Aku tak ingan dan tak mengerti kenapa aku bisa sampai di tempat seperti ini. Yang ingat terakhir itu aku sedang makan malam bersama keluargaku tapi, sekarang aku berada di medan peperangan. Peperangan antara manusia dan kecerdasan buatan Droid. Suara ledakan dimana-mana membuat telingaku sakit kemudian bau amis dari darah bercampur dengan bau karat membuatku mual. Apakah ini akhir dari kisahku? Mati karena terjebak di medan pertempuran tanpa sengaja? Tidak aku tidak mau seperti itu, aku masih ingin hidup.
"Tolong, seseorang tolong aku, aku belum mau mati. Ku mohon tolonglah aku, aku belum ingin mati disini" ucapku dalam hati karena entah mengapa mulutku seperti terkunci dan tidak bisa menyuarakan sesuatu. Bruuuk... badanku terhempas dengan keras mungkin karena, tadi aku belum sempat makan apapun jadi badanku lemas. Tak lama setelah aku terhempas, aku mendengar suara langkah kaki yang mengarah kepadaku.
"Hei kamu masih hidup?" ucap salah satu dari mereka sambil mendekatiku yang hanyaku balas dengan anggukan. "Kamu, bukan Droidkan?" Tanya dia lagi dan kali ini aku hanya diam karena, sudah tidak memiliki tenaga lagi. Lama-kelamaan kesadaranku mulai menipis kemudian aku tidak bisa merasakan apapun lagi.
Sinar matahari membuatku bangun dari pingsan yang lumayan lama tadi. Kemudian yang pertama kaliku lihat adalah wajah seorang anak cewek yang seumuran denganku. Setelah melihatku bangun anak cewek itu berlari kearah seorang pria.
"Jin, anak tadi sudah bangun," ucap anak itu menarik pria yang bernama Jin itu kearahku.
Kemudian pria yang ia datangi melihat kearahku setelah itu mengelus kepala anak cewek tadi sambil berucap "kerja bagus Ver kamu emang anak yang baik tapi, bentar ya aku lagi sibuk."
"Yaudah, kalo gitu aku balik jagain anak tadi aja lagi," ucap anak cewek tadi langsung kembali berjalan kearahku.
"oke Veronica, jagain yang baik yaa, Jangan ampe kamu pukulin nanti itu anak," ucap jin melambaikan tangan kepada anak cewek tadi yang bernama Veronica.
"Iya" ucap Veronica yang berjalan kearahku.
Setelah sampai di dekatku dia hanya duduk sambil melihatku dengan yang sangat serius. Karena tatapnya yang serius itu membuat suasana menjadi canggung dan membuatku bingung harus ngomong apa kepadanya. Sehingga yang aku lakukan hanyalah melihat-lihat keadaan di sekitarku untuk menghindari tatapan langsung dengan muka dari Veronica. Sekitar 15 menit kemudian kali ini Jin yang menghampiriku. Dengan datangnya Jin ntah kenapa suasananya berubah dari canggung menjadi sedikit ceria.
"Gimana? udah baikan?" tanya Jin yang duduk disebelah Veronica.
"Uhm... udah lumayan daripada yang tadi," ucapku lesu karena masih kelelahan. "emm... ini dimana ya?" lanjutku yang marasa asing dengan tempat ini.
Pertanyaanku dibalas dengan senyuman oleh Jin lalu ia berucap "syukurlah kamu baik-baik aja, oya kamu berada di Jakarta lebih tepatnya di markas kami."
Aku hanya bingung dan bertanya-tanya dalam hatiku "markas? apa maksudnya? aku gak paham dengan mereka."
"kamu bingung sama apa yang aku omongin?" tanya Jin setelah melihat mukaku yang kemudian aku balas dengan anggukan. "Kalau gitu biar dijelasin sama Veron aja ya, aku ada urusan lain," lanjut Jin sebelum pergi meninggalkan kami berdua.
"Kok aku Jin?" protes Veronica kepada Jin.
"Kan cuman kamu yang bisa jelasin ke-, siapa namamu?" ucap jin yang terpotong dan dilanjutkan dengan bertanya namaku.
"Namaku Vallen Octavian, biasanya dipanggil Val," ucapku memperkenalkan diri kepada mereka.
"Nah Veron, dia udah ngenalin diri jadi, kamu aja ya yang jelasin ke dia, oke kalo gitu aku pergi dulu," ucap Jin yang melarikan diri.
"Apa hubungannya?" umpat Veronica kesal dengan kelakuan Jin.
