Halo, di sini ada juri abal-abal //plak.
Terima kasih untuk beragam cerpen yang telah kalian buat, terima kasih juga karena telah memberiku bahan bacaan untuk liburan ehe. Jadi mohon maaf bila hasil penjurianku terdapat salah-salah kata dan menyakitkan hati.
Have a good day!
Penilaian
1. Namaku Pipit (6.7)
Sebenarnya cerpen ini akan sangat bagus jika tekhnik kepenulisannya lebih diperhatikan. Aku melihat ada banyak typo, kalimat tidak efektif, dan salah peletakan tanda baca titik dan koma. Sayangnya itu jadi minus cerpen ini.
Idenya sudah menarik dan pembawaannya ringan, bikin nyantai bacanya. Tapi aku merasa kalau cerpen ini bertele-tele, semuanya serba dijelaskan. It's oke si mau dijelaskan, hanya saja pembawaan kurang. Selain itu--sorry--rasanya dari awal sampai akhir aku ndak tahu arti cerpen ini apa.
2. Oentoeng dan Makatau (8.4)
Misterius, itu yang aku pikirkan ketika membacanya pertama kali. Hmm hmm, aku ndak bisa komen apa-apa karena sang penulis seperti merapalkan mantra, kesan misterius di cerpen ini membuat aku ingin baca terus sampai yang 'sebenarnya' terungkap. Mungkin gaya bahasanya sedikit sulit untuk dipahami.
3. Help from the Past (7.4)
Well, aku suka gaya pembahasannya yang dipadu dengan setting yang uwah. Kulihat di sini juga minim kesalahan, benar-benar hanyut membaca. Hanya saja kalimatnya cukup berat, beberapa tidak kumengerti. Apalagi aku bingung ini sebenarnya baku atau non-baku? Karena temannya Rimba mengatakan "nggak".
Menjelang akhir, aku kurang percaya sih. Paragraf-paragraf sebelum kata end majang, aku sampai baca berulang-ulang buat paham. Dan endingnya terlihat sangat dipaksakan.
4. Sejarah yang Tak Tersentuh (7.5)
Penggambarannya sangat terasa, seolah-olah aku adalah Rita, aku bisa membayangkannya. Dan ... sedih juga waktu paragraf awal. Beberapa masih perlu dibenahi, tingkatkan lagi!
5. BEBAS (7.9)
Aku tidak bisa berbohong untuk mengatakan jika ceritanya menarik. Perpaduan kalimatnya di awal sangat pas, sepertinya menceritakan zaman penjajahan di luar negeri ya? Aku suka gaya bahasanya. Namun kesan bebasnya kurang dapat.
6. Robo (6.0)
Sama seperti cerpen pembuka, cerpen ini juga demikian. Sedikit saran, biar mudah aku beri nama tokoh A dan tokoh B ya. Tokoh A sedang berbicara, lalu setelah selesai, giliran tokoh B berbicara. Nah itu disimpannya di paragraf baru, bukan disatukan. Kecuali jika itu sambungan percakapan tokoh A. Selain itu, baca-baca lagi mana kalimat baku dan non-baku ya. Cerpen ini membuatku bosan.
Ok, ini terlalu panjang hehe. Intinya, belajar lagi.
7. Kriegskinder (8.0)
Cerpen ini seperti mendongeng, diksinya sangat menawan dan permainan kata-katanya indah. Bagaimana si 'aku' menceritakan kehidupannya sesederhana mungkin tapi menyentuh. Lalu, meski sedikit hambar, ada kesan tersendiri di dalam tulisan ini. Well, tingkatkan lagi.
8. Dunia 24 Jam (7.2)
Aku salut karena pasti temanya membutuhkan riset. Apalagi ada komet Halley dan penghuni Honolulu wkwk. Cuma hmm, satu paragrafnya ada yang terlalu panjang (yang terkadang membuat sebagian pembaca malas membaca ke bawah). Kalau bisa, kaji kalimatnya semenarik mungkin. Terus percakapan antar tokohnya masih kaku, sehingga tidak bisa dibayangkan.
9. BOY MEET WHAT (6.0)
Siapa pun yang menuliskan ini, ingat ya, ini sebuah sastra karya, bukan kolom chat. Menyingkat-nyingkat kata hukumnya haram bagi penulis ._. (meski cuma kata 'yang' yang disingkat, itu tetap membuat sakit mata)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kid's Adventure
Short StoryBercerita dengan sudut pandang anak kecil beserta segala tingkah polosnya sepertinya belum cukup. Bagaimana jika ditambah dengan berbagai latar waktu, dari saling lempar tombak sampai adu kekuatan nuklir? Selamat datang di Event ketiga Montase Aksar...