18

1.1K 148 12
                                        

Aku bangun lebih hari ini, padahal sekarang adalah hari Minggu. Aku bahkan mandi lebih awal.

"Kau sudah bangun?" tanya Ri El.

"Aku harus pergi ke suatu tempat," jawabku.

"Kemana?"

"Fanmeeting."

Ri El hanya mengangguk-angguk lalu kembali memejamkan mata. Ri El Minggu tidak pulang ke rumahnya, alasannya karena aku akan segera pulang jadi dia ingin menghabiskan lebih banyak denganku. Dia gadis sangat manis bukan? Aku bersyukur untuk sekian kalinya bertemu teman baru seperti dia.

Aku segera pergi mandi sebelum kamar mandi menjadi mengantri. Jarak asrama dan tempat fanmeeting lumayan jauh jadi aku harus berangkat lebih pagi.

***
Aku selesai mandi dengan cepat, jujur aku bukan orang yang berteman baik dengan air. Aku sedikit membenci mandi, maka dari itu aku tidak terlalu suka berlama-lama di kamar mandi.

"Astaga! Kau mengangetkan aku," ujarku saat melihat Ri El yang berdiri tepat di belakang pintu dengan mengenggam ponselku.

"Kau yang lebih mengangetkan aku," ucapnya yang tak bisa aku mengerti.

"Maksudmu?" tanyaku meminta penjelasan.

"Jahe, nugu-ya?"

Aku membeku mendapat pertanyaan itu, aku tidak penasaran dari mana dia tahu, namun aku terlalu bingung untuk menjawab apa.

"Jung Jaehyun? atau Jaehyun NCT?"

Aku benar-benar tidak tahu aku bicara apa.

"Melody, astaga."

Ri El mengacak rambutnya frustasi.

"Kau benar dia Jung Jaehyun, kau tau darimana?"

"Dia menelponmu aku berusaha tidak penasaran, tapi saat dia melakukan videocall aku pikir itu penting jadi aku menjawabnya dan betapa terkejutnya aku ...."

"Maafkan aku."

"Kenapa kau harus meminta maaf? Mengenal seorang idol bukan sebuah dosa hanya saja mungkin kau akan kesulitan jika fans-nya tahu."

Aku semakin tenggelam dalam kebekuanku. Berkenalan dia memang bukan kesalahan ataupun sebuah dosa, tapi harusnya hal ini tidak terjadi.

Ri El menariknya dalam pelukannya.

"Akhirnya semuanya, sebelum semuanya akan hilang. Karena jika fans-nya tahu maka akan kehilangan segalanya," ujarnya.

***

Aku menuruni tangga dengan hati-hati. Satu persatu melawan rasa takutku.

"Dasar sok pemberani, takut ya takut saja," ujar Kevin yang berada di anak tangga paling bawah.

Dia mengulurkan tangannya.

"Aku hanya mencoba menghilangkan rasa takutku."

"Jangan memaksa jika kau memang ketakutan."

"Kamu benar.  Aku takut, namun aku masih  sok berani padahal aku sangat ketakutan. Aku takut jatuh ke bawah dan kehilangan segalanya."

Kevin tersenyum manis seperti biasanya. "Jangan merasa takut aku di sini, aku akan menggenggam tanganmu. Jika kamu terjatuh aku akan selalu ada menangkapi dan membuatku bangkit," ujarnya.

"Tapi aku tidak ingin ketakutan lagi, aku tidak akan menuruni tangga lagi ini yang terakhir."

"Baiklah, kita jadikan ini terakhir aku akan menemanimu hingga akhir."

Aku tidak tahu ini akan menjadi terakhir kalinya. Apa aku akan sanggup? Aku tidak tahu. Hanya saja aku tidak ingin terus dalam ketakutan yang mungkin membuatmu semakin kesulitan.

***

Kevin mengantarku ke fanmeeting tapi hanya sampai depan. Suasana sudah sangat ramai ada ratusan mungkin bahkan lebih pengemar yang sudah memgantri di sini. Mereka terlihat begitu bersemangat, aku juga pengemar aku juga akan bersemangat seperti mereka, mungkin aku akan lebih bersemangat jika saja keadaanya tidak seperti ini.

Semua berbaris rapi saat member NCT yang akan melakukan fansining hari datang. Sama seperti biasanya mereka sangat tampan.

Jaehyun menatap ke arahku, mungkin dia melihatku. Dia tersenyum tapi aku tidak yakin senyum itu milikku dan semua ini membuatku sadar akan diriku dan dirinya yang sebenarnya. Inilag hubungan kami sesungguhnya, aku sebagai fans dan dia sebagai superstar.

Karena dia bintang, tak seharusnya manusia seperti berharap untuk bersamanya di langit.

-ooOoo-
TBC

Nggak tau lagi mau nulis apa, atau ngomong apa.

Vote and coment juseoyo 😉.

Spring Melody ✓ ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang