Namaku adalah Alysa Putri, berumur 14 tahun. Aku adalah anak dari seorang bangsawan yang berhubungan akrab dengan kerajaan dan pemburu makhluk mistis, aku juga memiliki seorang kembaran bernama Alya Putri, dia memiliki wajah yang sama persis dengan diriku bahkan penampilan pun sama sehingga orang sulit menentukan yang mana Alysa dan yang mana Alya.
Kata orang aku memiliki sifat ceria, ramah, tidak membedakan antara teman bermain dan sedikit pendiam,tidak membedakan status. Sedangkan Alya memiliki sifat yang cerewet, manja dan sedikit egois. Tak jarang mereka mengira kami bukan saudara kembar karena sifat kami yang bagaikan langit dan bumi itu, namun mau apa dikata wajah kami bahkan penampilan kami pun sama sehingga orang yang semula mengatakan kami bukalah saudara kembar menjadi ragu akan pemikirannya sendiri.
Selain itu kadang aku juga pernah mendengar bahwa mereka mengatakan hidupku adalah hidup yang paling diinginkan oleh kebanyakan anak perempuan hanya karena memiliki orang tua yang super kaya dan terkenal serta paling di hormati karena aku juga salah satu dari penakhluk makhluk mistis seperti ayahku.
Iya, keluarga kami terkenal akan kekuatan penunduk sehingga orang segan apabila berurusan dengan keluargaku. Ayah adalah sosok di kenal sebagai pengkoleksi makhluk mistis yang kuat-kuat, sehingga tak banyak orang akan datang meminta bantuan kepada Ayah kami untuk membantu mereka mencari makhluk mistis yang akan dapat menjaga rumah mereka.
Namun itu awalnya, tidak pernah ada orang yang tahu kehidupan apa yang aku alami yang sebenarnya saat ini, mereka hanya mengatakan apa saja yang mereka lihat tanpa mengetahui kebenarannya. Mereka mengatakan aku adalah anak kesayangan dari kedua orang tuaku karena paling berguna namun nyatanya semua itu hanya pendapat yang mereka lihat sedangkan faktanya adalah Alya lah yang menjadi anak kesayangan dari kedua orang tuaku. Entah sejak kapan mereka berubah, berubah yang dari awalnya sangat adil terhadap kami walaupun jauh memanjakan Alya dari diriku menjadi hanya mementingkan dan memperdulikan Alya saja, aku sempat tak menghiraukan perubahan yang terjadi di dalam keluargaku. Namun aku mulai tersadar bahwa hidup itu tak seindah di cerita dongeng yang pernah ibu bacakan untukku saat berusia 5 tahun, di mana pemeran utama akan berakhir selalu bahagia di hidupnya.
****
Bulan demi bulan berganti perhatian dan kasih sayang keluargaku yang semula kurang semakin sedikit saja untukku bahkan Ayah sudah mulai melakukan kekerasan terhadapku hanya karena masalah sepele yang berhubungan dengan Alya, saat itu aku memang merasa bersalah namun semakin hari kekerasan yang kedapatan semakin banyak.
Dimulai dari pengurungan di dalam gudang dan tak diberi makan, tamparan, cacian dan kekerasan lainnya, saat ini aku mulai berpikir apakah aku benar-benar anak kandung mereka atau kah hanya anak angkat yang kebetulan mirip dengan anak mereka. Saat aku mendapatkan kekerasan mereka akan selalu mengatakan bahwa aku anak yang tidak berguna dan selalu menyusahkan mereka, pertanyaan mulai kembali menggoda pikiranku kapan aku menyusahkan mereka kapan aku menjadi beban mereka sedangkan setiap harinya mereka hanya melakukan kekerasan terhadap ku.
Seperti hari ini aku kembali merasakan sakitnya luka yang belum sembuh dan luka yang baru saja dibuat serta lebam di sekujur tubuhku, kesalahanku kali ini adalah hanya karena tidak sengaja membuat lecet gaun pesta Alya yang akan di kenakannya saat pesta dansa nanti.
"Kenapa kalian sangat suka melukai ku?"Tanya ku di saat kejengahan diriku yang selalu diam saat mereka melakukan kekerasan terhadap ku.
"Tentu saja kamu salah, anak bodoh! Sehingga kami mendisiplinkan kamu"Jawab Ayahku dengan kasar.
Mendisiplinkan katanya? Apakah ada orang tua yang mendisiplinkan anaknya dengan cara menyiksanya dengan keras setiap melakukan kesalahan yang bahkan itu terbilang kecil, rasanya ingin tertawa keras mendengar apa yang dikatakan oleh ayahku. Namun aku kembali memilih diam dan tak melawan karena melawan pun hanya akan sia-sia karena aku akan semakin merasakan sakit nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kid's Adventure
Short StoryBercerita dengan sudut pandang anak kecil beserta segala tingkah polosnya sepertinya belum cukup. Bagaimana jika ditambah dengan berbagai latar waktu, dari saling lempar tombak sampai adu kekuatan nuklir? Selamat datang di Event ketiga Montase Aksar...