Afterwords!!

2.5K 203 12
                                    

Halo halo halooo
Teman-teman pembaca apa kabar kalian?
Saya harap kalian tetap sehat dan terus bersemangat!

Tanpa terasa waktu sudah begitu lama untuk saya menyelesaikan cerita ini. Dari awal tahun 2017 cerita ini ada dan menemani kalian semua sampai sekarang. Tentu saja, kalian juga sudah menemani saya dan cerita ini dari tahun 2017 merupakan hal yang sangat saya syukuri tiga tahun belakangan ini.

Dukungan kalian, baik dalam bentuk vote ataupun komentar merupakan moodbuster untuk saya pribadi. Terutama komentar kalian. Kalian mungkin tidak pernah tau, disetiap komentar kalian saya terkadang tersenyum dan tertawa sendiri. Untuk hal itu saya ucapkan banyak banyak TERIMA KASIH!

Seiring berjalannya waktu, saya juga cukup banyak mengalami perkembangan dalam hal menulis. Saya harap lebih kedepannya nanti, saya bisa memanfaatkan tulisan saya dalam lebih banyak hal lagi.

Tentu saja dalam menulis terjadi pasang surutnya ide tulisan. Seperti yang saya alami beberapa bulan ini. Membagi waktu benar-benar hal sulit. Tapi, saya sangat berharap untuk tidak pernah meninggalkan hobi saya ini.

Saya tahu, cerita ini hanya salah satu dari sekian banyaknya cerita yang kalian banyak. Tapi saya harap, cerita ini akan selalu terkenang dalam pikiran dan hati kalian.

Kedepannya saya akan lebih baik lagi dalam menulis. Saya harap kalian juga akan terus menemani saya dan mendukung saya.

Ini cukup panjang dan sedikit emosional, tapi saya benar-benar ingin menyampaikan perasaan saya. Sekali lagi terima kasih untuk teman-teman atas dukungan kalian.

Pada akhirnya cerita ini selesai dan akan meninggalkan kita semua. Tapi saya harap kalian tetap mengingatnya.

Cerita Unbelievable!! Sudah tamat!!

Seluruh tokoh dalam cerita mengucapkan banyak-banyak terima kasih dan sampai berjumpa lagi dilain kesempatan!!

Special Thanks to
WATTPAD

== SEKUEL

PREKUEL ==

= Hideo umur delapan belas tahun=

"Aku pulang", suara Hideo yang masuk kedalam rumahnya.

Rambut hitam khasnya begitu cocok dan wajahnya menunjukkan anak remaja berumur belasan. Baju kasual semi formalnya begitu cocok ditubuhnya disertai dengan tas ransel keabuan bertengger dibelakangnya.

"Hideoo!!~", suara teriakan itu begitu panjang dan nyaring. Hideo tersentak kaget menatap keasal suara dimana dirinya mendapatkan penampakan Ibunya yang berlari menuju dirinya dengan sebuah tablet ditangannya. Dengan cepat dirinya memasang kesiagaan dan menangkap Ibunya didalam pelukannya.

"Ugh!", eluh Hideo saat tubuh Ibunya bertabarakan dengan kuat pada tubuhnya. Sang Ibu hanya menunjukkan deretan gigi putihnya.

"Ibu! Kau sudah tidak muda. Jangan kekanakan seperti ini", protes Hideo dimana ibunya sudah melepaskan pelukan mereka.

"Tch- Hideo! Ibu masih muda. Bahkan ibu punya anak masih balita!", pembelaan diri dari sang ibu. Hanya helaan napas pasrah dari Hideo.

"Baik, baik. Aku akan kekamar du-"

"Ah! Tunggu Hideo", Ibunya menahan tangannya membuat sang anak menatap ibunya bingung.

"Ibu ingin perlihatkan sesuatu!", suara Ibunya kembali namun kini tangannya dan pandangannya berubah pada tablet yang sedaritadi Ia bawa. Hideo mengangkat kedua alisnya memperhatikan pergerakan sang Ibu.

"Ini!!", Ibu Hideo memutar tabletnya menghadap pada Hideo.

Hideo sedikit tersentak sebelum akhirnya pasang matanya mendapatkan sebuah foto dimana seorang anak laki-laki menggunakan sebuah seragam khas jepang. Rambut kemerahannya dan mata biru menyala itu sangat menonjolkan penampilan anak tersebut. Hideo dapat merasa ujung pasang natanya memanas.

"Kazuki akan masuk Junior High School tahun ini. Dia sudah sangat besarkan?", ungkap sang Ibu membuat Hideo tersadar dan mengalihkan pandangannya dari tablet menuju wajah Ibunya yang sangat nampak menggodanya.

"Te, terus hubungannya denganku apa", ujar Hideo yang berusaha untuk terlihat tak tertarik.

"Te, te terus", Ibunya menggoda dengan mengikuti kegagapannya sebelumnya.

"Kau dulu tidak percaya kalau Kazuki itu anak laki-laki dan sekarang kau berkata tidak berhubungan", goda kembali ibunya.

"Ark- I, itu karena dia terlihat cantik dan seperti anak perempuan, Ibu!", pembelaan diri Hideo.

"Baik, baik. Terus sekarang bagaimana? Kazuki masih cantik, bukan?",

"Ugh- A, aku akan berganti baju", penolakan secara jelas diperlihatkan Hideo untuk menjawab pertanyaan Ibunya. Dengan acuh dirinya berjalan meninggalkan ibunya yang masih terus bersuara mengeluarkan godaannya.

Menaiki tangga rumah Hideo mengela napas panjanganya. Matanya terpejam sejenak berusaha menenangkan dirinya. Tangannya memegang dada kirinya merasakan degupan kencang disana. Bergumam menyuruh jantungnya untuk memperlambat gerakannya.

"Bagaimana bisa laki-laki yang mulai remaja masih terlihat begitu cantik", gumamnya pada dirinya sendiri.

Dapat dirinya rasakan wajahnya begitu panas bahkan hingga lehernya.

== SATU TAHUN KEMUDIAN ==

"Ken -kun, ini yang terakhir", suara Kazuki membuat sepasang mata yang awalnya sibuk membuka beberapa kardus memandang kearahnya.

"Terima kasih Kazuki. Seharusnya kau tidak perlu membantu", suara anak laki-laki yang baru saja memasuki masa remajanya tersebut.

***

"Kazuki apa kau pernah terpikir untuk mengadopsi anak?"

"Eh?!!"

***

"Tidak! Aku dan Kazuki cukup baik sekarang! Mengadopsi anak?! Apa yang ibu pikirkan?!"

*** FIN ***
* SAMPAI JUMPA KEMBALI *

UNBELIEVABLE! ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang