"Anda telat satu jam, Jeon Daepyo-nim."
Namjoon menggiringnya ke ruang meeting. Resepsionis yang sedang bersama Yeobin menyapanya, lantas Jungkook membalasnya dengan tersenyum. Namjoon mensejajari langkahnya buat berbisik, "kau belum pernah bertemu anak magang yang akan berpresentasi ini, kan?"
"Ahn Soohe?" Jungkook menyetop langkah, menghadap Namjoon. "Kau mau bilang kalau bodinya aduhai seksi sekali, kan? Kau sudah membicarakannya lebih dari lima kali, Manajer Kim." Jungkook lantas teringat sesuatu. "Margamu Kim, ya? Ah, menyebalkan sekali. Dalam beberapa momen aku harus memanggilmu Manajer Kim. Kim. Kim Taehyung? Kim Seokjin? Kim Yoongi?"
Namjoon kembali mengikuti langkah Jungkook. "Min Yoongi. Marganya Min. Omong-omong, kau baik-baik saja?" Jungkook tak menyahut sebab ia telah masuk ke dalam ruang meeting. Namjoon cuma tertawa. "Paling Hyoji membuatnya cemburu, makanya dia sampai telat satu jam."
Sebelum meeting dimulai, Jungkook berpidato sejenak dan menyampaikan alasan keterlambatannya. Well, karena meeting kali ini khusus untuk membahas apa yang akan dipresentasikan anak magang, maka Jungkook memberi isyarat melalui tatapannya.
"Ahn Sohee."
"Ya, Daepyo-nim."
Bulu kuduknya meremang. Suaranya begitu lembut dan terkesan manja. Sejak pertama masuk, ia memang tak begitu memusatkan atensi padanya, tetapi kali ini rasanya ia mulai mengakui perihal kemolekan tubuh dan kecantikan parasnya. Jungkook buru-buru fokus. "Ketua tim sudah bilang padamu kalau waktunya hanya tiga puluh menit? maka selesaikan semuanya dengan baik."
Jungkook mendudukkan diri setelah si gadis mengiyakan. Namjoon yang berada di sampingnya melirik dengan alis yang dimainkan naik-turun. Aku-tahu-kau-baru-saja-memujanya. Jungkook risi dengan tatapan Namjoon yang seolah membercandai. Maka ia mengancam pemuda tersebut melalui tatapannya. Aku-akan-membunuhmu-setelah-ini.
Gadis itu dengan senyum ranumnya membuka suara dan mulai mengintroduksi. Semua yang berada di ruang memusatkan atensinya untuk Ahn Sohee. Mereka telah memasang telinga dengan baik. Mulanya berjalan dengan lancar, Jungkook beberapa kali menyela dan memberinya pertanyaan saat beberapa poin penting telah disampaikan. Tetapi tidak kali ini, fokus Jungkook telah berbeda. Ia terkesima dengan caranya berbicara, menyelipkan rambut ke belakang telinga, juga-sial! Buah dadanya sebundar semangka (walaupun Jungkook yakin isinya tidak alami) mengetat seakan hendak menyembul keluar dari wadah dan merobek rajut yang ia kenakan.
Kendati sibuk terkesima dan menerka-nerka keelokan bagian tubuh lain, Hyoji mendadak tiba dalam pikirannya. Rona merahnya, desahan lirihnya, kesabarannya, tingkahnya ketika merajuk dan-Jungkook segera meminum air mineral di atas meja. Atmosfernya mendadak panas, ia bahkan mengibaskan kemejanya dan mengembuskan napas lirih.
"Kenapa? Sakit?" Suara Namjoon mengusik fokus. Membuat presentasi terhenti dan karyawannya mengalihkan atensi pada sang CEO yang telah berkeringat.
"Tidak. Hanya agak gerah." Jungkook tersenyum masam dan kembali menatap Sohee yang menatapnya cemas. "Lanjutkan, Sohee."
"Daepyo-nim sungguh baik-baik saja?" Sohee memastikan. Vokalnya kembali menggelitik telinga dan bikin salah tingkah.
Jungkook memberinya senyum hangat dan kembali menyuruhnya untuk melakukan presentasi. Ia kembali fokus pada Sohee dan tersenyum jika si gadis menatapnya dengan lembut. Jungkook nyaris hilang kendali andai bayang istrinya tak kembali mengganggu isi kepala. Jantungnya berdesir sewaktu teringat tingkah lucu istrinya yang selalu menghindar agar ia tak menggodanya dan membuat dadanya sama-sama berdetak kencang. Lagi, Jungkook terburu-buru meminum banyak air supaya ia tak kehilangan fokus.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑰𝒏𝒏𝒆𝒓𝒎𝒐𝒔𝒕
Fanfiction(Sudah Diterbitkan) Note: karena restock fanbook habis, untuk pembelian versi pdf bisa DM di ig *pluveejey --- Sejak awal, pernikahan mereka memang terasa bak terjerembab dalam lembah menyedihkan. Jeon Jungkook menikahi Shin Hyoji tanpa aba-aba yang...