~39~
~
Hideo memasuki kamar Kazuki, dimana Kazuki sudah menunggungnya dengan futon yang sudah tertata rapi. Hideo tersenyum tipis dan menghampiri Kazuki. Duduk disamping Kazuki dan memeluk Kazuki begitu erat. Helaan napas panjangnya Hideo membuat Kazuki mengernyit bingung.
"Ada apa? Apa jadi keributan lagi antara kau dan ayahku?", tanya Kazuki. Hideo menggeleng dengan kepalanya yang berada dibahu Kazuki.
"Hm?~", bingung Kazuki.
"Kali ini dengan Ibuku", ujar Hideo lemah.
"Bibi?", ulang Kazuki yang mendapatkan anggukan Hideo pada posisi yang sama.
"Kenapa?", tanya Kazuki.
"Ibu benar-benar marah tentang kejadian yang membuat kita bertengkar. Aku tidak pernah tau kalau Ibu sangat benci dengan yang mamanya perselingkuhan atau pengkhianatan", ujar Hideo yang kini Kazuki mengangguk mengerti.
"Bibi dan ayah mempunyai watak yang sama", ujar Kazuki dan kini Hideo mengangguk.
"Terus bagaimana hasilnya?", lagi-lagi Hideo menggeleng sebagai jawaban Kazuki.
"Ibu terlihat begitu marah padaku. Sampai suaraku saja tidak bisa keluar untuk memanggilnya kembali", eluh Hideo.
Kazuki menarik tubuhnya dari Hideo kemudian membuat tubuh mereka saling berhadapan dan wajah mereka yang bertatapan. Tangan Kazuki mengelus kedua sisi pipi Hideo dengan senyumannya.
"Besok aku bantu bicara dengan bibi", ujar Kazuki. Hideo tersneyum menggeleng, tangannya memegangi pergelangan tangan Kazuki seraya ibu jarinya mengelus punggung tangan Kazuki.
"Tidak perlu", tolak Hideo.
"Harus! Biar bagaimanapun aku juga bersalah. Karena aku pulang kemari dan membuat seluruh keluarga tau masalah kita. Itu menempatkanmu diposisi yang sulit seperti ini. Bahkan sampai membuat Bibi begitu marah padamu. Kau juga mendapatkan pukulan dari ayah, dan banyak yang kau lalui. Kali ini kita hadapi bersama", panjang Kazuki membuat Hideo menunjukkan senyuman dan memeluk kembali Kazuki.
"Terima kasih Kazuki. Masih mau mempercayaiku dan mendukungku. Aku tidak akan pernah mengecewakanmu lagi", Hideo seraya menyesap aroma tengkuk Kazuki.
"Ok ok-", Kazuki yang menepuk-nepuk kecil punggung Hideo dengan tawanya. Berpikir Hideo punya sisi kekanakan seperti ini, benar-benar seasuatu yang baru untuknya
***
Pagi kembali datang dan seluruh keluarga mulai berkumpul. Kazuki dan Hideopun sudah menempati posisi didepan meja makanan. Hideo berusaha untuk mendapatkan kontak mata dengan Ibunya yang duduk diseberangnya walaupun tak sejajar dengannya. Kazuki yang menyadari keinginan Hideopun ikut memandangin Eiko.
"Bibi, dimana Ken?", Kazuki yang membuat Eiko menatapnya.
"Ken tidak ikut", jawab Eiko dengan senyumannya pada Kazuki. Kazuki ikut tersenyum dan mengangguk.
"Tidak masalah dia ditinggal sendirian?", kembali Kazuki bertanya.
"Tidak masalah Kazuki. Ken sudah sangat mengerti dan kami menitipnya pada mama dan papah. Jadi dia tidak sendirian", jelas Eiko dan kembali Kazuki mengangguk.
"Bibi sampai kapan disini?", tanya Kazuki lagi.
"Tidak lama Kazuki. Junichi masih punya pekerjaan. Besok atau lusa kami sudah balik", jawab Eiko lagi.
"Bi-",
"Kazuki, Eiko -Nee tidak bisa menikmati makanannya dengan pertanyaan yang terus kau ucapkan", potong Arata yang membuat Kazuki menatap ayahnya tersebut dan memasang wajah kesalnya. Menganggap ayahnya tidak mengerti keadaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNBELIEVABLE! ✔️
Ficção Geral-------- WARNING ------- KONTEN AKAN BERISI CERITA TENTANG YAOI ALIAS BOYS LOVE ATAU BXB. JADI YANG TIDAK SUKA DAN MERASA KONTEN TIDAK PANTAS DIBACA BISA SEGERA MENINGGALKAN KONTEN. KONTEN AKAN BERBAU JEJEPANGAN... ...