"Kalo gak mau jelasin gak papa kok," ucapku mencoba untuk bangun yang kemudian dibantu oleh Veronica.
Veronica membantuku bangun dari ranjang putih tempatku pingsan ke tempat duduk yang ada disebelahnya setelah itu, Veronica ngomong "Bagus deh kalo gitu, masalahnya aku males jelasinnya."
Setelah itu suasana kembali menjadi canggung, aku bingung mau ngomongin apa sama Veronica. Masalahnya dia diam dari tadi, sikapnya juga agak kaku makanya aku bingung. Tak lama kemudian datang pria yang memakai baju seragam yang sama kek punyanya Jin. Dia berjalan mengarah ke tempat Veronica dan berhenti tepat didepan Veronica.
"Ver, sudah giliran kamu suntik vaksin," ucap pria itu kepada Veronica.
"Vaksin? apalagi sih ini? aku gak tambah paham," ucapku dalam hati sambil meperlihatkan wajah kebingungan.
"Oh oke, Val mau liat aku suntik vaksin?" ajak Veronica yang sadar akan kebingunganku.
"Mau liat tapi, emangnya dibolehin?" tanyaku ragu-ragu kalau gak dibolehin sama pria yang ada didepan Veronica.
"Davis, bolehkan dia melihat penyuntikan vaksin?" Tanya Veronica kepada pria di depannya yang sibuk dengan handphone miliknya.
"Boleh kok, sekalian Prof Ani mau ketemu sama kamu," ucap pria yang dipanggil Davis sambil menyimpan handphone miliknya.
"Kalo gitu ayo ke basement, penyuntikannya ada di sana masalahnya" ucap Veronica yang bangun dan mulai berjalan kepintu keluar ruangan ini. Tapi langkahnya terhenti dan berbalik melihatku "oya kamu udah kuat jalankan? kalo belum kuat nanti digendong sama Davis kok, jadi gak masalah ngomong aja gak kuat."
"Jangan seenak jidatmu nyuruh-nyuruh aku Ver, aku bukan babumu," ucap Davis protes dengan ucapan Veronica.
"Gak papa kok, aku udah kuat jalan," ucapku sambil tersenyum.
"Oke deh, ayo kita berangkat," ucap Veronica melanjutkan jalannya diikuti aku dan Davis.
Walaupun perjalanan tadi lumayan singkat tetapi, entah kenapa Veronica mulai terbuka denganku dan sudah mulai gak kaku lagi saat ngomong. Tadi dia bilang kalo umurnya itu baru 12 tahun dan seperti yangku duga umurnya sama kek umurku jadi kami satu anggkatan. Dia juga bilang kalau dia lahir dipulau Sumatra tapi dia harus meninggalkan pulau itu karena di sana sudah menjadi medan pertempuran antara Droid dengan manusia. Sejauh yang aku tau bahwa Droid itu adalah robot dengan teknologi kecerdasan buatan yang hampir sama dengan manusia. Awalnya Droid diciptakan untuk membantu manusia tapi mereka mulai membrontak dan melawan manusia sehingga peperangan bermunculan di mana-mana. Disaat-saat genting seperti ini muncul organisasi Pentagon,organisasi yang dibuat untuk melawan para Droid dengan kekuatan super. Kekuatan super itu mereka dapat dari penanaman chip yang akan membangkitkan potensi manusia yang terpendam. Namun organisasi ini jarang terlihat dikarenakan mereka memilih untuk bersembunyi sehingga, keberadaan mereka jarang diketahui oleh orang lain.
"Kita sudah sampai Val, di sinilah basement yang menjadi tempat penyuntikan vaksin," ucap Veronica saat pintu lift terbuka dan menampakan pemandangan yang sangat menakjubkan.
"Wiih keren tapi, kok kelihatannya sibuk banget tempat ini," ucapku setelah melihat tempat itu yang terlihat sangat sibuk.
"Oh itu, Mereka lagi ngelakuin persiapan untuk perang lagi," Balas Veronica yang mulai berjalan.
"Perang?" tanyaku dengan muka kebingungan lagi.
"Iya, eh aku lupa bilang sama kamu. Selamat datang di Pentagon," ucap Veronica yang membuatku tercengang.
-Selesai-
KAMU SEDANG MEMBACA
Kid's Adventure
Short StoryBercerita dengan sudut pandang anak kecil beserta segala tingkah polosnya sepertinya belum cukup. Bagaimana jika ditambah dengan berbagai latar waktu, dari saling lempar tombak sampai adu kekuatan nuklir? Selamat datang di Event ketiga Montase Aksar...