15.

1.2K 156 8
                                    

Seluruh tubuhku terasa panas saat dia mengatakan 'aku cemburu' siapapun tolong ajari aku bagaimana cara untuk bernapas.

Sepertinya usahaku untuk tahu diri selama ini benar-benar sia-sia aku tidak bisa menahannya lagi, haruskan aku anggap ini sebagai kesempatan yang di berikan padaku atau aku anggap ini sebagai jawaban atas doa-doaku selama ini.

Apa tidak apa-apa jika aku menganggapnya seperti itu?

"Baiklah, aku hanya akan mencari tahu berita tentangmu tapi aku juga harus menjadi orang pertama yang tahu berita apapun tentangmu," ujarku

"Aku janji," sautnya cepat sambil menggenggam tanganku.

Jantungku, tolong carikan jantungku yang berlari-lari entah kemana. Senyumnya, tatapan matanya, lesung pipinya, hangat genggaman tangannya membuat aku lupa cara untuk tetap menapak di bumi. Aku melayang, I'm die!

Aku menarik tanganku sebelum aku benar-benar mati di sini.

"Maaf," ucapnya.

"Aku harus kembali ke kelas!"  ujarku berbohong karena sudah tidak sanggup lagi.

"Aku antar."

Mataku langsung melebar saat dia bilang ingin mengantarku.

"Are you serious?  Kau ingin membunuhku!"

"Kenapa bisa begitu?"

"Jaehyun-sshi, kau tau bahkan buku dan meja di sini saja bisa punya mata, dan kau ingin mengantarku ke kelas itu sama saja mengantarkan aku ke kematian!"

"Separah itukah?"

"Ehm," jawabku sambil mengangguk kecil.

"Padahal aku ingin mengantarmu,"  ucapnya lesu.

"Kita bisa bertemu dan mengonbrol lain kali," ujarku.

"Baiklah, tapi kau harus janji balas pesanku!"

Aku mengangguk, lalu bergegas meninggalkan tempat ini dengan tenang, dan gara-gara dia rencana untuk mencari bahan untuk tugasku berantakan tapi aku merasa sangat bahagia saat ini.

Aku akan memutuskan diriku tenggelam dalam melody yang indahnya yang lebih tepat aku sebut mimpi.

Mungkin aku akan terluka karena saat ini meski aku bahagia aku juga merasakan sakit, karena apapun yang terjadi sekarang aku tahu ini tidak akan bertahan lama.

****

Aku tak bisa menjauhkan diriku dari benda persegi yang biasa di sebut sebagai handphone.

Ini terdengar sedikit ... tapi aku menunggu pesan darinya.

Apa dia sibuk?

Apa aku mengirimi dia pesan lebih dahulu?

Tapi jika aku di anggap sasaeng gimana?

Akh aku ingin marah dengan diriku sendiri. Bagaimana bisa aku menghancurkan pembatas aku ciptakan dari awal?

Hari kian larut, mataku kian berat. Aku bahkan sudah mendengar dengkuran kecil dari Ri El, dan orang yang ku tunggu tidak kunjung mengirimiku pesan. Sudahlah mungkin dia sibuk, harusnya aku tak terlalu berharap banyak karena siapa dia, aku juga tahu.
.
.
.
.
.

Derrttttt ... Derrttttt ... Derrttttt.

Getaran dari ponselku mengusikku. Tanganku mencari-cari dimana aku meletakan ponselku.

"Yeobseo."

"Kau sudah tidur ya?"

Mendengar suara itu mataku langsung terbuka lebar. Dia menelponku.

"Maaf, aku baru kembali ke drom. Ada jadwal yang harus kami penuhi jadi aku tidak sempat mengirimimu pesan apalagi menelponmu karena ponselku ada di manager Hyung," jelasnya panjang lebar.

Sambil mendengarkan penjelasan aku  dengan langkah hati-hati keluar dari kamar, agar tak menganggu teman sekamarku Ri El.

Aku pergi balkon yang ada di asrama ini.

"Tidak apa-apa, aku tahu kau pasti sibuk aku juga sibuk ( sibuk nungguin pesan dari kamu)."

Dia menceritakan semua kegiatannya hari ini setelah kami bertemu di perpustakaan tadi. Aku hanya mendengarkan tanpa menyela, dari nada bicaranya aku tahu dia sangat bersemangat menceritakan semua.

"Kau tidak lelah?" tanyaku akhirnya menyela dia yang bercerita tanpa ada putusnya seperti rel kereta api.

"Aku sangat lelah, tapi entah mengapa berbicara denganku membuat lelahku hilang."

Tuh kan apa aku bilang, lagi-lagi dia membuatku lupa cara tetap menjadi manusia.

"Melody ... Kau masih di sana?"

Kembali menjadi manusia saat dia menyebut namaku.

"Aku tertidur tadi," jawabku asal.

Akh kenapa aku menjawab itu, kenapa setiap dia bertanya seperti itu aku selalu menjawab aku tertidur.

"Akh ini memang sudah malam eh mungkin bahkan sudah dini hari, tidurlah besok kau harus ke kampuskan?"

"Ehm, kau juga istirahat."

"Selamat malam."

Aku tahu ini tidak akan bertahan lama, tapi tolong biarkan aku merasakan kebahagiaan ini hingga tiba waktunya nanti aku harus terbangun dari mimpi indah ini.

****
TBC

Udah lama nggak up date ya, jadi kangen sama Jaehyun sama reader work ini juga.

Kemarin-kemarin mood aku ancur banget ( alesan aja) hari ini belum terlalu baik, tapi udah mendingan.

So happy reading.

😘😘😘

Spring Melody ✓ ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang