20

1.3K 157 19
                                        

Ps. Kalau part ini nggak sampai TBC tolong bilang ya soalnya dari tadi mau publish gagal terus. Biasanya suka kepotong. Makasih 😘😘

Happy reading .

Kenapa takdir begitu kejam padaku?

Aku selalu bertanya itu belakang ini. Mungkin kalian akan mengatakan jika aku tidak bersyukur dengan keberuntungan yang di idamkan oleh semua fangirls yang ada di dunia. Bertemu dengan idolanya, menjadi lebih dekat, lalu jatuh cinta.

Jika aku membaca dari cerita-cerita yang membawaku pada khayalan tingkat dewa, semua itu terasa begitu menyenangkan, tapi mengapa saat ini menjadi nyata justru begitu menyakitkan.

Karena semua tidak seindah yang selalu aku banyangkan.

Aku lebih dari tahu semua yang terjadi padaku adalah hasil dari keserakahanku yang ingin menjadi dekat dengannya. Meski aku tahu hal ini akan terjadi tapi aku tetap melakukannya.

"Melody ada yang mencarimu," ujar Ri El yang sedikit mengalihkan aku dari pemikiran yang sangat rumit.

"Siapa?" tanyaku.

"Tidak tahu, dia menungumu di pintu masuk."

"Akh baiklah aku akan kesana."

Siapa yang mencariku? Kevin? Tidak mungkin jika dia, Ri El pasti mengenalnya. Apa mungkin Jaehyun? Itu lebih mustahil lagi karena Jaehyun tidak mungkin senekat itu. Lalu siapa yang mencariku.

"Nona Melody?" tanya lelaki mungkin sekitar 35 tahunan.

"Iya saya Melody, anda siapa?"

"Aku Kim Hyun menejer NCT."

Aku mengingat adegan ini di salah satu fanfiction di mana gadis biasa yang ketahuan berkencan dengan idol maka sang meneger akan datang, memberinya sejumlah uang atau memberi ancaman agar gadis itu menjauh. Pertanyaannya, apa hal ini juga akan terjadi padaku.

"Melody-sshi ...."

"Akh ya, ada apa Anda mencari saya Meneger-nim?"

"Bisa kita bicara sebentar?"

Sepertinya hal yang kuceritakan tadi akan benar terjadi padaku kali ini.

***

Aku dan meneger itu pergi ke kafe yang lumayan sepi di dekat kampusku. Kami duduk berhadapan namun hanya suara yang tercipta dari tegukkan minuman yang terdengar diantara kami.

Hingga setengah jam berlalu dalam kebisuan.

"Anda bilang ingin bicara, bicara saja," ujarku mengakhiri kebisuan diantara kami.

"Saya sebenarnya tidak berhak mengatakan ini, tapi saya harus melakukannya demi kebaikan kita semua," ujarnya sambil menyerahkan beberapa foto pada kami.

Gambar dari foto-foto itu sungguh di luar dugaanku, itu adalah foto Jaehyun saat memelukku kemarin dan juga kebersamaanku dengan Jaehyun selama beberapa bulan ini.

"Kamu terkejut?"

Aku diam, tanpa kukatakan dia pasti dapat menebak betapa terkejutnya aku.

"Kamu seorang pengemar bukan, harusnya kamu lebih dari tahu jika seorang idol itu hampir tak punya ruang bergerak untuk dirinya sendiri, bahkan gelas yang sedang kita pegang, kursi dan juga meja ikut mengawasi mereka," ujarnya panjang lebar yang aku akui itu semua benar.

"Choseonghaminda," ucapku.

"Jangan meminta maaf, kamu tidak bersalah."

Aku menghels napas panjang, meski terasa begitu sesak aku menguatkan hatiku.

Spring Melody ✓ ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang