"Penyesalan bagaikan air hujan yang saat turun tidak akan bisa naik kembali"
🐼🐼🐼
"Pagi kak Roland" sapa Karin lalu mencium pipi Roland kemudian duduk dikursi yang berhadapan langsung dengan Roland.
"Pagi Dek!! Gimana keadaan Lian kemarin?" Tanya Roland pasalnya saat kemarin Karin telat pulang yang ia tahu alasan Karin telat karena merawat Lian yang sakit.
"Nggak tahu, tapi kemarin pas gue pulang dia udah baikkan kok" ucap Karin sambil memakan roti bakarnya.
"Ohh syukur deh, btw gue yang anter lo pergi sekolah" ujar Roland sambil meminum kopi buatannya sendiri.
"NGGAK!! Gue nggak mau dianter kakak" ujar Karin.
"Loh kok nggak mau?" Tanya Roland bingung.
"Kakak lupa atau pura-pura lupa sih, terakhir kali kakak anter gue pergi sekolah satu sekolah heboh dan nanyain nomor kakak di gue" ucap Karin sambil mendengus kesal.
"Ya udah gue mau kesekolah" lanjut Karin setelah menghabiskan sarapannya.
"Hmm.. Hati-hati" ucap Roland lalu mengacak rambut Karin pelan.
***
Karin pergi ke sekolahnya menggunakan bus, sesampainya dia disekolah dia bergegas ke kelasnya. Sepanjang koridor dia mendengar para siswa-siswi Johnson High School terutama siswi-siswinya menggosipkan tentang siswa baru yang pindah di kelas yang sama dengan Karin.
"Resky!!" Teriak Karin saat melihat Resky keluar dari mobil Jaguar f-type kesayangannya.
"Karin!!" Ucap Resky lalu memeluk Karin.
"Tumben gue datang lo main peluk-peluk aja" ujar Karin bingung.
"Hehehe.. gue baru jadian sama Radit makanya gue seneng" ujar Resky lalu memeluk Karin lagi dengan erat.
"Woi gue bisa sesak napas nih" ucap Karin sambil memukul pelan lengan Resky yang memeluknya erat. Sedangkan Resky hanya membalasnya dengan cengiran andalannya.
"Hehehe.. sorry habis gue seneng banget. Ya udah kita ke kelas yuk" ajak Resky lalu menggandeng tangan Karin. Sesampainya mereka dikelas Karin dan Resky mengobrol tentang Resky yang baru jadian dengan Muhammad Raditya kemarin.
"Good morning students" ucapan Mr Rael membuat kelas yang awalnya ribut menjadi hening.
"Morning sir" balas siswa-siswi didalam kelas.
Setelah kedatangan Mr Rael, Karin mulai sibuk menulis dengan bukunya sedangkan Resky sedang duduk sambil sesekali tersenyum sendirian.
"Hari ini kalian kedatangan siswa baru, ayo silahkan masuk" ucap Mr Rael sambil menatap kearah pintu.
Tak lama kemudian siswa yang disuruh masuk oleh Mr Rael muncul dari balik pintu dan mulai berjalan kearah Mr Rael. Karin masih sibuk dengan bukunya dan tak memperhatikan ekspresi siswi-siswi dikelasnya yang kaget dan terpesona dengan siswa yang ada didepan kelas.
"Silahkan perkenalkan namamu!" Ujar Mr Rael yang dibalas anggukan kepala dari siswa tersebut.
"Nama saya Rafael Aditya Revaldi, senang bertemu dengan kalian" ucapan Rafael membuat Karin yang sedang menulis sesuatu dibukunya langsung menghentikan kegiatannya.
Badannya menegang seperti tak bisa digerakkan, saat ia manatap kearah depan Karin melihat Rafael yang sedang menatap kearahnya dengan tatapan sendu. Tak mau lama menatap kearah Rafael, Karin lalu mengalihkan pandangannya lagi dan mulai pura-pura sibuk dengan bukunya.
"Baik sekarang kamu silahkan duduk dikursi disamping Jefrael Danendra" ujar Mr Rael. Kemudian siswa yang bernama Jefrael yang menjabat sebagai ketua kelas mengangkat tangannya agar Rafael duduk disampingnya yang otomatis berada dibelakang tempat duduk Karin dan Resky.
Rafael lalu mulai berjalan kearah tempat duduknya sambil terus menatap kearah Karin sedangkan Karin pura-pura sibuk dengan bukunya.
