~ 26 ~
~Hideo memasuki ruangan dimana Alfred berada. Dibelakangnya terdapat seorang wanita yang memberi hormat kemudian kembali menutu pintu ruangan tersebut.
"Alfred kau gila?!"pekik Hideo yang melepaskan kancing rompinya dan mengambil duduk pada sofa yang tersedia. Tangannya menaruh sebuah bungkusan keatas meja.
Alfred mengernyit menatap Hideo dari kursi seinggasananya. Kemudian berdiri dan menghampiri Hideo.
"Ada apa? Kau datang-datang dan mengataiku gila"jawab Alfred duduk pada armchair tak jauh dari Hideo. Hideo menghela napasnya.
"Kau memberi tahu alamatku pada Anne, bukan?"ujar Hideo.
"Ah! Aku dengar Annalee ke Jepang. Kalian sudah bertemu?"ujar Alfred yang malah kembali melontarkan pertanyaan pada Hideo. Hideo berdecak kesal.
"Ya- Dan tepat dipintu rumahku"ujar Hideo yang mendapatkan kekehan dari Alfred.
"Annalee, dari dulu memang tidak pernah berubah"eluh Alfred dengan kekehannya.
"Tsk! Lihat siapa yang bicara sekarang- Kau yang memberikan alamatku padanya dan malah tidak bertanggung jawab"kesal Hideo. Alfred masih saja terkekeh.
"Ya- Aku tidak tau kalau dia benar-benar akan kesana. Dia pasti mengetahui kalau kau sudah menikah. Jadi aku tidak menyangka dia berani sekali datang"jelas Alfred masih dengan kekehanya yang mulai meredah. Dirinya melirik pada pintu ruagannya yang terbuka, menampakkan seketarisnya yang membawakan dua gelas jus dingin dan berjalan mendekatinya.
"Padahal hubunganku dengan Kazuki sudah mulai membaik"eluh Hideo yang membuat Alfred kembali menatap Hideo.
"Membaik bagaimana?-- Oi-- Hideo jangan bilang kau dan Kazuki benar-benar-"Alfred menahan ucapannya karena mendapatkan tatapan bingung dari Hideo.
"Aku tidak pernah menceritakannya padamu?"balas Hideo yang sekarang benar-benar membuat Alfred tercekat. Menatap Hideo dengan tatapan tak percaya.
"Kau dan Kazuki... Kalian benar-benar bersama?"ujar perlahan Alfred yang membuat seketarisnya tersentak kecil dimana dirinya sedang menyajikan teh dihadaoan Alfred serta Hideo. Hideo mengangguk menjawab Alfred.
"Ta -Tamami -chan--- Aku rasa aku harus memeriksakan telingaku"eluh Alfred pada seketarisnya.
"Apa maksudmu?"protes Hideo yang menyesap tehnya.
"Tapi kedatangan Anne juga berdampak bagus. Kazuki mulai menerimaku sepertinya"ujar Hideo usai menyesap tehnya.
"Hideo--- Hentikan aku tidak ingin mendengarnya lebih"ujar Alfred yang membuat kekehan terdengar dari Hideo.
"Tamami -san, ini hanya rahasia antara kita, ya"ujar Hideo pada seketaris Alfred yang berdiri tak jauh dari Alfred duduk.
"Yumi -chan?"tanya wanita yang bernama Tamami tersebut. Hideo memberikan senyumannya.
"Dia akan tau sendiri nantinya"balas Hideo yang mendapatkan hembusan napas dari Alfred.
"Kau benar-benar serius, Hideo?"kembali Alfred memastikan. Kini Hideo yang menghela napasnya.
"Jangan terus bertanya. Jawabannya akan sama"jelas Hideo.
Alfred dengan lemas meminum minumannya kemudian menghembuskan napasnya. Hideopun ikut minum dengan tenang. Alfred melirik pada Hideo masih dengan tatapan tak percaya. Sementara seketaris Alfred sudah berjalan keluar ruangan.
"Bagaimana dengan Kazuki? Dia juga sama denganmu?"tanya Alfred. Hideo mengernyit kemudian mengangguk.
"Sepertinya"sambung Hideo.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNBELIEVABLE! ✔️
Ficção Geral-------- WARNING ------- KONTEN AKAN BERISI CERITA TENTANG YAOI ALIAS BOYS LOVE ATAU BXB. JADI YANG TIDAK SUKA DAN MERASA KONTEN TIDAK PANTAS DIBACA BISA SEGERA MENINGGALKAN KONTEN. KONTEN AKAN BERBAU JEJEPANGAN... ...