Hari berlalu, aku sudah menghabiskan lebih dari 120 jam bernapas di Korea. Jika di Indonesia aku sangat menyukai weekend tapi di sini sepertinya aku akan mati bosan. Ri El pulang keke rumahnya, Kevin masih dengan tugasnya di Paju. Ini weekend pertamaku di Korea, biasanya aku akan mendengar omelan Ibuku, bertengkar dengan adik laki-lakiku, menggoda adik bungsuku, tapi di sini aku hanya sendiri dan parahnya aku belum terlalu tahu jalan hingga tidak bisa pergi terlalu jauh.
Tuing ...
Satu suara dari ponselku memecah sepi yang menyelimutiku.
Mura
09.30
Pagi!!!!Mura adalah panggilan kesayanganku untuk Arum sahabat tunggal dari SMA dan kini dia aku tinggal sendiri aku yakin dia merasa kesepian sama dengan diriku saat ini.
Aku langsung menekan tombol untuk video call, jujur aku merindukan dia, kamu terbiasa bersama jadi terasa aneh saat tiba-tiba tidak melihat dia untuk waktu lama.Aku mencobanya beberapa kali tapi dia selalu menolak, tanpa aku bertanya alasannya aku tau. Ini pasti karena paket datanya yang sedang sekarat, jadi aku putuskan untuk menelpon saja.
“Rum ... Arum ... Mura ...,” teriakku begitu dia mengangkat panggilan dariku.
“Budek kupingku Dy,” sautnya dengan suara yang terdengar parau.
Ada dua kemungkinan suaranya begitu, dia baru bangun tidur dan kemungkinan kedua dia hanya menangis, tapi yang paling mungkin adalah pilihan pertama karena meski di sini sudah jam sembilan lewat, di Indonesia masih jam tujuh-an.
“Baru bangun ya?” tanyaku
“Aku belum tidur Dy,” jawabnya dan sekarang aku mendengar isakkannya tangisnya.
“Rum kamu nangis?” tanyaku.
“Jaehyun pengang tangan cewek pas fansining...,” jawabnya yang di lanjutkan dengan isakkan berkepanjangan hingga nyaris 15 menit dia tak bersuara hanya menangis.
Ada rasa bersalah yang merayap dalam hatiku, dia hanya melihat orang tak di kenal berpegang tangan dengan Jaehyun dia menangis seolah kekasihnya diambil orang. Bagaimana jika dia tahu jika aku diam-diam bertemu dengan orang yang selalu dia sebut sebagai kekasih masa depannya? Haruskah aku jujur dengan Arum jika aku bertemu dengan Jaehyun?
“Rum, aku mau jujur sebenarnya aku kemarin juga beberapa kali ketemu Jaehyun,” ucapku sedikit hati-hati.
“Dy, kemarin aku juga ketemu Taeyong tapi dalam mimpi. Kami bahkan ciuman,” sautnya.
Sepertinya Arum tidak mempercayaiku, baiklah mungkin lebih baik begini. Lagi pula aku dan Jaehyun hanya berteman dan semua akan berakhir saat aku kembali ke Indonesia.
“Dy, udah dulu ya aku mau tidur, dari semalam nangis dan sekarang aku mau tidur.”
“Ehm. Tidur sana sebelum kamu berubah jadi kalong.”
Dia terkekeh, “iya ... iya! Kamu baik-baik di sana, kalau pulang jangan lupa bawa bunga sakura dan oppa ganteng kalau bisa.”
“Ntar aku bawain bunga sakura sama pohonnya.”
“Bye Ody!”
Seperti biasanya dia akan memutus sambungan telepon terlebih dahulu, karena kata dia itu sebagai langkah penghematan kuota.
**Aku semakin bosan, aku yang malas bahkan sudah merapikan lemari, mencuci dan menyetrika tapi semua tidak cukup mengusir rasa bosanku. Ingin rasanya aku berjalan-jalan keluar tapi aku takut tersesat. Andai saja ada Kevin pasti aku tidak akan merasa sebosan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Melody ✓ ( END)
Fanfiction#DreamSeries Series Pertama! Orang bilang aku beruntung, tapi bagiku ini adalah hasil kerja keras, namun saat takdir membawaku padamu aku akui aku beruntung dan harga untuk ke beruntungku adalah hatiku. **** "Kamu bintang dan aku tahu tempatmu di...