Karin merasa bingung, marah, dan sedih semuanya bercampur menjadi satu. Dia bingung kenapa Rafael bisa pindah disekolah yang sama dengannya, marah karena rasa itu sepertinya masih ada meski sudah berkurang, dan sedih karena merasa sudah menghianati Lian.
Tapi Karin bertekad untuk pura-pura tidak mengenal Rafael ia sudah memutuskan sejak dulu bahwa ia akan membuka hatinya untuk Lian. Lagi pula perasaannya untuk Rafael mulai berkurang semenjak dia kenal dengan Lian.
Lian yang selalu membantunya bangkit dari keterpurukannya dari Rafael, Lian yang selalu ada untuknya dan selalu menghiburnya.
"Rin lo kenal anak baru itu?" Ucapan Resky membuat Karin tersadar dari lamunannya.
"Eh en-enggak kok" ucap Karin terbata-bata.
"Tapi pas dia jalan kekursinya dia selalu natap lo" bisik Resky sambil melirik Rafael yang sedang berkenalan dengan Jefrael.
"Gue nggak kenal kok" ucap Karin yang dibalas anggukan Resky meski Resky sebenarnya merasa curiga bahwa Karin mengenal Rafael tapi Resky tidak mau terlalu ikut campur dengan masalah pribadi sahabatnya ini biarlah nanti Karin yang akan menceritakan padanya.
***
Bel tanda istirahat membuat siswa-siswi Johnson High School bernapas lega karena bisa mengistirahatkan otak mereka dari angka-angka dan huruf yang membuat mereka sakit kepala.
Karin dan Resky baru selesai membereskan buku-buku mereka dan mulai akan berjalan menuju kekantin tapi sebelum keluar dari kelas tiba-tiba pergelangan tangan Karin ditahan oleh Rafael. Karin segera menepis tangan Rafael sedangkan Resky menatap bingung Rafael.
"Rin gue pengen ngomong sama lo" ujar Rafael sambil masih menahan pergelangan tangan Karin.
"Gue nggak kenal sama lo" ucap Karin ketus sambil berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman Rafael.
"Lo kenal sama Karin?" Tanya Resky sambil menatap Rafael.
"Nggak!!"
"Iya!!" Ucap Karin dan Rafael berbarengan membuat Resky bingung.
Resky lalu menatap Rafael dan Karin bergantian ia merasa heran tidak biasanya Karin berbicara ketus pada orang lain. Resky kaget karena baru menyadari bahwa Rafael adalah cinta pertama Karin di Indonesia dan Rafael pula adalah alasan kenapa Karin pindah di Johnson High School.
"Kayaknya kalian perlu waktu buat bicara. Karin gue deluan kekantin yah" ujar Resky lalu pergi tanpa menghiraukan tatapan protes dari Karin.
"Rin gue tahu gue salah" ucap Rafael sesaat setelah Resky pergi.
"Gue udah pernah bilang gue nggak kenal sama lo" ucap Karin sambil menahan air matanya.
"Rin gue nyesel udah buat lo pindah, gue tahu kesalahan gue nggak pantes buat dimaafin sama lo tapi gue mohon dengerin penjelasan gue dulu" ujar Rafael memohon.
"Gue nggak butuh penjelasan Raf, gue udah bisa lupain lo maaf karena dulu gue selalu deketin lo sampai lo risih karena gue. Sekarang lo tenang aja gue nggak bakal ulangin lagi kesalahan yang dulu gue lakuin. Gue udah maafin lo sebelum lo minta maaf tapi pliss turutin permintaan gue yaitu anggap kita nggak pernah kenal" ujar Karin sambil menghapus air matanya.
"Gue nggak bisa anggep kita nggak pernah kenal Lo nggak salah disini yang salah adalah gue. Gue yang seharusnya minta maaf" ucap Rafael.
"Pliss anggap kita nggak kenal Raf" ujar Karin sambil berlalu ingin pergi namun Rafael tiba-tiba memeluk Karin erat membuat tubuh Karin menegang.
Setelah mendapat kesadaannya Karin segera meronta-ronta sehingga pelukan Rafael terlepas.
Plakk..
"Brengsek!!" Ucap Karin penuh amarah.
"Rin gue cin-"
"Rafael!!" ucapan Rafael terhenti saat seseorng menyebut namanya.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/134639365-288-k919046.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFAELKARINA [COMPLETED]✅
Teen FictionBeberapa part di private, follow sebelum membaca!! Lo boleh benci sama gue tapi gue mohon tolong kasih gue kesempatan buat memperbaiki semuanya ~ Rafael Aditya Revaldi Lo terlalu takut sama trauma masa lalu lo sampai lo lupa caranya menghargai cewek...