Aku melewati hari indah di sini, sangat indah hingga terasa seperti mimpi. Bunga sakura yang tetap mekar karena angin dan hujan tidak datang, aku menyukainya.
Sekarang sudah pertengahan April, tanpa sadar aku sudah melewati separuh dari waktu tiga bulan di tempat ini.
Dia melambaikan tangan padaku, iya dia, yang saat ini sedang tersenyum padaku di ujung perpustakaan, aku semakin dekat dengannya. Rasa khawatir dan ketakutanku perlahan menguap seiring waktu yang aku lewati bersamanya. Singkat memang, satu bulan bukan waktu yang lama untuk aku bisa mengatakan aku mengenalnya.
Aku hanya tahu dia lebih baik dari fans yang lain, itulah aku gadis yang orang-orang katakan sebagai gadis beruntung. Awalnya aku menolak untuk di sebutkan sebagai orang yang beruntung, tapi saat takdir membawaku padanya aku akui aku beruntung.
Aku membalas lambaian tangannya, dan berlari kecil menghampirinya.
"Apa yang kau baca?" tanyaku.
"Aku menunggumu," jawabnya tak nyambung.
"Di tanya apa, di jawab apa," gumamku.
Dia terkekeh, aku hanya mendengus kesal.
"Aku sudah makan?" tanyanya.
"Sudah, kau sendiri?"
"Sudah tadi pagi!"
"Siang, ini sudah jam 2 kalau kau sakit gimana. Kau harus ingat ...
"Tubuhku bukan cuma milikku tapi juga milik grupku dan juga fans-ku." ujarnya memotong ucapanku.
"Ck." Aku hanya bisa bersedih kesal, dia selalu begitu sangat menyebalkan. Jika kalian pikir Jaehyun itu boyfriend material sepertinya yang di gambarkan orang-orang, jujur memang iya, tapi dia terkadang juga menyebalkan seperti saat ini.
"Kau marah?" tanyanya sambil mencoba menggenggam tanganku.
"Ehm," sautku singkat sambil menarik tanganku.
"Baiklah, aku akan makan tepat waktu tapi kau harus menemaniku makan, aku tidak biasa makan sendiri."
"Tapi kita tidak mungkin makan bersama."
"Kenapa tidak mungkin?" tanyanya heran.
"Kau lupa siapa dirimu?"
"Aku tau, aku hanya ingin makan bersamamu apa itu mustahil?"
"Bukan mustahil, tapi itu hal sulit untuk kita," ujarku.
Dia terlihat sedih. Aku juga merasa sedih, aku juga ingin makan bersama dengannya, jalan-jalan dengannya, menghabiskan banyak waktu bersamanya tanpa rasa khawatir, tapi aku tahu semua itu sulit dan lebih baik tidak di lakukan untuk kebaikanku sendiri dan untuknya juga.
Aku merasakan hangat di tanganku saat dia mengenggamnya, dia tersenyum.
"Jika nanti aku memiliki waktu untuk menjadi diriku sendiri, bukan menjadi anggota untuk grubku, bukan menjadi idol untuk fans-fansku aku ingin menghabiskannya denganmu," ujarnya.
Tatapannya menembus jantungku, membuatku merasa begitu hangat, membuatku ingin terus menggenggam tangannya dan memilikinya
Pada saat ini aku merasa ketakutan, karena aku mulai menjadi serakah dan mulai lupa batasanku.
Aku menarik tanganku "Jaehyun-ah sepertinya aku harus pergi dulu, aku janji."
"Tidak bisakah temani aku lebih lama?"
"Besok kita ketemu lagi."
Aku bergegas pergi, aku harus segera menyadarkan diriku. Jika terus bersamanya mungkin aku akan semakin kehilangan akal sehatku dan semakin jatuh lebih dalam, aku tidak ingin itu, aku tidak ingin terluka atau membuat dia terluka nantinya.
***
Aku sudah tidak ada kelas, namun aku terlalu malas untuk kembali ke asrama jam segini di sana masih sepi dan saat aku sepi aku akan semakin memikirkannya.
Aku hanya berjalan menyusuri jalan di taman menikmati hembusan angin yang menggugurkan kelopak bunga sakura.
"Jalan-jalan sendiri, kelihatan banget jomblonya," ujar seseorang yang tiba-tiba merangkulku.
Dia mengacaukan aku yang sedang menikmati musim semi yang mungkin tidak akan pernah aku nikmati lagi tahun depan.
"Bukannya kamu di Paju?"
"Aku sudah selesai, aku baru sampai di Seoul dan langsung menemuimu," jawabnya.
"Jangan merangkulku sepirti ini---" aku menyingkirkan tangan Kevin dari pundakku. "orang-orang akan mengira kita pacaran," ujarku.
"Biarin aja!"
"Pacar kamu marah gimana?"
"Aku jomblo, akh justru kamu khawatir kan kalau gebetan kamu tau."
"Sok tau!"
Aku berjalan mendahuluinya dan mempercepat langkahku. Dia terus mengikutiku hingga aku sampai di bawah asrama dan terus meledekku dengan kata-kata yang sama.
"Dy, kamu takutkan?"
"Ih Kevin sudah aku bilang aku nggak punya gebetan, jadi aku nggak takut," ucapku kesal.
Untung saja lift segera terbuka dan aku bisa segera terhindar dari Kevin.
"Dy, sudah jangan terlalu dekat dengan dia, dia bintang kamu tau itukan," ujar Kevin yang mampu membekukanku.
Pintu lift kembali tertutup, aku masih membeku.
"Dy ..."
"Sejak kapan kamu tahu?" tanyaku.
"Saat kamu bertemu dengannya untuk mengambil ponsel, aku kira kamu tidak akan menemuinya lagi tapi kau menemuinya, aku kira kau akan berhenti saat aku mengatakan tentang bintang," ujarnya.
"Jadi kamu tau tapi kamu pura-pura tidak tahu?"
"Aku tidak ingin membuatmu tidak nyaman karena mungkin kamu ingin menyembunyikan semuanya, tapi aku rasa aku tidak bisa diam aku harus menghentikanmu. Aku tidak ingin kamu terluka."
Kevin membuatku semakin membekukan diriku, dia benar aku harus berhenti sebelum semakin jauh tapi aku tidak tahu bagaimana cara untuk berhenti, sepertinya aku ... tidak bisa berhenti.
®®®®®
TBCLong time no see ...
Pingin nulis dari kenari tapi mentok kkkk
Happy reading yorobun..
![](https://img.wattpad.com/cover/121135078-288-k61270.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Melody ✓ ( END)
Fanfiction#DreamSeries Series Pertama! Orang bilang aku beruntung, tapi bagiku ini adalah hasil kerja keras, namun saat takdir membawaku padamu aku akui aku beruntung dan harga untuk ke beruntungku adalah hatiku. **** "Kamu bintang dan aku tahu tempatmu di...