03. Like a Dream

2.5K 313 14
                                    

Tebak aku ada dimana? Aku ada di mobil yang biasa para idol naiki dengan bonus para oppa tampan dan juga dedek gemes yang pesonanya tidak dapat aku tolak, 'nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustai' jika sudah seperti ini aku benar-benar merasa keberuntungan benar-benar datang padaku.

"Melody." Mendengar mereka menyebut namaku saja aku lebih dari sekedar bahagia.

"Ya, kenapa?" tanyaku.

"Jadi Kau dari Indonesia?" tanya Mark.
Aku mengangguk membenarkan.

"Tahun kemarin kami juga ke Indonesia, yang Spotify on the stage."

"Ara "

"Kau datang?" kini giliran si maknae laknat dari NCT 127 yang bertanya.

"Aku tidak datang karena aku tidak mendapat tiketnya," jawabku jujur.

Haechan terlihat kesal denganku, tapi kalau di pikir-pikir dia terlalu kurang ajar memanggilku dengan 'Kau' padahal aku 3 tahun lebih tua darinya, tapi aku belum menyebutkan usiaku hanya menyebutkan namaku.

Astaga! Aku baru teringat dengan Kevin dan Bu Dewi yang mungkin sedang bingung karena aku menghilang. Aku mengambil ponselku tapi ternyata baterainya lowbat, tapi aku harus segera menghubungi mereka agar mereka tidak khawatir.

"Permisi, bolehkah aku meminjam ponsel?" tanyaku hati-hati karena aku tahu benar jika ponsel idol tidak di pinjamkan secara sembarangan.

"Bukan tidak boleh tapi ...." Dia mengantungkan perkataannya mungkin karena merasa tidak enak denganku.
"Aku tahu," ucapku.

"Pakai saja punyaku," ucap Jaehyun sambil menyerahkan ponselnya.

"Tapi ...

"Pakai saja, aku percaya Kau tidak akan menyebarkan nomerku."

Sisi kurang dari manusia satu itu apa ya? Sudah tampan, kaya, populer, pintar, baik hati pula. Jika saja dia menjadi pacarku aku rela berhenti menjadi fangril-nya Taeyong.

Sudahi khayalan tak masuk akal sampai di sini, karena aku harus segera menelepon Bu Dewi dari nomor yang tertera di kartu namanya.

"Selamat siang Bu Dewi, ini Zahari."

"Zahira, kamu dimana? Sama siapa? Saya dan Kevin mencari kamu?" tanya Bu Dewi dengan nada yang terdengar begitu khawatir.

"Saya lagi di perjalanan menuju asrama, tadi saya terlalu asyik berkeliling terus nyasar untung ada orang baik yang mau nganterin asaya."

"Saya tunggu di asrama ya."

Aku menutup sambungan telepon, tidak enak juga jika terlalu lama.

"Khansahamnida," ucapku.

Aku tak terlalu banyak bicara, mereka juga terlihat lelah hingga terlelap dengan begitu mudah dan aku saat ini sibuk mengagumi indahnya ciptaan Tuhan. Ini bawa pulang satu boleh nggak ya? Mikir apa aku ini? Emang di kira makanan di acara hajatan yang boleh di bungkus bawa pulang.

Tapi sepertinya waktuku segera berakhir, karena mobil yang kami tumpangi sudah berhenti di depan gedung yang cukup tinggi. Tempat ini adalah tempat yang akan aku tinggali 3 bulan ke depan.

"Jadi di sini?" tanya Jaehyun. Aku menjawabnya dengan anggukan kecil.

"Terima kasih untuk hari ini, jika kita bertemu lagi aku akan mentraktirmu makanan," ucap Jaehyun sambil tersenyum yang menampilkan lesung pipi yang mengemaskan.

Spring Melody ✓ ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang