14

1.3K 183 4
                                    

Aku sudah melewati banyak hari sejak hari itu. Tidak terasa sudah setengah bulan aku menghirup udara yang sama dengan orang-orang Korea yang biasanya hanya aku lihat di drama dan dari balik layar kaca.

Aish ... Sebenarnya apa yang sedang aku bicarakan? Jangan bertanya karena aku juga sedang bingung! Bingung dengan yang aku rasa saat ini.

Sejak hari itu, aku tidak mendapat pesan lagi dari Jaehyun. Harusnya aku senang karena aku bisa merasa lebih lega, tapi setiap saat aku justru menunggu kabar darinya seperti orang bodoh.

Ya aku bodoh memang, aku tidak harusnya merasa begini, lagi pula aku masih bisa mendapat kabarnya dari sosial media seperti yang dulu aku lakukan.

Dia baik-baik saja, dan saat ini berada di Jepang, apalagi yang harus aku khawatirkan?

Mungkinkah aku khawatir jika dia benar-benar tidak akan pernah menghubungiku, mungkin itu kekhawatiranku sebenarnya.

"Woi ...! Sudah berapa kali jangan melamun apalagi di tempat sepi!"

Dia cukup mengagetkanku, dan dia memang selalu mengagetkanku.

"Apaan sih Vin," ujarku datar karena aku memang sedang malas untuk menanggapinya.

"Yee ... Ngambek dia! Kamu kenapa sih?" tanya Kevin.

"Tidak apa-apa, aku baik-baik saja," jawabku.

Ya aku baik-baik tidak ada alasan untukku tidak baik-baik saja, namun mengapa hatiku berkata lain?

"Dy, kan aku pernah bilan ke kamu, kalau ada yang menganggu pikiran kamu, atau kamu merasa sulit, kamu bisa berbagi padaku," ujar Kevin dengan tatapan hangat khas miliknya.

Aku menghembuskan napas, membuang sedikit beban yang terasa menumpuk di dadaku.

"Aku hanya sedang bingung?"

"Kenapa?"

"Hanya saja ...."

"Ceritakan padaku, aku akan mendengarkan."

"Vin, jika kita menginginkan bintang bersama kita apa yang harus kita lakukan?"

Kevin menatapku tak percaya, ok mungkin pertanyaanku sedikit terdengar tidak masuk akal tapi itu hanya kata kiasan.

"Sudahlah lupakan," ujarku.

"Dy, tidak adalah untuk bersama bintang, tapi jika kamu ingin kamu bisa terbang keluar angkasa tapi dengan satu syarat kamu tidak boleh memiliki keinginan untuk menjadi lebih dekat apalagi memiliki," ujar Kevin panjang lebar.

"Bagaimana jika aku menjadi serakah, ingin lebih dekat, kemudian ingin memiliki?"

"Ada dua kemungkinan, satu kamu akan terluka, atau bintang itu yang akan terjatuh dan menjadi serpihan debu."

Beban di dadaku terasa semakin berat, satu sisi aku ingin menjadi lebih dekat dengan dia, karena ini mungkin menjadi mimpi terindah semua fangril, tapi di sisi lain aku tidak ingin terluka apalagi melihat dia jatuh.

Aku terkejut dengan Kevin yang merangkul dan merikku lebih dekat dengannya,  "Jangan banyak berpikir yang macam-macam, ingat tujuan utama kamu itu belajar sastra Korea, bukan belajar geografi jadi jangan mikirin bintang-bintangan."

Dia lalu tertawa, ya ini adalah Kevin yang sesungguhnya dia selalu bercanda, namun sepertinya yang aku katakan jika Kevin tidak ada mungkin aku sudah kembali ke Indonesia, tapi karena ada dia aku merasa lebih baik.

****

Kevin mahasiswa semester akhir jadi dia semakin hari semakin sibuk. Aku juga sibuk, meski tugasku tidak sebanyak waktu Indonesia tetap saja tidak bisa aku katakan sedikit.

Saat ini aku sedang menyusuri bagian paling ujung dari perpustakaan untuk mencari bahan untuk tugasku. Tempat ini adalah tempat ketiga kalinya aku bertemu dengan dia.

Akh aku kembali teringat padanya, Melody ayo kita kembali ke tujuan awal datang kesini.

Sebuah buku dengan ketebalan kurang lebih 500 halaman adalah yang ku pilih. Belum membacanya saja mataku sudah terasa berat.

Mataku memang tidak dapat di ajak kerja sama, semakin aku membuka lembaran demi lembaran semakin berat beban yang ada di kelopak mataku.

***

Aku melakukan peregangan ringan, karena tubuhku terasa pegal setelah tertidur, ya aku tertidur entah berapa lama aku membuang waktu untuk berkelana ke alam mimpi.

" Sudah ku bilang jangan tidur di seberangan tempat."

Mendengar suara itu mataku yang masih sayup-sayup seketika melebar, dan langsung menangkap senyuman cerah dengan lesung pipi yang imut miliknya. Dia yang mengganggu pikiranku beberapa hari ini.

"Kenapa kau di sini?" tanyaku.

"Bukankah ini tempat umum!"

Sudah ku duga dia akan menjawab seperti itu, lain kali aku tak akan bertanya seperti itu lagi.

"Bukankah kau dan grupmu masih di Jepang?"

"Kami pulang tadi malam, fans macam apa yang tidak tahu berita dari idola sendiri!"

"Belakang ini aku banyak tugas jadi tidak begitu update berita."

Dia manggut-manggut seolah mengerti dengan alasanku, namun dari senyumannya aku tahu, jika dia mengatakan 'semua hanya alasanku saja' dalam hatinya. Ok ini hanua dugaanku.

"Kenapa tidak mengirimiku pesan, setelah menelponku lalu kau tidak pernah mengirimiku pesan lagi!"

"Aku pikir kau sibuk, lagi pula kau juga tidak memberiku kabar!"

"Jadi kau menunggu kabar dariku?" tanyanya menggodaku.

"Tentu saja, bahkan sebelum kita bertemu aku selalu mencari kabar tentangmu, Taeyong oppa dan member lain!"

Wajah cerahnya seketika menguap saat mendengar jawabanku, apa bingung dimana letak salah dari ucapanku.

"Aku tahu, kau melakukan sama dengan fans lainnya tapi tidak bisakah kau hanya mencari berita tentangku!"

"Memangnya kenapa?"

"Aku cemburu!"

Jantungku melompat, aku bahkan tak percaya dengan yang aku dengar baru saja, apa ini nyata atau saat ini aku masih tertidur dan sedang bermimipi.

-ooOoo-
TBC
 

Maaf aku ingkar janji buat update tiap hari, karena belakangan ini aku banyak kerjaan, di tambah lagi kakak2 dari cerita ini juga perlu di update.

Vote and coment juseoyo 😉

Salam cinta dari lembaran Irene RedVelvet 😂✌

Spring Melody ✓ ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang