"Arang ini langka, babe."
"Dia ini yang nunduknya paling rendah-tapi kalo udah diajak mesum nanggepnya paling tinggi!" tandas saya antusias.
"Ini anak dari oroknya aja udah sering bikin masalah babe. Kamu tau ateu Liz khan?" tanya saya ke Essa.
"Siapa itu ateu Liz?" tanya Essa singkat.
"Ibunya Arang... Bibiku juga..." jelas saya lagi.
"Iya, ateu Liz sering cerita sama aku-Arang itu kalo abis main sama aku, entah itu main ke Sumoo, Ru****, Ale***, dia bakal mati²an nutup mulutnya, dia gak mau daddy nya tau kalau dia abis main sama aku,"
"Ya iyalah dia nutup mulutnya... Hadeh.... orang diajak maen nya ke Sumoo... aduh sayang, kamu suka ngaco dehh, itu sih judulnya kamu yang kriminil..." protes Essa sebel.
"Hahahahaha, cool yeah?" lagak saya jayus.
"Nope, not cool," jawab Essa lagi, ternyata dia beda pendapat ama saya, ahahahaha..
"Ini anak level berjuang dalam hidupnya gak bisa aku remehin,"
"Aku udah kaya akangnya yang bego aja kalo dia udah mulai ngomong begini: ang, kita ini lebih beruntung dibandingkan dengan yang tinggal di kolong jembatan itu. Arang pernah jadi loper koran, biar bisa bayar uang sekolahan, beda sama ang Maddie."
"Sedih aku disitu."
"Dan anak pinter dia itu sebenernya babe, sayang, keluarganya sering ngalamin hal² pait, mau aku bantu, tapi kepala keluarganya alias daddy nya itu sudah nyatain dari awal kalau beliau memang nggak suka sama keluargaku, dan ya oom Azimat itu, (papanya Arang, nama disamarkan) juga jadi enggak suka sama aku,"
"Dan yahhh... begitulah," keluh saya lagi.
"But I don't know somehow... i see yourself, didalam diri si Arang itu," kata saya lagi.
"Bijaknya.., tengilnya.., hahaha."
....
Sempet hening beberapa detik, kini hanya terdengar lagu little girl blue nya mbak Diana Krall mengalun lembut menemani kami bedua, wah tumben ini radio lagi waras-biasanya cuma nyetel jazz kacangan sampe listeners nya mabok.
. . . .
Lalu saya lanjut ngobrol lagi, "Arang, he accepts me, he befriended me, eventho i am a scum-pigs, a womanizer... yeah, a veteran," (veteran= mantan pelaku) - Ya jadi saya ngomong kalau Arang itu orangnya nerima banget, gimanapun kekurangan saya sebagai o'om nya...
"I agree to call you a veteran, honey, ga usah dilanjut lagi ya jadi PK nya, kan udah ada aku," ucap Essa sama saya-glek, ucapannya bikin saya nelen ludah saya sendiri.
"Okay... a nitelife impresarios, which he is not like me at all... he's a good boy, he stills get along good with me," keluh saya jujur kepada Essa.
"Not so many people wants to befriend a person who owns a brothel, a sinful places and live his life from it's money...," lirih saya merasa agak malu, even sama istri saya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Seorang Womanizer (PK) - On Going
Romance"Ahah, ahah, ayooo." "Ah! ah, Maddie....." "Ah........ ayoo.." "Bzzh, lanjut dong!" Lanjut disitu adalah kenangan saat Maddie sedang making love dengan seorang wanita yang janjinya nggak bakal making love sebelum dia menikmati malam pertama dengan s...