4; Bathtub 17+

13.6K 1.3K 103
                                    

Dibuat cepat saja, sebab Hyoji tak kuasa berpura menceritakan ritual pernikahannya. Meski hanya melewati setengah hari, ia lega sudah berada di ruang rias, bersama Saeyoung dan Seokjin yang menatapnya tak habis pikir. Hyoji tentu bukan psikopat yang usai nyaris membunuh seseorang kemudian berlagak merasa tidak bersalah, atau bahkan berakting menjadi korban. Gadis itu memang merasa bersalah seusainya, tetapi hasrat tak bisa ditahan dengan mudah. Ia perlu melakukan untuk melampiaskan semua rasa yang tak bisa diungkap dengan mudah.

"Kau benar-benar, ya? Tulang jempol kakinya sampai patah, tau!" Omel Saeyoung yang kelewat gemas melihat sahabatnya hanya tersenyum tipis menanggapi.

"Ada masalah apa? Kau hanya merasa terancam jika sudah begini. Ada masalah lain, Hyo?" Seokjin, yang memang selalu bisa membaca dirinya hanya dari tatapan mata.

Hyoji kini duduk dihimpit oleh keduanya. Alih-alih ingin mendengarkan cerita, si peran utama malah hanyut pada kejadian pagi tadi. Saat dirinya ditinggal berdua di ruang rias bersama Heo Yeobin, sekretaris Jungkook. Wanita itu memberikan earphone pada Hyoji, sementara ia mulai memutar sebuah rekaman suara.

"Aku tahu kalian belum saling mencintai. Jadi tidak masalah, kan, kalau aku memberimu satu tugas yang perlu kau pikirkan dengan baik. Barangkali kau tidak mau ikut hancur bersama Jungkook, yang berani sekali mencari masalah."

Hyoji stagnan di depan meja rias saat rungunya menangkap suara menjijikan. Bertemu tiga kali tidak membuatnya lupa dengan suara Jungkook. Mendadak pikirannya melayang pada malam gila yang tak bisa ia ingat sama sekali. Apa saat itu ia juga mendesah sekeras ini? Mungkin iya, makanya secara tidak sengaja mengundang paparazi.

"Ini terjadi saat malam sebelum hari pernikahan kalian tiba. Mantan kekasihnya datang setelah membuat hati Jungkook berdarah-darah. Sekarang kau mengerti, kan? Alasan Jungkook datang ke hotel bar dan bertemu denganmu?"

Hyoji melepas earphone, menatap Yeobin penuh selidik. "Lalu apa gunanya kau memberitahu hal ini padaku? Sama sekali tidak akan membuatku jadi berperasaan."

Tentu saja tidak, karena di malam yang sama, mungkin, mereka sama-sama bercumbu dengan cinta yang sesungguhnya, sebelum cinta itu hilang terhalang status sialan begini.

"Kau kan sudah menjadi istrinya, kau satu tingkat lebih berhak dari wanita mana pun untuk Jungkook. Atau kalau tidak, jaga Jungkook untuk calon anak kalian." Hyoji mengikuti arah mata Yeobin yang menatap perutnya.

Seharusnya Yeobin tidak sebodoh ini dalam menginginkan sesuatu. Atau Hyoji yang terlalu pintar melihat semua itu hanya dari bahasa tubuh dan perkataannya? Kan, dia jadi tersenyum miring, kelewat memesona.

"Kenapa kau tidak katakan inti dari semua ini? Maaf saja jika sekarang aku berada satu tingkat darimu sebagai wanita yang berhak atas Jungkook. Jadi kau menyuruhku agar menjaga Jungkook untukmu, karena dalam hal ini, sebenarnya kau yang sedang terbakar api cemburu. Begitu, benar?"

Pernah lihat seseorang yang ketahuan menguntit akun orang lain? Begitu rupa Yeobin sekarang, gugup, merah padam.

Jadi begitu awal mula otaknya mulai berpikir yang tidak-tidak sampai ia menyuruh Seokjin untuk membawakan barbel. Sebenarnya momen ini sangat pas. Jungkook menyusul ke fitting room usai acara pernikahan mereka selesai, hanya untuk mengoceh karena gaun Hyoji yang besar membuat ia kesusahan berjalan beriringan. Padahal, semua ini ibunya yang meminta. Jadi dengan lagak sok tersinggung, Hyoji berdiri dan menekan heels-nya di atas jempol kaki Jungkook. Oh, dia ingat sekali pekikan Jungkook yang kesakitan meminta ampun tapi mulutnya tak berhenti mengutuk Hyoji. Mungkin otak Jungkook tidak berfungsi, saat ia mengutuk Hyoji menjadi macam-macam, wanita itu menekannya semakin keras dan puas.

Tadinya ia berpikir untuk menimpa barbel yang ia minta dari Seokjin di atas kaki Jungkook, tapi Hyoji tidak kuat mengangkat beban itu.
Ibunya dan teman-teman yang tidak ia kenal datang. Hyoji berpura-pura histeris saat melihat kaki Jungkook sudah biru lebam membengkak. Dengan alibi, "Jungkook itu idiot atau bagaimana, dia melempar barbel seperti bola, lalu menimpa kakinya."

𝑰𝒏𝒏𝒆𝒓𝒎𝒐𝒔𝒕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang