34' Dejavu-

5K 582 96
                                    

~34~

~

Kazuki meraih kaos Kikuno dan meremasnya kuat, matanya perlahan terpejam dan dapat Ia rasakan bibirnya yang sudah bersentuhan dengan bibir Kikuno. Ciuman yang awalnya hanya kecupan kini menjadi begitu dalam dan sesekali Kikuno menyesap bibir atas Kazuki. Tangan Kikuno yang berada dileher Kazuki bergerak melepaskan jaket training milik Kazuki dan menyisakan kaos milik Kazuki. Kemudian bibirnya beralih pada pada leher Kazuki dan menyesap aroma tubuh Kazuki.

"Ki -kikuno -san-", Kazuki mendorong ringan tubuh Kikuno membuat Kikuno menghentikan kegiatannya dan menatap Kazuki bingung. Kini wajah Kazuki nampak memerah namun masih terlihat tenang.

"Aku belum mandi", sambung Kazuki. Kikuno terkejut kecil yang kemudian terkekeh.

"Bukan masalah, untukku", jawab Kikuno yang kemudian kembali menuju tengkuk Kazuki.

Kini Kazuki mulai berbaring pada sofa dan tangan Kikuno menyusup kedalam kaos Kazuki, meraba perlahan keatas seraya membawa kaos Kazuki semakin terbuka. Hisapan Kikuno semakin kuat dan meninggalkan warna merah khas disana. Kikuno menjauhkan wajahnya dari tengkuk Kazuki kemudian menatap wajah Kazuki yang memerah. Kikuno tersenyum, jemarinya menyentuh pipi Kazuki dan mengelusnya pelan. Mata Kazuki yang awalnya terpejam kini terbuka dan menatap pada Kikuno.

"Aku tidak perduli jika aku dibilang sedang memanfaatkan kesempatan, Kazuki. Kalau kau tidak melawanku aku akan terus memanfaatkan kesempatan ini", ujar Kikuno yang kembali mencium bibir Kazuki.

Mereka kembali berciuman dan sangat intens dari sebelumnya, tangan Kazuki meraih rambut Kikuno dan mengelusnya.
Sebuah kilauan menyilaukan mata Kazuki membuatnya tersentak kaget, Kikuno yang menyadari pergerakan kaget Kazuki menghentikan kegiatannya dan menatap bingung Kazuki.

"Ada apa? Apa aku menggigit lidahmu?", tanya Kikuno. Kazuki menatap sejenak tangan kirinya dan melihat sebuah cincin yang melingkar disana. Kazuki menggeleng yang kemudian mendorong tubuh Kikuno untuk kembali memgambil posisi duduk.

"Aku rasa aku tidak bisa, Kikuno -san", Kazuki seraya merapikan kaosnya. Kikuno menatap sejenak Kazuki yang kemudian menghela napasnya dan ikut duduk disamping Kazuki.

"Kau takut menyesali ini?", tanya Kikuno. Kazuki menggeleng sebagai jawabannya.

"Aku tidak ingin menyakiti Kikuno -san", Kazuki yang menatap pada Kikuno membuat Kikuno tersentak dan membulatkan matanya, saling menatap dengan Kazuki.

"Kalau kita meneruskan ini, kemudian aku masih tidak menginginkan Kikuno -san. Aku hanya akan menyakiti Kikuno -san. Aku tau sakit patah hati bagaimana. Karna itu, aku tidak ingin orang lain merasakannya. Apalagi karna diriku", jelas Kazuki. Lagi-lagi Kikuno menghela napasnya kemudian terkekeh kecil.

"Ini Kazuki yang aku kenal", eluh Kikuno yang kemudian menepuk bahu Kazuki.

"Lagi pula aku masih mengenakan ini", Kazuki menunjukkan tangannya yang terdapat cincin pernikahannya bersama Hideo.

"Saat melihat cincinnya, wajah Hideo -san tiba-tiba muncul. Seakan dia melihat apa yang aku lakukan. Haha- lucu ya-", Kazuki dengan dengan tawa mirisnya. Kikuno meraih kepala Kazuki kemudian menepuk pelan kepala belakang Kazuki.

"Terima kasih sudah memikirkan aku", ujar Kikuno. Kazuki mengangguk pelan.

"Aku tau kau akan tetap menolakku walaupun kita sudah melakukan. Tapi, aku masih egois dan terus melakukannya. Pada akhirnya malah kau yang memikirkan diriku", jelas Kikuno.

"Terima kasih", sambung Kikuno seraya kembali menepuk-nepuk kecil kepala Kazuki.

"Eum-", jawab Kazuki mengangguk.

UNBELIEVABLE! ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang