~
~40~Junichi berjalan mengampiri Hideo yang nampak terduduk pada beranda sisi rumah. Wajahnya penuh peluh yang kemudian tangannya bergerak membersihkan peluhnya dengan handuk kecil yang melekat di lehernya.
Dia, Junichi, lekungan kecil dari bibirnya nampak hadir untuk mengejek anak tertuanya itu. Pasang tangannya memegang masing-masing gelas bening yang berisi cairan berwarna oren berdampingan dengan suara es batu yang bergerak menggoda didalam gelas itu. Usai mendapati jarak yang cukuo dengan dengan anak tertuaya itu, salah satunya tersodor tepat disebelah wajah anak tertuanya.
"Ayah?!", suara kaget Hideo sejenak menatap ayahnya dengan pasang pupil yang melebar. Kemudian menerima pemberian ayahnya tersebut.
"Sudah menyerah?", Junichi yang duduk bersila di samping Hideo dengan menikmati satu gelas minuman yang masih ditangannya.
"Tsk! Aku hanya sedang beristirahat", ujar tak santai Hideo. Suara kekehan mengejek dari ayah diiringin dengan seruputan seger jus jeruk itu.
"Sudah berbicara pada ibumu?", suara Junichi kembali yang mendapatkan anggukan dari sang anak usai meneguk minuman segarnya.
"Tidak dapat maaf darinya", lemas Hideo menatap air jus didalam gelasnya yang sudah habis setengah dan memperlihatkan wujud es batu kotak yang trasparan dan sudah mengecil. Sang ayah kembali terkekeh mendengar lanjutan cerita anaknya tersebut.
"Ibumu dan Arata benar-benar tidak bisa melupakannya", suara Junichi membuat pasang manik sang anak yang awalnya lebih tertarik pada minumannya menoleh padanya dengan kerutan dalam diatas pasang alisnya.
"Kejadian dimasa lalu yang membuat mereka kehilangan kedua orang tua mereka", sambung sang ayah usai mendapatkan tatapan bingung dari anak tertuanya itu. Bibirnya kembali tertarik membentuk senyuman ringan saat melihat respok anak tertuanya dengan kedutan kecil di pasang bahunya.
"Ayah Eiko dan Arata berselingkuh", suaranya tercekat, membuatnya kembali meneguk minumannya seakan mempersiapkan tenggoroknya untuk bercerita lebih.
"Ma, maksud ayah, kakeknya Kazuki?", suara tercekat lainnya dari Hideo membuat sang ayah menoleh kearahnya dan hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan decakan kecilnya.
"Kakekmu juga, bodoh!", suara protesnya setelahnya. Sang anak yang seakan baru menyadarinya menatap kaget sejenak ayahnya dan kemudian mengangguk menyetujui ucapan sang ayah.
"Tidak bisa dibilang berselingkuh juga. Lebih tepatnya seperti kecelakaan?", Junichi yang melanjutkan dan diakhiri dengan nada tanyanya bukan pernyataan. Seperti itu hanya pemikiran kecilnya senduri
"Ayah Eiko meniduri seroang wanita yang merupakan pelayan rumah ini", lagi suara Junichi dan kali ini bukan hanya suara Hideo yang tercekat namun dirinya yang baru saja menyesap menuman segarnya membuatnya malah lebih parah. Yaitu tersedak, air dingin segar yang seharusnya masuk pada saluran pencernaannya kini malah masuk pada saluran pernapasannya.
"Kau pasti terkejut bukan? Aku juga", Junichi tak memberi kesempatan Hideo menjawab yang sedang sibuk menetralkam sedaknya. Sehingga membuat dirinya sendiri hampir tertawa kecil melihat reaksi anaknya tersebut.
"Saat mendengar ceritanya aku juga tidak percaya. Seperti cerita yang ada ditelevisi. Yang aku dengar, itu karena ayah mertua mabuk berat dan berakhir mengira pelayam tersebut adalah ibu mertua", sambung Junichi kembali yang mulai memanggil kedua mertuanya tersebut dengan sebutan yang layak.
"Tentu saja untuk orang seperti ayah mertua, bukanlah hal sulit untuk mempunyai istri dua atau tiga. Tapi itu akan sangat sulit untuk bagi ibu mertua", hembusan napasnya terdengar panjang dan berat dan kembali menyesapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNBELIEVABLE! ✔️
Ficção Geral-------- WARNING ------- KONTEN AKAN BERISI CERITA TENTANG YAOI ALIAS BOYS LOVE ATAU BXB. JADI YANG TIDAK SUKA DAN MERASA KONTEN TIDAK PANTAS DIBACA BISA SEGERA MENINGGALKAN KONTEN. KONTEN AKAN BERBAU JEJEPANGAN... ...