaan lo sekarang?" Tanya Karin pada Lian. Siang ini selepas pulang dari sekolah Karin langsung datang untuk menjeguk Lian seperti beberapa hari belakangan ini rutin ia lakukan.

"Udah mendingan kok" ujar Lian sambil menatap Karin.

"Lo udah makan?" Tanya Karin perhatian yang dibalas anggukan kepala dari Lian.

"Rin!" Panggil Lian setelah beberapa menit lalu mereka terdiam.

"Kenapa? Lo butuh sesuatu?" Tanya Karin.

"Gue bosen, pengen pulang ke rumah" ujar Lian.

"Big no, lo tuh masih sakit. Kalau lo bosen gue bisa ajak lo ke taman rumah sakit. Mau?" tanya Karin.

"Hmm" gumam Lian. Karin hanya tersenyum saat melihat wajah Lian yang terlihat kesal.

"Ya udah sini gue bantu lo buat duduk di kursi roda" ucap Karin lalu setelah itu Karin memapah Lian untuk duduk di kursi rodanya.

"Udaranya seger yah" ucap Karin saat ia dan Lian sudah duduk di kursi yang ada di taman itu.

"Hmm" respon Lian sambil menatap Karin.

"Lo masih marah? Gue minta maaf, gue ngelakuin ini semua tuh karena gue nggak mau nanti kalau lo pulang ke rumah, lo malah tambah sakit" ucap Karin sambil menggenggam tangan Lian.

"Kenapa sih lo masih perhatian sama gue? Padahal gue tuh selalu nyakitin lo." ucap Lian sambil menatap Karin.

"Gue juga bingung kenapa gue masih perhatian sama lo, tapi gue sadar lo tuh nggak salah. Disini gue yang salah seharusnya sejak awal gue udah ceritain semua masa lalu gue ke lo termasuk masa lalu gue sama Rafael biar lo nggak merasa di bohongi" ujar Karin sungguh-sungguh.

"Tapi sekarang semuanya percuma dan sia-sia, kita nggak bakal bisa sama-sama lagi" ujar Lian lalu melepaskan genggeman tangan Karin pada tangannya.

"Ke-kenapa? Apa yang buat kita nggak bisa sama-sama lagi?" Ujar Karin sambil meneteskan air matanya.

"..." Lian diam tak menjawab. Saat Lian ingin menghapus air mata Karin tiba-tiba dengan kasar Karin menghempaskan tangan Lian.

"Nggak usah hapus air mata gue kalau lo bakal bikin gue nangis lagi" ujar Karin masih sesegukan. Tiba-tiba Karin terdiam lalu Karin menghapus air matanya.

"Gue emang bodoh jadi cewek selama ini gue nggak sadar bahwa lo itu cuman manfaatin gue doang, tapi sekarang gue udah sadar dan thanks buat kenangan terindah yang ternyata cuman indah di awal. Semoga lo sekarang puas karena untuk kesekian kalinya lo bikin gue kecewa sama lo" ujar Karin dengan wajah sinisnya lalu menampar Lian. Kemudian dengan tergesa-gesa ia berbalik saat itu juga air matanya jatuh.

"Gue benci sama lo!!" Ujar Karin penuh penekanan lalu berlari meninggalkan Lian yang tanpa diketahui Karin Lian juga meneteskan air matanya.

"Gue cinta dan sayang sama lo Rin" batin Lian.

***

Karin memberhentikan sebuah taksi lalu masuk kedalamnya, saat di dalam mobil tangisan yang sedari tadi ditahannya langsung keluar. Karin menangis sejadi-jadinya.

"Bodoh lo Rin,, Bodoh,, Bodoh!!" Ucap Karin sambil memukul kepalanya berulang kali sampai membuat supir taksi tersebut enggan menanyakan arah tujuan Karin.

"Kenapa takdir gue seolah-olah mempermainin gue sih, gue capek, lelah sama permainan yang nggak gue tahu kapan berhentinya. Allah emang nggak adil sama gue" ucap lirih Karin.

