"Mungkin hatiku diciptakan hanya untuk merasakan kepedihan dan kesakitaan tanpa bisa merasakan kebahagiaan"
~Karina Oliver Henzu🐼🐼🐼
Rafael pov
KARMA mungkin kata itu yang saat ini sedang aku rasakan. Karma karena dulu aku sudah menyianyiakan orang yang tulus mencintai dan menyayangiku.
KARMA karena dulu aku selalu menyakitinya dengan sikapku yang dingin dan ketus terhadapnya.
Bahkan mungkin kata maaf saja tidak cukup untuk membuatnya melupakan rasa sakit karena ucapan dan perbuatanku dulu padanya.
Sebenarnya aku tidak terlalu berharap dia mau memaafkanku karena aku sadar ucapan dan perbuatanku dulu memang tidak mudah untuk dimaafkan.
Aku sadar dia pergi meninggalkanku karena permintaan bodohku sendiri, tapi sebenarnya aku tidak benar-benar menginginkannya pergi dariku hanya saja saat itu entah mengapa aku sedang emosi dan menjadikan dia sebagai pelampiasan kemarahanku.
Jadi dengan dia tidak pergi jauh dariku saja sudah cukup membuatku lega namun nyatanya dia telah pergi meninggalkanku mungkinkah dia lelah? Ternyata tidak, dia tidak lelah.
Aku bahkan masih ingat ucapannya padaku dulu "Banyak alasan yang ku punya untuk meninggalkanmu, tetapi lelah tidak termasuk dalam alasanku" ucapannya yang sampai sekarang masih berputar-putar di pikiranku.
Dulu mungkin dia yang berjuang tapi mulai sekarang giliranku yang akan berjuang untuk membuatnya mencintaiku seperti dulu.
***
Karin pov
"Hufftt, gila tuh si Lian masa iya gue dari tadi diikutin mulu" ocehku pada diriku sendiri sambil duduk dibangku samping Resky.
"Lo kenapa Rin masalah Lian lagi?" Tanya Resky yang mungkin sudah jengah dengan ocehanku selama beberapa hari belakangan ini.
Bagaimana aku nggak kesel coba selama beberapa hari terakhir ini Lian selalu mengekoriku kemana pun aku pergi terkecuali di toilet.
"Yah gitu siapa lagi coba yang bisa bikin mood gue hancur kalau bukan dia" ucapku lalu menelungkupkan wajahku di meja dengan kedua lenganku sebagai bantalannya.
"Dia buat apa lagi sekarang?" Tanya Resky sambil menatapku bingung. Aku pun menceritakan kejadian tadi.
Flashback on
"Kenapa sih lo selalu ngikutin gue terus" ujarku kesal sambil menendang tulang keringnya. Saat ini aku sedang berada di koridor sekolah, aku ingin ke perpustakaan namun seperti beberapa hari belakangan ini Lian selalu mengikutiku.
"Awww, santai aja kali" ringis Lian sambil mengusap tulang keringnya yang baru saja kutendang.
"Makanya jangan ikutin gue terus risih tahu, emang lo nggak sadar sedari tadi itu kita jadi pusat perhatian" ucapku lalu menunduk.
Lian yang mendengar ucapanku lalu mengedarkan pandangannya dan ia mungkin baru sadar bahwa sedari tadi kami menjadi pusat perhatian.
"Ngapain liat-liat emang kita lagi drama? Sekarang kembali ke aktivitas kalian masing-masing sebelum gue keluarin kalian dari sekolah ini" bentak Lian memandang siswa-siswi yang memperhatikan kami.
Bentakan Lian membuat mereka semua lalu melanjutkan aktivitas mereka yang sempat tertunda tadi dengan sedikit buru-buru.
"Sekarang lo ikut gue" ucap Lian lalu menarik pergelangan tanganku yang kuyakini pasti akan memerah setelah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFAELKARINA [COMPLETED]✅
Dla nastolatkówBeberapa part di private, follow sebelum membaca!! Lo boleh benci sama gue tapi gue mohon tolong kasih gue kesempatan buat memperbaiki semuanya ~ Rafael Aditya Revaldi Lo terlalu takut sama trauma masa lalu lo sampai lo lupa caranya menghargai cewek...