"Maaf neng, neng mau saya antar kemana?" Tanya sang supir taksi saat tak terdengar lagi tangisan Karin. Karin lalu menyebutkan alamat apartemen Roland kepada sang sopir tersebut.

"Maaf neng bukannya Bapak mau sok tahu atau apalah tapi menurut Bapak. Allah tuh adil, Allah ngasih cobaan kepada setiap umatnya itu sebagai tolak ukur agar Allah tahu apakah umatnya itu pantas mendapatkan yang terbaik atau tidak" ucap supir taksi tersebut sambil menatap Karin lewat kaca yang ada didepannya.

Karin yang mendengar ucapan sang supir taksi tersebut langsung mengangkat kepalanya yang sedari tadi ditutupi oleh kedua tangannya saat menangis tadi.

"Tapi pak kenapa takdir saya seolah-olah nggak ada bahagianya?" Tanya Karin yang dibalas senyum tulus sang supir.

"Bukan nggak ada neng tapi belum. Neng harus sabar dalam menghadapi cobaan, karena cobaan yang lama akan mendapatkan kebahagiaan yang lama juga" jelas sang supir taksi sambil memberhentikan mobilnya tepat di depan apartemen Roland.

"Sudah sampai neng!" Ujar sang supir taksi tersebut.

Sebelum keluar Karin memberikan uang 100.000 dua lembar kepada sang supir taksi. Dan saat sang supir taksi tersebut memberikan kembaliannya Karin malah menolaknya.

"Maaf neng uangnya kebanyakan" ucap sang supir pada Karin.

"Nggak papa kok pak, anggap saja sebagai imbalan karena bapak udah nasehatin saya" ujar Karin sambil tersenyum tulus walau senyum itu tak sampai ke matanya.

"Alhamdulillah,, makasih yah neng" ujar sang supir taksi tersebut lalu Karin keluar dari taksi tersebut dan mulai melangkah ke apartemen yang selama ini ditinggali olehnya dan Roland.

***

Waktu demi waktu telah berlalu tak terasa sekarang sudah seminggu Karin tidak mendengar kabar dari Lian lagi semenjak kejadian di taman rumah sakit.

"Dek jalan-jalan yuk" ajak Roland pada Karin yang sedang asik menonton Tv.

"Kemana?" Tanya Karin.

"Ke mall" jawab Roland.

"Males" jawab Karin singkat.

"Kok gitu sih dek, ayolah temenin kakak" bujuk Roland.

"Kak gue tuh lagi mager, sana pergi sendiri jangan ganggu-ganggu gue" ucap ketus Karin.

"Gue traktir deh, terserah lo mau beli apa" tawaran Roland membuat kedua mata Karin berbinar.

"Beneran? Nggak bohongkan. Ya udah ayo" balas Karin semangat lalu menarik tangan Roland.

"Huh giliran di traktir aja baru mau lo dek, dasar cewek matre" ucap Roland sambil mengacak rambut Karin.

"Biarin, wlekk" ucap Karin sambil menjulurkan lidahnya mengejek Roland. Roland membalas Karin dengan cara menarik kedua pipi Karin membuat Karin mengaduh kesakitan, lalu mereka berdua masuk ke mobil Roland untuk pergi ke mall.

Di perjalanan menuju ke mall ponsel yang digenggam Karin tiba-tiba bergetar menandakan ada pesan masuk.

~Lian

Sore ini temuin gue di taman dekat apartemen lo, ada yang mau gue omongin sama lo.

Setelah membaca pesan dari Lian tersebut Karin memilih untuk tak membalasnya. Saat akan mematikan ponselnya ponsel Karin bergetar lagi dan muncul pesan dari Lian.

~Lian

Gue harap lo bakal datang, Karena gue bakal nungguin sampai lo datang dan temuin gue. Sebelum itu gue mau minta maaf sama lo Karena selama ini gue cuman bisa buat lo nangis.

Karin hanya membaca sekilas pesan Lian lalu setelah itu ia menonaktifkan ponselnya.

***

Jangan hanya jadi silent readers, plis vote and coment💕

RAFAELKARINA [COMPLETED]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang